Who's finally coming home?
Mary Jane Veloso.
Terpidana mati kasus penyelundupan narkoba asal Filipina, Mary Jane Veloso terkonfirmasi bakal segera dibebaskan dari lapas Yogyakarta, Indonesia. Yep, kemaren banget nih, pemerintah Indonesia dan pemerintah Filipina disebut udah menyatakan sepakat memulangkan Mary Jane setelah belasan tahun ditahan di sini. Bahkan hampir dieksekusi mati 10 tahun lalu, guys. More on those, scroll down.
Hold on. I need some background. ..
You got it. To give you some refresher, kita kenalan dengan Mary Jane Fiesta Veloso, perempuan asal Nueva Ecija, Filipina. Jalan hidupnya Mary ini nggak mudah sama sekali, guys. Sempat kerja jadi ART di Dubai, terus balik kampung setelah nyaris menjadi korban kekerasan seksual. Terus, di tengah-tengah kesulitan hidup, di tahun 2010, ada nih namanya Maria Christina Sergio. Dia nawarin Mary kerja jadi ART di Kuala Lumpur, Malaysia. Tapi pas nyampe KL, malah di-PHP-in. Kerjaannya udah nggak available. Jadi ya udah, sebagai gantinya, Christina nyuruh Mary terbang ke Yogyakarta bawa satu koper dan duit USD 500. Koper inilah yang bikin Mary divonis hukuman mati, gengs. Yep, definisi koper adalah maut!
Tu koper isinya apa?
Itu koper berisi narkotika jenis heroin sebanyak 2,6 kg! Begitu ketahuan, dia pun langsung ditangkap saat itu juga di Bandara Adisutjipto, Yogyakarta. Dari situ, proses hukum pun berjalan di Pengadilan Negeri Sleman. Yang harus kamu tahu adalah, selama proses di pengadilan, Mary yang notabene bisanya bahasa Tagalog ini nggak bisa membela diri secara proper, guys. Dia bahkan diinterogasi tanpa pendampingan dan interpreter. Pengacaranya pun disediainnya pembela umum dari kepolisian aja. Sampai akhirnya, di Oktober 2010, Pengadilan Negeri Sleman menjatuhkan vonis hukuman mati untuk Mary Jane.
I am reading….
Lanjut ya. Sejak vonis ini, Pemerintah Filipina pun sejak saat itu terus komunikasi sama Indonesia untuk kasih pengampunan ke Mary Jane. Secara, dari pov-nya Filipina, Mary Jane ini cuma alat, guys. Dia tuh kepepet, kejebak keadaan sampe rela terbang ke Jogja bawa tu heroin. Yep, kemaren banget nih, Rabu (20/11), Dalam keterangan tertulisnya, Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr. aka Bongbong bahkan menyebut begini: “Mary Jane’s story resonates with many: a mother trapped by the grip of poverty, who made one desperate choice that altered the course of her life. While she was held accountable under Indonesian law, she remains a victim of her circumstances.”
Okay, jadi dia bersalah, tapi di satu sisi dia juga korban gitu ya….
Exactly. Mary Jane tetap bersalah, guys. Dia terbukti melanggar Pasal 114 ayat (2) UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Makanya di April 2015, Mary Jane dijadwalkan akan dieksekusi mati di Nusakambangan, Jawa Tengah, guys. Tapi last minute eksekusinya ditunda. Gara-garanya, si Maria Christina tadi tiba-tiba menyerahkan diri ke polisi Filipina. Tapi ya itu, ini bukan sekadar masalah penyelundupan narkoba aja. Mary Jane ini merupakan korban human trafficking. Makanya Pemerintah Filipina terus nego sama kita untuk bisa memulangkan Mary.
Nego gimana dulu nih?
Nego lewat satu kebijakan namanya “Transfer of Prisoner”. In a nutshell, transfer of prisoner ini dilakukan dengan memindahkan narapidana yang ditahan jauh dari rumah. Namanya WNA, ditahan di Indonesia, dengan segala language barrier yang ada, of course banyak banget masalah yang dihadapi Mary Jane, guys. Nah, kebijakan ini yang terus diusahakan sama pemerintah Filipina bertahun-tahun ini. Sampai Menteri Kehakiman sana pun udah bersurat ke pemerintah Indonesia kayak, “Sinii biar kita aja yang urus. Dia kan warga gue,” gitu lah kira-kira.
Hasilnya…
Hasilnya, 14 tahun kemudian, tujuan itu gol juga akhirnya. Kemaren Presiden Filipina mengumumkan “Mary Jane Veloso is coming home”. Dalam keterangan tertulisnya, Mister Bongbong bilang putusan ini adalah hasil kerja sama antara dua negara, di mana keduanya sama-sama commit dalam keadilan dan kasih sayang. Meanwhile, di pemerintah Indonesia, kepulangan ini juga dikonfirmasi oleh Menko Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan, Yusril Ihza Mahendra. “Saya sendiri beberapa hari yang lalu telah menerima permohonan pemulangan narapidana Mary Jane dari Menteri Kehakiman Filipina. Dengan Dubes Filipina di Jakarta, Gina Gamoralin, juga sudah dibahas," kata Prof. Yusril.
Terus pas nyampe Filipina, tetap dihukum mati?
Hukuman matinya hampir bisa dipastikan batal! Gini, gini, dijelaskan oleh pengacara Mary Jane, Edre Olalia namanya, hukuman mati ini hanya dijatuhkan oleh pemerintah Indonesia kan, sementara di Filipina enggak. Mereka bahkan udah menghapus hukuman mati dari sistem hukumnya. In that sense, begitu Mary Jane nyampe di Manila, ada dua skenario di sini. Kalo kata Edre: Presiden Bongbong kasih Mary pengampunan mutlak di mana dia bakal bebas sepenuhnya atau penjara seumur hidup. Gitu juga kayak yang dibilang Pak Yusril bahwa, Presiden Bongbong berkewenangan kasih grasi buat ubah hukuman pidana Mary Jane jadi seumur hidup. Jadi yaa yaudah, karena Mary Jane ini udah balik ke Filipina, hukumannya juga ngikutin aturan sana, guys.
I see. So, how’s Mary Jane right now?
Well, sampai hari ini, Mary Jane Veloso masih ditahan di Lapas Perempuan Kelas IIB Yogyakarta. Adapun disampaikan oleh Kepala Kanwil Kemenkumham DI Yogyakarta, Agung Rektono Seto, Mary sekarang keadaannya sehat. Bahkan, Pak Agung juga bilang Mary diajarin berbagai skill lucu-lucu kayak menari, membatik, gitu-gitu. Tapi sampe sekarang, Pak Agung juga bilang pihaknya masih belum ter-update soal pengumuman kepulangan ini. akan ngikut kebijakan dari pemerintah pusat aja, katanya gitu.
Got it. Anything else?
Jadi ya gitu, guys. Sampai berita ini ditulis, belum ada keterangan pasti kapan pastinya Mary Jane bakal pulang kembali ke Filipina. Tapi yang pasti Presiden Bongbong sih udah looking forward banget welcoming her home. FYI, kasus Mary Jane sebagai WNA yang terbukti melakukan penyelundupan narkoba tuh bukan satu-satunya terjadi di Indonesia. Sebelumnya, ada juga Warga Negara Australia Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, yang terbukti terlibat penyelundupan narkoba di Bali, di tahun 2015 lalu udah dieksekusi mati.