Menuju Akhir Pilkada 2024

Admin
UTC
14 kali dilihat
0 kali dibagikan

When one phase has finally completed....

On Pilkada 2024

Yoi. Pencarian kepala daerah baru untuk 37 provinsi di Indonesia semakin mendekat ke ujungnya nih, guys. Hal ini karena over the weekend kemarin, Komisi Pemilihan Umum di sejumlah daerah mulai melakukan rekapitulasi suara di provinsi masing-masing. Ada yang masih on going, ada juga yang udah kelar. Di Jakarta sendiri, prosesnya udah kelar kemaren, guys, Minggu (8/12). As expected, paslon Pramono Anung-Rano Karno dinyatakan menang dalam Pilkada Jakarta dengan perolehan 50,07% suara. Cuma ya ada lah drama-drama. Sampe saksinya RK-Suswono walk out masa!


Tell. Me. Everything. 

You got it. Jadi guys, setelah kita semua nyoblos tanggal 27 November lalu, kita sebagai rakyat tuh kan masih harap-harap cemas ya “Yang gue coblos menang ga nih?” Well, ada sih hasil quick count dari berbagai lembaga survei. Di mana kalau di Jakarta sendiri, enam lembaga survei menyatakan paslon nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno unggul dengan perolehan suara lebih dari 50%. Sementara real count versi KPU, dari awal mereka udah bilang nggak ada quick count, guys, adanya real count berjenjang dari kecamatan, terus lanjut ke kabupaten/kota, sampai dilaporkan ke provinsi untuk disahkan hasilnya. Pengesahan itulah yang akhirnya digelar kemaren.


Gimme all the details….

Sure. For starters, kamu harus tahu bahwa sejak beberapa waktu lalu, seluruh kabupaten/kota di Jakarta tuh udah kelar menghitung perolehan suara di daerah mereka masing-masing ya. Mulai dari Kabupaten Kepulauan Seribu, sampai di kota-kota administrasi: Jaksel, Jakut, Jakbar, Jaktim, dan Jakpus. Semua perolehan suara ini dikumpul ke KPU DKI Jakarta, dan weekend kemaren nih, KPU Jakarta menggelar Rapat Pleno untuk mengesahkan perolehan suara itu, guys. KPU akhirnya mencatat Mas Pram-Bang Doel legit menang di seluruh kabupaten-kota di Jakarta.


WOW…. 

Literally 6-6-nya disapu bersih Mas Pram dan Bang Doel, gengs. Dari 44 kecamatan di Jakarta Raya ini, cuma ada dua kecamatan yang mereka kalah. Yaitu Cilincing di Jakarta Utara dan Pasar Rebo di Jakarta Timur, yang dimenangkan RK-Suswono. In that sense, secara spesifik begini nih perolehan suara tiga paslon:


1. Ridwan Kamil-Suswono: 1.718.160 suara (39,40%)

2. Dharma Pongrekun-Kun Wardana: 459.230 suara (10,53%)

3. Pramono Anung-Rano Karno: 2.183.239 suara (50,07%).


Ketua KPUD Jakarta, Wahyu Dinata mengesahkannya gini: "Dengan mengucap Bismillahirrahmannirrahim sertifikasi hasil rekapitulasi perolehan suara dari setiap kabupaten/kota dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKJ 2024 saya nyatakan sah."


Okay so Pram-Rano it is…..

Wait until you read about: Keterangan saksi RK-Suswono dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana. Iya, jadi sebelum hasil perolehan suara kemaren disahkan, Pak Wahyu selaku pimpinan rapat kan make sure sekali lagi ya “Udah bener belom nih itungannya? Udah yah, kita sahkan ya?” gitu kan. Terus, kalau ada keberatan yang mau disampaikan juga bisa diomongin kemaren. Dan di situlah uneg-uneg saksi dari dua paslon ini keluar, guys.


Apa katanya? 

Pertama, kita ke Dharma-Kun Wardana dulu ygy. Dalam keterangannya kemaren, saksi Dharma-Kun menyebut Pilkada Jakarta tahun ini tuh nggak legitimatif, guys. Soalnya, banyak banget suara yang nggak sah. For context, enam kabupaten/kota di Jakarta mencatat total ada 363.764 suara yang tidak sah ygy, sekitar 10% lah. Selain suara yang tidak sah, tim paslon 02 ini juga meng-highlight banyaknya warga Jakarta yang golput kemaren. Cuma 53% kan yang milih. That being said, jumlah suara yang direkap kemaren pun disebut nggak bisa mewakili rakyat Jakarta seutuhnya. Makanya saksi Dharma-Kun sampe nggak mau tuh ikutan tanda tangan hasil rekapitulasi suara.


Terus terus?

Nggak cuma saksi dari Dharma-Kun, saksi RK-Suswono pun punya concern yang mirip nih, guys. Disampaikan oleh tim hukum RIDO, Ramdan Alamsyah namanya, Pilkada Jakarta tuh banyak banget curangnya, dan terjadi di semua wilayah. Terus, udah dilaporin curang, respons Bawaslu tuh juga nggak gercep gitu lo. Diminta pemungutan suara ulang juga nggak di-acc. Makanya, tim RIDO sampe walk out kemaren, guys. Dan dengan hasil ini, RIDO pun confirm bakal menggugat ke Mahkamah Konstitusi aka MK.


Haduuuuu….

Lebih jauh soal gugat-menggugat ke MK nih, yang mau gugat tuh punya waktu sampe hari Rabu nanti buat submit gugatannya, guys. Jadi sekarang timnya RIDO lagi prepare nih berbagai materi gugatannya. Output yang diharapkan whether itu pemungutan suara ulang apa gimana “Lihat episode selanjutnya” katanya gitu. Meanwhile, KPU Jakarta be like: “Kami siap. Data dan dokumen semua lengkap. Sok aja mau gugat."


I believe Mas Pram-Bang Doel has a say…

Now, let’s hear it from: Ketua Tim Pemenangan Pramono-Rano, Cak Lontong. Dalam keterangannya kemaren, Cak Lontong bilang hasil 50,07% yang diraih ini adalah kemenangan warga Jakarta, guys. Kemenangan kita semua, katanya. Dan fix beneran satu putaran banget. Secara, kalau di aturan aja menang satu putaran tuh 50% + 1 suara, Mas Pram-Bang Doel meraih 50% + 2.925 suara.


Rill satu putaran yahhh….

Yoi. Nggak peduli tim sebelah ada yang walk out, atau nggak mau tanda tangan hasil rekap, Cak Lontong bilang kemenangan mereka tetap sah. Cak Lontong bahkan masih sempat nge-joke, “Mereka walk out mungkin takut kalau keluar barengan terlalu berdesakan,” wkwkwkwk. Mau digugat ke MK, Cak Lontong juga bilang tim hukum mereka siap, guys. Jadi ya gitu. Secara hasil di KPU sekarang Mas Pram-Bang Doel yang menang ygy. Ntar begitu digugat ke MK, berproses di sana, sampai akhirnya keluar vonis putusan, disitulah KPU bisa memutuskan paslon mana yang jadi Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta terpilih.


Anything else? 

Anyways, kamu harus tahu bahwa dalam Pilkada Serentak 27 November lalu, ada petugas TPS atau KPPS yang meninggal dunia dalam menjalankan tugas. Ketua KPU Mohammad Afifuddin menjelaskan, per 29 November lalu, dari 37 provinsi dan 508 kabupaten/kota, ada enam orang petugas KPPS yang meninggal dunia dan sebanyak 115 orang yang mengalami kecelakaan atau sakit. Untuk itu, Pak Afif menyebut ada santunan sebesar Rp36 juta untuk petugas yang meninggal dunia, plus Rp10 juta untuk biaya pemakaman. Meanwhile, santunan juga diberikan sebesar: Rp30,8 juta untuk yang cacat permanen, Rp16,5 juta untuk yang mengalami luka berat, dan Rp8,25 juta untuk luka ringan.

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.