Masalah Iklim & Demokrasi

Admin
UTC
16 kali dilihat
0 kali dibagikan

When your heart is broken multiple times….

All Indonesians can relate.

For real! Bukannya mau sok akrab sampe semuanya dibilang relate ya. Tapi masalah orang Indonesia tuh ya sama, dan nggak cuma satu, tapi dua, atau bahkan lebih. Bertubi-tubi banget gatu… Sekarang, let’s zoom in to dua masalah yang krusial saat ini: Masalah iklim dan juga demokrasi.


Tell me. Sure. 

Kayak yang udah sering kita bahas, masalah iklim tuh kan udah genting banget saat ini ygy. Suhu bumi makin panas, cuaca ekstrem makin sering terjadi, degradasi lingkungan makin parah, dll. Hal ini terjadi di berbagai belahan dunia, gengs. Termasuk Indonesia. Sekarang pertanyaannya, penanganan krisis iklim di Indonesia gimana nih?


Gimana emang?

Nah, yang harus kamu tahu adalah, pemerintah tuh dinilai nggak serius menangani masalah iklim ini, guys. Banyakan PHP, target nggak make sense, aktivis lingkungan diintimidasi, bahkan sampe di tahap kriminalisasi. Not to mention kebijakan yang ada sekarang juga dinilai nggak berkeadilan. Jadi gimana dong nih, bapak ibu….


Haduhhhhh….

Belum selesai, beb. Krisis iklim nggak kelar-kelar, sekarang ada lagi krisis baru. Yep, it’s none other than… Krisis demokrasi. Ehehehehe. Secara, kita tahu banget dong kondisi negara yang KATANYA negara demokrasi ini kayak gimana sekarang. Penuh sama oligarki, kelompok elit dominan di pemerintahan, dan kontrol masyarakat sipil jadi makin lemah. Efeknya apa? Krisis iklim yaa makin jauh ari kata kelar. Kenapa gitu? Ya iya. Krisis Iklim mustahil banget bisa diatasi tanpa adanya demokrasi yang kuat. Kalau situasi demokrasi kayak sekarang nggak ada perubahan, ya mau berharap apa???


Hiks... bener ugha :(

We know riteeee. Makanya penting banget kita sentil tuh pemerintah sekali-kali gengs ehehehw. Kayak yang kemaren dilakukan Gerakan Global Climate Strike. For context, gerakan ini isinya orang-orang dari berbagai latar belakang, guys. Muai dari aktivis lingkungan dan iklim sampai mahasiswa ada semua. Adapun akhir September lalu, tepatnya Jumat (27/9/2024), Gerakan Global Climate Strike menggelar aksi dari Menteng sampai Dukuh Atas, Jakarta.


Gimme all the details….

Ada beberapa poin tuntutan dalam aksi ini, guys. Di mana pemerintah harus mengakui dan menghormati penuh hak-hak masyarakat, terus ambi ambil tanggung jawab penuh dalam penanganan krisis iklim, sampai menuntut penegakan demokrasi dalam tata kelola pemerintah, terutama di sektor lingkungan. Nah yang harus kamu tahu adalah, baruu aja di situ ngomongin demokrasi, eh langsung ada ajaa tindakan yang sangat tidak demokratis.


Hah gimana?

Iya. Alat peraga yang mereka pake di aksi kemaren, kayak banner, poster, dan properti lainnya tuh diambil paksa sama orang nggak dikenal! Kayak, pengen langsung nyanyi lagunya Bernadya deh, “Berkaca, bertanya, apa ku buat salah? Kalaupun iya, apa?” Secara, mereka datang ke situ udah damai banget, guys. Tertib gitu kan. Dengan adanya intimidasi kayak gini, maka harus segera ditindak oleh kepolisian. Karena kalau nggak, meaning polisi emang nggak mau aja menjalankan tugasnya menjaga ketertiban umum. It’s not fair juga buat peserta aksi. Menanggapi hal ini, Kapolsek Setiabudi, Kompol Firman menyebut alat peraga itu udah dikembaliin sama polisi dan aksi pun akhirnya lanjut sampe selesai.


Got it. Anything else I should know? 

Btw, speaking of intimidasi dalam gerakan aksi, yang harus kamu tahu adalah fenomena begini tuh udah dari kapan tau kejadian, guys. Dan terjadi terus over and over again. Yep, dari tahun 2023 lalu, organisasi Satya Bumi mencatat ada 39 kasus serangan dan ancaman saat aksi di tahun lalu. Terus lanjut 13 kasus di awal tahun kemaren. Pelakunya siapa? Tercatat kepolisian udah 12 kali jadi pelaku serangan, guys. Jadi kayak, “Excuse me… Santai donggg??!!!”

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.