Who's finally joined "Yang Tambang-Tambang Aja?" Group?
PP Muhammadiyah.
Satu lagi ormas keagamaan yang “say yes” mau mengelola tambang. It’s none other than…. Muhammadiyah. Iya, kemaren banget nih, ormas Islam tertua di Indonesia itu memutuskan: “Ok let’s do this. Ayo ngurusin tambang." Lantas, apa pertimbangan di balik keputusan ini ya? Terus, tambang kayak gimana yang bakal dikasih ke mereka? Scroll down to find out!
Tell. Me. Everything.
Sure. To give you a better context, beberapa waktu lalu kan heboh banget Presiden Jokowi ngeluarin Peraturan Pemerintah yang intinya: Ngebolehin ormas keagamaan buat mengelola usaha tambang di Indonesia. Dari sini, ada ormas keagamaan yang ogah, ada juga yang, “Boleh juga nih." Kali ini kita mau bahas yang circle boljug ini, guys. Setelah sebelumnya ada Nahdlatul Ulama, kemaren banget nih, ormas Islam satu lagi, which is Muhammadiyah, sepakat nyusul NU mengiyakan tawaran Pak Jokowi mengelola tambang.
Wait. Muhammadiyah sepakat sama NU?
We know, we know. Rare condition banget bukan? Cara pandang kedua organisasi ini most of the time emang rada beda, guys. Se-simple waktu salat Subuh, umat NU baca doa qunut, kalau Muhammadiyah enggak.. Eh tapi sekarang mereka akhirnya satu suara nih, untuk sama-sama menerima izin mengelola tambang dari pemerintah. Adapun dari pov NU, Ketua Pengurus Besar NU, Yaqut Cholil Staquf Juni kemaren menyebut pihaknya butuh tambang ini sebagai sumber pendapatan mereka, guys. Ya buat operasional organisasi lah.
Kalau Muhammadiyah?
Nah kalau Muihammadiyah, kamu harus tahu bahwa sejak PP ini rame kemaren, Muhammadiyah tuh maju mundur gitu lo, “Terima nggak ya." In that sense, disampaikan oleh Sekretaris Umum mereka Abdul Mu’ti, pihaknya dari kemaren tuh mengkaji dan minta masukan sana-sini, guys. Pokoknya dari ahli tambang, ahli hukum, ahli lingkungan hidup. semua mereka dengerin. Sampai decide untuk ambil tuh kan. Ada beberapa pertimbangan sih di sini. In a nutshell, Prof. Mu’ti bilang ini tuh bagian dari dakwah, guys.
Dakwah???
Yep. You heard it right. Dalam keterangannya kemaren, Prof. Mu’ti bilang, "Sejak 2015 lalu, Muhammadiyah tuh udah commit mau memperkuat dakwahnya di bidang ekonomi," guys. Bahkan di tahun 2017, ormas ini bahkan udah punya guideline buat nge-build Badan Usaha Milik Muhammadiyah aka BUMM. Iya, mereka tuh udah memperkuat dakwah dengan melebarkan sayap bikin bisnis di berbagai industri. Kayak jasa, pariwisata, dll. Sekarang, ya tambang.
Tambang nggak bisa disamain dengan industri lain nggak sih?
Correct. Secara, tambang tuh most likely akan ngerusak lingkungan kan ya. Menyikapi hal ini, Ketua Majelis Lingkungan Hidup Muhammadiyah, Azrul Tanjung bilang justru mereka bakal melakukan transisi energi sambil tetap ngerjain tambang. In his words, gini nih Pak Azrul bilangnya: “Jadi kita harus bekerja keras, menemukan teknologi-teknologi baru, sehingga sekian puluh tahun ke depan, kita tidak lagi tergantung kepada batu bara."
……
Jadi ya intinya gitu, guys. Sekarang pertanyaannya: Lahan tambang kayak apa yang bakal diterima Muhammadiyah ya? Secara, kalau ngikutin aturannya kan, jatah buat ormas keagamaan ini kan yang bekas gitu ya. Nah, disampaikan oleh Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, pemerintah bakal kasih yang paling bagus buat Muhammadiyah. Belom tahu sih lokasinya di mana, Wakil Menteri Investasi, Yulio bilang pemerintah bakal konsolidasi dulu sama Badan Geologi mana yang kandungannya paling bagus. Baru di situ disampaikan ke Muhammadiyah supaya bisa dipilih. Gitchu dehhh..
I see. Anything else I should know?
Well, intinya sekarang Muhammadiyah sama NU lagi mau punya kerjaan baru which is.. ngurusin tambang. Despite apa pun keputusannya, a bird told us that warga Muhammadiyah tuh sebenarnya ada banget yang nggak terima organisasi mereka ngurusin tambang, gengs. Iya, contohnya kayak Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik Muhammadiyah. Mereka bilang bahwa sikap ini bakal berpotensi bikin yang namanya “risywah politik”, guys. Meaning dalam lima tahun ke depan, nggak ada lagi suara kritis dari dalam organisasinya terkait kebijakan pemerintah.
I think I’ve seen this film before…..