Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte Ditangkap

Admin
UTC
9 kali dilihat
0 kali dibagikan

Now, a shocking news from the Philippines...

The arrest of its former president
Seru, guys. Inget Rodrigo Duterte? Itu loh, Presiden negara tetangga Filipina yang pada masa pemerintahannya menuai banyak kontroversi, karena suka bikin statement nyeleneh. Selain itu, Duterte juga memberlakukan aturan tembak di tempat buat orang-orang yang terduga menyebarkan narkoba. Nah, hal inilah yang bikin doi kemarin banget ditangkap.

HAH gimana?

Jadi kamu harus tahu dulu nih, bahwa pada Selasa (11/3), International Criminal Court (ICC) resmi mengeluarkan surat perintah penangkapan pada mantan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, atas tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan selama masa jabatannya. Hal ini karena selama masa jabatannya sebagai Presiden Filipina (2016-2022), Duterte memimpin tindakan keras antinarkoba yang brutal dan sistematis kepada rakyatnya sendiri, yaitu dengan langsung ditembak gitu, guys, dan ga melalui pengadilan. Hal inilah yang jadi masalah karena kan bisa aja misalnya yang ditembak itu korban, atau salah sasaran, atau orang yang dijebak.

Iya ugha...

Terus, menurut data kepolisian Filipina, kebijakan Duterte dalam memerangi narkoba selama Juli 2016 sampai April 2022, menewaskan 6.248 orang yang diduga pengedar dan pengguna narkoba di negara itu. Meski begitu, banyak pengamat HAM independen meyakini kalau jumlah korban dari kebijakan antinarkoba Duterte ini jauh lebih tinggi mencapai sekitar 30.000 orang. Banyak korban kekerasan antinarkoba pemerintahan Duterte merupakan pemuda yang berasal dari daerah kumuh yang miskin. 

Now, on the arrest...

Nah soal itu, jadi sebenernya Duterte udah menarik Filipina dari keanggotaan ICC pada 2019. Namun ternyata, ICC tetap punya yuridiksi atas kejahatan yang dilakukan selama Filipina masih bergabung sebagai anggota yaitu antara 2016-2019. Duterte sendiri yang pada hari Minggu (9/3) berada di Hong Kong mengecam ICC yang diperkirakan akan mengeluarkan surat perintah penangkapan padanya. Dalam keterangan persnya, Duterte merespons pemberitaan soal surat perintah penangkapan ICC itu dan mempertanyakan soal apa kesalahan yang sudah diperbuatnya selama menjabat Presiden. 

Terus...

Senada dengan dirinya, mantan Jubir Duterte selama menjadi Presiden, Harry Roque, menyatakan kalau surat perintah penangkapan ICC itu nggak berdasar karena dikeluarkan setelah Filipina sudah nggak lagi tergabung dalam keanggotaan ICC. Meski begitu, Duterte tetap ditangkap di Bandar Udara Internasional Ninoy Aquino, sesaat setelah mendarat dari Hong Kong pada Selasa (11/3) siang.

So, what did he do exactly?
Well, sebelum menjabat sebagai Presiden, Duterte yang menjabat sebagai wali kota Davao, sudah mulai aktif memerangi narkoba. Nggak sendirian, dia juga melibatkan para polisi yang dipersenjatai sepaket sama impunitas untuk melawan para pengguna, pengedar, juga gembong narkoba di Filipina. Selama menjadi wali kota, Duterte mengklaim udah mengurangi secara drastis tingkat kejahatan yang ada di Kota Davao. Reputasinya naik berbarengan sama munculnya tuduhan dari kelompok pembela hukum kalau Duterte terlibat sama pembunuhan di luar hukum. Terus pada kampanye terakhirnya sebelum Pemilu 2016, Duterte menyerukan massa buat melupakan aja tuh aturan-aturan HAM.

Like seriously???
Yep, dengan lantang dia menyatakan kalau terpilih sebagai Presiden dia bakal melakukan kebijakan serupa seperti waktu dia jadi wali kota. Semacam kasih warning sama para penjahat narkoba untuk nggak berani macam-macam dan melanjutkan praktik jahatnya. Beberapa bulan setelah menjabat, Duterte bahkan menyamakan tindakan pemberantasan kejahatan narkoba yang diinisiasi olehnya dengan pembantaian tiga juta kaum Yahudi oleh Hitler. Selama berada di bawah kepemimpinannya, ribuan orang ditembak mati oleh orang-orang bersenjata tak dikenal yang mengenakan topeng a.k.a vigilante. Menurut keterangan yang disampaikan seorang kapten polisi di Kota Manila dalam wawancara anonymous untuk film 'On the President's Orders' (2019), para vigilante itu sebenarnya anggota polisi.

How about the current govt?
Well, berdasarkan laporan Reuters, the current Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr., sudah terindikasi membuka kemungkinan penyerahan Duterte ke pengadilan. Dalam keterangan persnya pada Senin (10/3), Wakil Menteri Komunikasi Kepresidenan Filipina, Claire Castro, menyatakan bahwa penegak hukum pemerintahan Ferdinand Marcos Jr. siap mengikuti amanat hukum terkait surat perintah penangkapan Duterte. Sebelumnya, Presiden Marcos menolak kerja sama penyelidikan dengan ICC. Namun, karena relasinya dengan keluarga Duterte mulai memburuk, Presiden Marcos mengubah pendirian untuk setuju bekerja sama dengan ICC untuk mengadili Duterte.

Now, what's next?
Setelah penangkapan Duterte, asisten konsul ICC, Kristina Conti, menegaskan kalau Duterte harus segera diserahkan ke negara anggota ICC untuk dibawa ke markas ICC di Den Haag, Belanda. Saat ini, Duterte ditahan di Pangkalan Udara Villamor, Manilla. Hingga saat ini pemerintah Filipina belum membuat pernyataan resmi soal nasib Duterte setelah ditangkap ICC.

I see. Anything else?
Yes, meski kondisi kesehatannya lemah dan dibayangi surat perintah penangkapan dari ICC, Duterte pada Oktober 2024 doi sempet-sempetnya guys daftar sebagai calon wali kota Davao. Langkah politiknya, dipandang jadi cara Duterte untuk menjaga dinasti politiknya pasca konflik antara putrinya yang juga Wakil Presiden Filipina, Sara Duterte, dengan Presiden Marcos terekspos ke publik. Selain itu, pemerintah Filipina pada Senin (11/3) juga diduga sudah menyiapkan setidaknya 7.000 aparat kepolisian untuk menangkap Duterte di kampung halamannya di Kota Davao.

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.