Masyarakat Adat Kaltara Dapat Penghargaan Kalpataru

Admin
UTC
17 kali dilihat
0 kali dibagikan

When your effort is being recognized....

 

Masyarakat Adat di Kalimantan Utara can relate.

Guys, kamu pernah nggak sih mati-matian berjuang buat satu-satunya yang tersayang? Kayak, kamu nggak mau something bad happen gitu lo. Terus plot twist-nya, perjuangan kamu di-notice orang banyak. Bahkan sampe dapat reward! Yep, ini yang baru aja dirasakan Masyarakat Hukum Adat Punan Batu Benau Sajau di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.. Mereka mendapat penghargaan Kalpataru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atas kerja kerasnya melestarikan lingkungan.


Kita yang baca juga seneng. Tell me, dong.

We know riteee. So everybody, meet: Masyarakat Hukum Adat Punan Batu Benau Sajau. Menurut penelitian, mereka ini merupakan suku pemburu dan peramu terakhir di Kalimantan, guys. Jadi hidupnya sangat tradisional banget kan. Seperti manusia purba jaman dulu. Mereka tinggal berpindah dari satu tempat ke tempat lain, bergantung pada sumber makanan. Biasanya sih di liang-liang goa gitu lo, tepian sungai. Terusss ke hutan di sekitaran Gunung Benau. Bayangin tinggal di goa, deket sama sungai, deket juga sama gunung. Indah banget bukan kehidupan ini?? :))). Nah karena tinggal menyatu dengan alam, of course mereka punya connection tersendiri dong sama lingkungan.


Iya lah….

Well, masyarakat suku ini diketahui emang ngejagain lingkungan banget, guys. Terutama yah Hutan Benau, secara hidupnya juga bergantung sama hutan kan. Sehari-hari mereka berburu, meramu tanaman obat, ngumpulin ubi dan buah-buahan, sampai manen madu liar untuk memenuhi semua kebutuhan mereka. Fun fact-nya lagi adalah: masyarakat suku ini udah ada sejak 7.500 tahun yang lalu! Mereka juga yang disebut jadi saksi hidup sejarahnya Kalimantan Kuno. Bayangin, turun temurun selama ribuan tahun jagain hutan!


Kok… Keren banget???

 YAKAN. Konsistensinya itu lo, sungguh another level. Hal ini juga yang akhirnya jadi pertimbangan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan aka KLHK untuk kasih penghargaan tertinggi kepada Masyarakat Hukum Adat Punan Batu Benau Sajau, guys. Yaitu Penghargaan Kalpataru. Penghargaan Kalpataru ini sendiri diberikan buat individu atau kelompok yang berjasa dalam merintis, mengabdi, menyelamatkan, dan membina Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Kehutanan, guys. Penghargaan Kalpataru ini yang kemaren mereka terima awal Juni kemaren. 


Congrats!

 Yep. Disampaikan oleh perwakilan masyarakat setempat, masyarakat Punan Batu Benau Sajau ini ya sangat bersyukur bisa dapat penghargaan ini, guys. Karena itu artinya efforts mereka sampai nenek moyang mereka selama ribuan tahun melestarikan lingkungan dan menjaga hutan sebagai tempat hidup tuh diakui pemerintah pusat, guys. Dari sini, apakah mereka puas cuma sampe di Kalpataru ini aja? Of course not.


So, what’s next nih? 

Abis ini, mereka bakal berjuang supaya wilayah mereka di Hutan Benau sana bisa diakui sebagai hutan adat, gengs. Ini penting karena dengan status sebagai hutan adat, at least ada kepastian bahwa Hutan Benau nggak semakin berkurang atau dialihfungsikan. Karena sampai saat ini, hutan tempat mereka menggantungkan hidup luasnya semakin berkurang guys, karena alih fungsi lahan. Perwakilan Suku Punan Batu, Pak Makruf namanya, bilang, “Wilayah hidup kami semakin terbatas, semoga kami bisa mendapatkan jaminan atas hutan yang merupakan tempat tinggal kami."


Amin paling kenceng pak. pls bantuin…

Ada, guys. Bupati Bulungan, Syarwani bilang pihaknya siap mendukung segala proses dan tahapan selanjutnya supaya wilayah seluas 18 ribu hektar yang sekarang ditempati masyarakat Suku Punan Batu Benau Sajau bisa segera ditetapkan sebagai hutan adat. Dan nggak cuma dari pemerintah, Yayasan Konservasi Alam Nusantara juga menyebut mereka commit mendampingi masyarakat setempat supaya wilayahnya sah dijadikan hutan adat. Direktur Yayasan Konservasi Alam Nusantara aka YKAN, Herlina Hartanto namanya, bilang harusnya sih kalau udah dapat Kalpataru ya selangkah lebih maju lah buat dapat pengakuan hutan adat. Mari kita nantikan update-annya kayak apa ntar yah.


Got it. Anything else? 

Btw, ngomong-ngomong soal Penghargaan Kalpataru, penghargaan ini tuh sebenernya bisa banget dijadikan inspirasi buat masyarakat lain di seluruh Indonesia, guys. Supaya lebih aktif, lebih gercep, dan lebih sat set melestarikan lingkungan. Iya, Direktur Kemitraan Lingkungan KLHK, Jo Kumala Dewi bilangnya, “Mereka ini seperti hotspot yang perlu terus kita kipasi agar bisa ‘membakar’ masyarakat lain, memberi inspirasi." Yoi, bukan malah api yang dikipasin terus jadi kebakaran dan bikin lingkungan rusak, gengs. Harusnya semangat yang begini nih yang harus terus dibakar, supaya nyebar ke daerah lain di Indonesia.


Daerah lain ditunggu gebrakannya!

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.