Iya nih. Nggak abis-abis deh larang-larang ekspor ini. Dari Indonesia yang melarang ekspor CPO dan produk turunannya aka minyak goreng, terus India yang ngelarang ekspor gandum, nah sekarang giliran
Malaysia yang ngelarang ekspor daging ayam.
Nah tapi, prahara global tadi bikin produksi pangan juga berkurang. Jadi banyak negara yang, “Duhhh gue penuhin kebutuhan diri sendiri di dalam negeri dulu deh, sebelum jual-jual ke orang.” Nah kebijakan inilah yang diambil sama Indonesia terkait CPO, India terkait gandum, dan paling baru Malaysia tadi guys, terkait daging ayam. Penyebabnya? Yha kelangkaan daging ayam di dalam negeri. Secara pakan ayam itu kan banyakan jagung dan biji-bijian yah, sedangkan siapa supplier terbesar dari keduanya? Yep, Ukraina.
Yep, nah karena lagi mahal dan langka inilah, Pemerintah Malaysia kemudian ngelarang dulu ayamnya dikirim-kirim ke negara lain. Disampaikan oleh Perdana Menteri Malaysia, Ismail Sabri Yakoob, mereka bakalan ngelarang dulu ekspor daging ayam ke negara lain, terhitung dari tanggal 1 Juni sampai kondisi harga agam di negara mereka udah stabil. Dan yang terjadi pun sama kayak kemarin-kemarin, negara lain jadi bete, tapi yang paling merasa dirugikan kali ini, meet: Singapura.
Kenapa Singapura?
Well, karena sepertiga ayam yang ada di SG tuh diimpor dari Malaysia. Terus tiap bulannya, SG menerima kiriman sekitar 3,6 juta ekor ayam dari Malaysia. Jadi, dengan Malaysia yang ngelarang ekspornya, maka di Singapura ayam bakalan langka banget dong. Dan hal ini tentu aja berdampak sama berbagai sektor di Singapur, mulai dari sektor rumah tangga sampai rumah makan dan restoran semuanya bakalan struggle. Apalagi di SG tuh penjual chicken rice banyak banget kannn
OMG…
Makanya kan. Dengan adanya kebijakan ini, maka harga ayam di Singapura diprediksi bisa naik sampe 30%. FYI guys, di hari pertama penerapan larangan ekspor kemarin aja, efeknya juga udah kerasa banget karena daging ayam yang biasanya $5 sekilonya, sekarang naik jadi $6 per kg. Gitu juga sama yang di kedai-kedai dan diolah jadi nasi ayam, yang biasanya sepiring tuh harganya $3,50, sekarang jadi $4. Yang dijual online juga sama naiknya, di semua e-commerce harganya naik 25 cents.
Terus pemerintahnya gimana?
Well, pemerintah SG tentunya langsung gercep melakukan apa yang harus mereka lakukan: Cari alternatif supplier lain, sambil meminta warganya untuk beralih ke ayam beku dulu, atau jenis protein lain. At the same time, sebenernya yang hurting dengan kebijakan ini tuh bukan cuma Singapur, tapi para peternak unggas di Malaysia yang biasa menjual dagangannya ke SG. Karena banyak pihak menilai, sebenernya harga naik ini juga karena ada mafia yang ngatur harga dan supply daging ayam di sana, makanya langka.
WAH KAYAK DI NEGARA WAKANDA.
Iya bener. Ehehehe nah FYI guys, pas ngumumin soal aturan pelarangan ekspor ini, PM Yaakob ga bilang kebijakannya akan berlaku sampe kapan, tapi yang pasti sih sampe harga daging ayamnya stabil. Hopefully sih within a month. Gitu…