Paus Fransiskus Meninggal Dunia

Admin
UTC
9 kali dilihat
0 kali dibagikan

Now, on the passing of the Pope, and a sad Easter in Jerusalem...

All you need to know.
Belakangan ini bisa jadi hari yang bikin mixed feelings buat umat Kristiani, karena cuma selang satu hari setelah perayaan Paskah, pemimpin Katholik seluruh dunia, Paus Fransiskus menghembuskan napas terakhirnya. Yep, Sri Paus meninggal pada pukul 07.35 waktu Roma dalam usia 88 tahun.

:( Thoughts and prayers...

Jadi guys, Paus Fransiskus meninggal karena penyakit saluran pernapasan yang dideritanya. Yep,  emang sejak usia 20 tahun, Paus yang dulunya bernama Jorge Mario Bergoglio pernah menjalani operasi di negara asalnya Argentina untuk mengangkat sebagian paru-parunya yang kena infeksi pernapasan parah. Sejak saat itu, Sri Paus emang kerap mengalami penyakit pernapasan. Memasuki tahun 2025, Sri Paus beberapa kali masuk rumah sakit karena menderita bronkitis hingga pneumonia. 

Terus-terus...

Terus kemarin, Camerlengo Vatikan aka Kepala Rumahtangga Negara Vatikan yang bernama Kardinal Kevin Farrell mengumumkan berita tentang berpulangnya Sri Paus. In his words: "Pukul 7.35 pagi ini, Uskup Roma, Paus Fransiskus, kembali ke rumah Bapa. Seluruh hidupnya didedikasikan untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya. Dengan rasa syukur yang besar atas teladannya sebagai murid sejati Tuhan Yesus, kami menyerahkan jiwa Paus Fransiskus kepada kasih Tuhan yang tak terbatas dan penuh belas kasihan.”

:(

Dalam penampilan publik terakhirnya, yakni satu hari sebelum meninggal, Paus Fransiskus menyerukan gencatan senjata di Gaza, pembebasan para sandera, dan agar penderitaan dan kelaparan yang terjadi di Gaza segera berakhir. Beliau juga bilang bahwa dirinya bisa sangat memahami penderitaan yang dialami warga Israel dan Palestina. 

Speaking of Palestine...

Nah kamu harus tahu guys, bahwa perayaan Paskah yang harusnya berlangsung khusyuk di Yerusalem, Palestina justru diwarnai kekerasan. Hal ini karena pada Sabtu (19/4), otoritas Israel memblokir akses masuk dan menyerang ribuan umat Kristen Palestina yang mengunjungi Gereja Makam Suci di Yerusalem buat merayakan Sabtu Suci.

Ga abis-abis lu Israhell...
Yes, jadi selama perayaan Paskah di Kota Tua Yerusalem, umat Kristen Palestina bentrok dengan polisi Israel yang menjadikan tempat sucinya seolah-olah jadi zona militer. Jadi pada perayaan Paskah itu, umat Kristiani yang datang ke Gereja Makam Suci malah dibikin antre berjam-jam demi bisa menghadiri upacara Api Kudus pada Sabtu Paskah (19/4). Ga cuma ngantri lama, polisi Israel juga membatasi akses buat masuk, membuat barikade, dan bikin jemaat yang jumlahnya ribuan cuma bisa masuk lewat satu gerbang.

Maksudnya?

Ya, beneran warga Palestina yang Kristen dibatasin banget guys aksesnya ke Yerusalem. Menurut keterangan anggota Pemuka Katolik Arab, Rafi Gattas, untuk masuk ke Yerusalem, umat Kristen dari Tepi Barat (yang merupakan satu dari dua wilayah Palestina yang tersisa selain Gaza) harus menunggu sekitar 4-5 jam di Gerbang Baru. Padahal sebelumnya, pihak Israel mengklaim udah ngeluarin 6.000 izin buat para peziarah Kristen yang datang dari Tepi Barat, tapi faktanya bus-bus yang ditumpangi jemaat tadi malah diblokir di perbatasan meski udah ada izinnya. Jadinya, hanya sekitar 500 orang saja yang diizinkan buat masuk.

Sakjiw u Israel....
Yes. Menurut kantor berita Palestina Wafa, Polisi Israel emang sengaja mendirikan pos pemeriksaan militer di jalan menuju ke gereja di Kota Tua. Di pos-pos itu, mereka akan memeriksa identitas dan menolak ribuan orang Kristen yang dateng dari West Bank. Menurut sumber gereja, hanya ada 6.000 izin yang dikeluarkan buat umat Kristen Palestina dari Tepi Barat untuk tahun ini. Padahal, komunitasnya berjumlah sekitar 50.000 orang dan tersebar di seluruh wilayah Palestina. Nggak sampai di situ, otoritas Israel juga menolak masuknya Delegasi Apostolik dan Duta Besar Vatikan untuk Palestina, Uskup Agung Adolfo Tito Yllana buat berkunjung ke Gereja Makam Suci, lokasi yang diyakini sebagai tempat penyaliban dan kebangkitan Yesus.

Jahatnya nggak udah-udah...
Yes. Makanya tindakan Israel ini dikecam keras sama Ketua Komite Presiden Tinggi untuk Urusan Gereja di Palestina, Ramzi Khouri. Selain itu, larangan masuk Duta Besar Vatikan untuk Palestina ke Yerusalem juga merupakan pelanggaran protokol diplomatik dan konvensi internasional. Seminggu sebelumnya, para jemaat dari Tepi Barat yang akan memperingati Minggu Palma juga dilarang masuk ke Yerusalem. Bahkan ada ribuan orang yang dilarang berkunjung ke tempat-tempat suci yang ada di Yerusalem pada Jumat Agung.

Apa kata pihak Gereja?
Jadi, emang bener Israel nggak kasih izin masuk buat warga Kristiani Palestina di West Bank, gaes. Menurut keterangan jubir Gereja Ortodoks Yunani di Yerusalem Pastor Issa Musleh, pembatasan Israel yang diberlakuin ke umat Kristen Palestina selama Pekan Suci sama kayak yang diberlakukan ke umat Muslim selama Ramadan juga Idul Fitri. Lebih jauh, para pemimpin Kristen juga udah memutuskan membatasi ibadah dan perayaan di gereja-gereja sebagai bentuk protes atas berlangsungnya aksi genosida di Gaza.

Terus apa statement Israel soal ini?
Merespons kritikan ini, pihak kepolisian Israel hanya mengatakan sudah mengerahkan ratusan petugas tambahan di Kota Tua. Mereka ngeles dengan bilang bahwa semua pembatasan itu dilakukan buat mastiin keselamatan dan keamanan para pengunjung yang berpartisipasi dalam ibadah Paskah. Tindakan menghalang-halangi umat untuk beribadah itu juga dianggap Israel sebagai tindakan pengendalian massa yang diterapkan di sekitar Gereja Makam Suci juga area yang ada di sekitar Kota Tua Yerusalem.

Cape banget. Anything else?
Bukan kamu doang guys yang capek. Balik lagi ke Paus Fransiskus, kamu harus tahu bahwa pada masa hidupnya, beliau bisa dibilang vokal dalam menyerukan perdamaian di Gaza. Pada Desember tahun lalu, Israel sampe memanggil Duta Besar Vatikan di Tel Aviv, namanya Archbishop Adolfo Tito Yllana untuk menyampaikan keberatan mereka atas statement Paus Fransiskus terkait Gaza. Waktu itu beliau bilang bahwa Israel udah melakukan tindakan pembunuhan sadis dengan menarget sekolah dan rumah sakit. "This is cruelty, not war," gitu kata beliau. 

RIP, Sri Paus...

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.