Mantan Menkominfo Budi Arie Setiadi Terseret Kasus Judol

Admin
UTC
14 kali dilihat
1 kali dibagikan

When judi online keeps making the headlines.....

All eyes are on: Budi Arie Setiadi

Guys, we still need to talk about: judi online. Efek ke warga makin gila, tapi pemerintah lewat oknum pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital malah jadi pawang yang melindungi ribuan website judol biar nggak ke-block. Gila kan? Banyak banget dosanya kan? Nah, usut punya usut nih guys, eks Menkominfo Budi Arie Setiadi juga akhirnya terseret ke kasus perlindungan website judol itu. That being said, over the weekend kemaren berbagai pihak pun rame-rame mendorong “PERIKSA BUDI ARIE! PERIKSA BUDI ARIE!”


Hold on. I need some background. 

You got it. Jadi guys, saat ini kan Polda Metro Jaya udah menetapkan 15 orang sebagai tersangka dalam kasus judi online ya, di mana 11 di antaranya tuh merupakan para pegawai di Kementerian Komunikasi dan Digital. (Read the full story here). Yep, yang harusnya memberantas ternyata malah justru memelihara website judol. Pokoknya intinya musuh dalam selimut lah mereka ini, yang “kukira kawan ternyata lawan” gitu lo. Udah tuh kan, sekarang pertanyaannya, pejabat tertinggi di Kementerian itu tahu nggak ada permainan jahat kayak gini?


Jawabannya adalah….

Well, sebelum kita bahas menteri yang sekarang menjabat, Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, kita kudu mundur dikit ke belakang nih, guys. So now, everybody meet: Budi Arie Setiadi, Menteri Komunikasi dan Informatika sejak Juli 2023 sampai Oktober kemarin. Dalam keterangan tertulisnya, Ketua Umum Pro Jokowi yang sekarang jadi Menteri Koperasi itu bilang dia nggak ada kaitannya samsek dengan oknum pegawai Kemkomdigi ini, guys.


Ah mosok???

Iya. Di situ bahkan tertulis gini: “Tidak ada perintah, baik lisan atau tertulis dari Menkominfo Budi Arie untuk melindungi situs judi online. Jangankan melindungi 1.000 situs judol, bahkan satu situs pun tidak ada, apalagi aliran dana." That being said, Pak Budi bilang pegawai Kemkomdigi itu melakukan aksinya ya tanpa sepengetahuan dia, guys. Nggak tanggung-tanggung, Pak Budi bahkan ngerasa dikhianati di sini sama mantan anak buahnya itu.


Dih…..

We know, we know.  Kalau kata Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Golkar Soedeson Tandra, pada Jumat (8/11) menyebut bahwa yang namanya pegawai, termasuk pegawai di Kementerian Komunikasi dan Digital, tuh ya kerja sesuai arahan pimpinannya dong. Not to mention sebagai pimpinan tertinggi suatu instansi, Budi Arie punya tanggung jawab untuk make sure kerjaan anak buahnya oke. In that sense, kalau ada kejadian begini, Pak Tandra ngeliatnya ya menterilah yang kudu tanggung jawab, guys. Makanya, Budi Arie Setiadi juga harus diperiksa nih di kasus ini.


Terus gimana dong tuh? 

Sekarang balik lagi ke pov-nya Budi Arie Setiadi ygy. Disampaikan oleh Sekretaris Jenderal organisasi relawan Pro Jokowi, Handoko namanya, pada Kamis (7/11) kemaren bilangnya, “Tuduhan bahwa Budi Arie terlibat dalam melindungi situs judol adalah framing jahat dan politik yang keji," cenah.


HMMM….. 

Secara, dari pov mereka, Budi Arie Setiadi selaku Menkominfo tuh udah nge-block sebanyak 3,8 juta website judol selama menjabat. Sampe ke rekening dan e-wallet yang terafiliasi sama judol semua juga ditutup. Nggak cuma itu, meskipun cuma 15 bulan menjabat, Budi Arie juga udah bikin regulasi pembatasan transfer pulsa maksimal banget Rp1 juta per hari. Jadi, ya nggak bisa banget lah Budi Arie disangkut-sangkutin ke kasus Pegawai Komdigi yang jagain website judol itu.


More about pegawai Komdigi yang sekarang jadi tersangka

Kamu harus tahu bawah di antara 11 pegawai Komdigi ini, ada satu berinisial AK yang sebenernya tuh nggak lolos seleksi tapi akhirnya tetep bisa kerja di Kementerian Komunikasi dan Digital RI. Jadi pertanyaan tersendiri dong, “Wah kok bisa sih?” Gini gini. Let’s hear it from Budi Arie himself. Dalam keterangannya Jumat lalu, (8/11), si AK ini keterima di Kemkomdigi karena yang bersangkutan dinilai punya skill IT yang cakep, guys. In his words, Pak Budi bahkan bilang, “Dalam dunia IT, sudah umum bahwa ijazah bukan menjadi hal yang utama,” katanya gitu.


Punya skill tapi jadi tersangka juga yeuuuu….

We knooooow, rite? Makanya balik lagi ke poin awal bahwa Budi Arie Setiadi sebagai eks Menkominfo ini sebenernya ya juga harus diperiksa di kasus ini, guys. Waktu ditanya siap nggak diperiksa, sejak Rabu (6/11) lalu sih Budi Arie Setiadi bilang dia selalu siap diperiksa . “Kita warga negara,” cenah. Terus, di situ Pak Budi juga haqqul yaqin dirinya nggak terlibat, gengs. Jadi untuk sekarang, Pak Budi bilang dia fokus dulu di tanggung jawabnya yang sekarang sebagai Menteri Koperasi.


Tapi bakal diperiksa? 

Well, disampaikan oleh Menko Politik dan Keamanan, Budi Gunawan, wewenang dan segala perintilan teknis di lapangan terkait pemeriksaan tuh ya ada di PolriguysThat being said, “Silakan tanya sama Kapolri,” kata Pak Budi. While dari Polri sendiri, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam menyebut pihaknya committed buat mengusut tuntas semua pihak yang terlibat, nggak dijelasin apakah Budi Arie bakal ikut diperiksa atau enggak sih. Saat ini kasusnya masih terus berjalan, katanya gitu.


Kalo ga lempar-lemparan ya ngeles...

True. Tapi at least sekarang, di bawah kepemimpinan Meutya Hafid, Komdigi udah commit bakal bersikap kooperatif sama kepolisian, guys. Disampaikan waktu rapat bareng Komisi I DPR RI minggu lalu (5/11), politisi Golkar tersebut bilang berapa kali pun polisi harus datang, berapa lama pun polisi harus periksa kantor mereka, Kementerian Komdigi membuka pintu yang selebar-lebarnya. Kalau udah gini, penanggulangannya gimana? Mbak Meutya bilang ngeblokir website-nya aja tuh nggak cukup, gengs. Kudu ada audit sistem, audit SDM, and that’s exactly what they’re doing right now kalau kata Mbak Meutya.


Ok now wrap it up….

Jadi ya gitu intinya, guys. Kayak yang tadi dibilang, saat ini pihak kepolisian masih terus menelusuri kasus ini ya. Update-nya, Kamis (7/11) lalu, Kombes Ade bilang saat ini kasusnya udah mengarah ke Tindak Pidana Pencucian Uangguys. Makanya selain tindak pidana perjudian, 15 tersangka ini juga dijerat pasal TPPU. Barang bukti pun udah dikumpulkan. Adapun sejauh ini, polisi udah menyita sejumlah cash dalam berbagai mata uang. Yang Rupiah sendiri ada sebanyak Rp35 miliar,. terus SGD 2 juta, dan USD 183 ribu. 

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.