Mahfud MD : Pengungsi Rohingya Akan Dipulangkan, Palestina Makin Kacau & Runtuh, Daerah Khusus Jakarta Tanpa Ibukota, Tarif Tiga Ruas Jalan Tol Naik

Admin
UTC
1 kali dilihat
0 kali dibagikan

Good morning

How are you today? Motivated? Excited? Tired? Bored with election updates? We got you. That’s why we will not talk about election today. We promise! Well, maybe a little bit. Or no. Just scroll down to find out…

First stop: Rohingya’s case

Ada Apa dengan Pengungsi Rohingya?
Yep, belakangan ini kan rame banget ya drama pengungsi Rohingya ini. Terombang-ambing berbulan-bulan di laut lepas dengan safety dan kapal seadanya, sampai akhirnya menepi di wilayah Indonesia beberapa kali. Sekali oke, dua kali gpp, tiga empat kali… “Wah udah ga bener nih,” gitu kata warga NKRI. Adapun update-nya terakhir, kemarin banget nih, Menko Polhukam Mahfud MD menyebut para pengungsi ini bakal dipulangkan ke negara asalnya, guys.

Ok, tell me everything. 
You got it. Jadi as we all know, sejak bertahun-tahun lalu, Indonesia kan jadi salah satu negara yang jadi persinggahan (mengapa suuuulit~) para pengungsi dari Rohingya. Yep, pertama kali berlabuh di Aceh sejak 2009 lalu, para pengungsi ini terusss datang dan awalnya diterima dengan baik sama warga Indonesia, guys. Kayak dikasih tempat tinggal, dikasih makan, dikasih akses pelayanan kesehatan, dll. Adapun sampai November kemarin, udah ada lebih dari 1.000 warga Rohingya yang ngungsi dan bermukim di Aceh. Cuma ya gitu, di November kemaren warga Aceh memutuskan untuk nggak mau menerima mereka lagi. Alasannya, para pengungsi ini ‘Meresahkan’.

<div Meresahkan how

Dari catatannya Polda Aceh, para pengungsi asal Rohingya ini beberapa kali terlibat dalam tindak kriminal, guys. Jadi tersangka perdagangan orang misalnya, terus terlibat penyalahgunaan narkoba, sampai memerkosa anak di bawah umur. Atas berbagai tindakannya ini, mereka dinilai nggak bisa mematuhi norma-norma yang berlaku di masyarakat setempat. In that sense, per November kemaren, warga Aceh udah menolak kedatangan pengungsi Rohingnya. Padahal kapal mereka terus berdatangan.

Pertanyaannya, kenapa mereka sampai kabur? 
Well, the reason why mereka sampai kabur dari wilayah asal mereka di Rakhine State, Myanmar, adalah karena mereka sesengsara itu di sana. Mereka nggak diakui sama pemerintahnya dan dianggap sebagai penduduk ilegal. Karena statusnya inilah mereka jadinya ngga dikasih segala akses kayak pendidikan, kesehatan, sampai lapangan kerja. Militer Myanmar juga ngga ragu-ragu buat membunuh, memburu, memperkosa sampe bakar-bakarin pemukiman warga Rohingya guys, pokoknya mereka tuh kayak stateless deh.
 
OK go on…
Nah puncaknya pada tahun 2017, lebh dari 700ribu warga Rohingya terpaksa meninggalkan Myanmar karena kampungnya beneran diserang dan dimusnahkan sama tentara Myanmar. Since then, mereka jadi pengungsi dan mostly tinggal di kamp pengungsian Cox Bazar yang ada di perbatasan Bangladesh-Myanmar. Saat ini, ada lebih dari satu juta pengungsi yang tinggal di sana.

Terus kenapa mereka masih kabur-kaburan naik kapal?
Gini guysby default, dengan tinggal di pengungsian, kamu tuh otomatis ga bisa hidup normal. Ga bisa kerja, earn a living, dan hidup kamu bener-bener tergantung sama bantuan kemanusiaan. Siapa si yang nyaman hidup begitu? As a human being pastinya kita kan pengen bisa hidup bermartabat dengan kerja, sekolah, berkeluarga, dll. Makanya mereka pada pengen kabur dari pengungsian dan sebenernya sih, pengennya bisa diterima di negara-negara yang meratifikasi aturan PBB soal pengungsi aka the 1951 Refugee Convention.
 
Kenapa?
Karena aturan itu tuh bener-bener ngatur negara penerima supaya nerima mereka. Selain itu, negara-negara ini juga wajib bikin program penerimaan, ngasih pelatihan, sekolah, sampe akhirnya bisa berintegrasi sama negara barunya, atau in some cases, kalo mau dibalikin ke negaranya juga ada prosedur-prosedur yang lebih teratur lah. Contohnya negara penerima tuh kayak Jerman yang banyak nerima pengungsi dari Timur Tengah, atau Amerika Serikat yang nerima pengungsi dari Amerika Latin. Nah, the problem is Indonesia tuh engga ikut ratifikasi, jadi kita bebas dari aturan-aturan tadi.
 
Lah terus kenapa mereka ke Indonesia? 
Ya sebenernya sih kebanyakan tujuan akhir mereka tuh ke Australia guys, sebagai salah satu negara yang meratifikasi Konvensi PBB soal pengungsi. Ya tapi kan mau ke Australia juga harus lewat Indonesia dulu. Dengan kondisi kapal seadanya dan perjalanan jauh dari Myanmar, jadinya ya mungkin banget mereka malah terdampar di Indonesia. FYI, di ASEAN sendiri negara yang meratifikasi aturan ini cuma Filipina dan Kamboja.
 
BRUH terus kenapa mereka ga ke sana aja?
Jujur ga tau. Karena instead of ke kedua negara tadi, para pengungsi Rohingya ini justru paling banyak tersebar di Thailand, Malaysia, dan ya.. Indonesia. Disampaikan oleh Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, Indonesia tuh sebenarnya bukan negara yang nampung pengungsi, guys. Yep, kita tuh ngga meratifikasi Konvensi PBB soal pengungsi tadi, jadi ya ngga ada keharusan buat menerima para pengungsi dari Rohingya. Cuma di sini case-nya, kita nerima mereka in the name of humanity aja, alias atas dasar kemanusiaan.

Yaa tapi kalau merekanya problematic piye….
Makanya sampai ditolak sama warga lokal di Aceh, guys. Kapal-kapal yang berdatangan pun sampai dipaksa putar arah melaut lagi kan. Ini juga yang turut jadi perhatiannya Presiden Joko WidodoYep, dari Pemerintah Aceh, Pemerintah Aceh di sini posisinya tuh nungguin arahan dari Pemerintah Pusat aja terkait kebijakan para pengungsi Rohingya ini. Dalam hal ini ya Presiden. Nah Senin kemaren nih, Presiden Jokowi akhirnya speak up deh. Iya, dalam keterangannya kemaren, Pak Presiden udah kasih instruksi ke Menko Polhukam Mahfud MD buat nge-handle permasalahan ini.

Ok. So how does it go?
Nah menyikapi hal ini, Pak Mahfud juga langsung kerja dong. Pak Mahfud bilang bakal segera koordinasi dan menggelar rapat dengan United Nations High Commissioner for Refugees aka UNHCR. UNHCR ini sendiri merupakan badan PBB buat ngurusin para pengungsi kayak pengungsi Rohingya ini, guys. In his words, gini nih Pak Mahfud bilangnya: “Problem negara kita itu banyak. Pengungsi-pengungsi Rohingya, diurus sama UNHCR,” katanya gitu. Lebih jauh, Pak Mahfud juga menyebut pemerintah bakal memulangkan para pengungsi ini ke negara asalnya, di Myanmar, guys.

Why??
Ya karena itu tadi. Indonesia sebenarnya nggak punya kewajiban buat menampung para pengungsi ya, ikut tanda tangan Konvensi PBB terkait pengungsi juga kagak. Terus ya udah, awalnya menolong, eh yang datang juga makin rame. Jadinya di kita kewalahan. “Orang Aceh pun sudah menolak,” kata Pak Mahfud. That being said, nggak ada pilihan lain selain memulangkan para pengungsi ini ke negara asalnya, di Myanmar sana.

Terus, mau mereka? 
Wellspeaking of pemulangan kembali masyarakat Rohingya ke negaranya, sebenarnya Bangladesh udah duluan coba upaya ini, guys. Di 2017 lalu tepatnya. Cuma ya gitu, dari Rohingnya-nya yang menolak dipulangkan kalau nggak dikasih kewarganegaraan penuh oleh pemerintah Myanmar. Keterangan dari seorang pengungsi bahkan bilangnya, “Lebih baik bunuh kami di sini. Dan kirim kembali jasad kami,” katanya gitu. Makanya, PBB pun dari zaman kapan udah committed bakal mendukung semua upaya biar Rohingya bisa balik ke negaranya dengan sukarela, aman, bermartabat, dan berkelanjutan.

Got it. Anything else I should know?
Anyways, dari ribuan masyarakat Rohingya yang datang ke Indonesia, did you know kalau ada kemungkinan mereka bukan ‘benar-benar’ pengungsi? Simply karena mereka mau punya kewarganegaraan aja, gitu. Nah ini yang kemaren juga dibahas sama Pak Muhadijr, guysIn that sense, Pak Muhadjir menyebut bakalan ada tes uji kelayakan buat make sure bahwa yang datang ke Indonesia itu benar-benar pengungsi. Jadi ntar ditelusuri niatnya apa, dll. Nah hasilnya, baru deh bisa dipertimbangkan dan diputuskan apakah mereka ini bisa stay di Indonesia apa nggak. Atau, justru dipulangkan semua kayak plan-nya Pak Mahfud.

When Gaza gets ‘more apocalyptic’ than before…

The UN said.
Sejak masa ceasefire di Gaza selesai pada hari Jumat kemarin, situasi di Gaza, Palestina justru makin chaos dan collapse sampe bisa disebut ‘apocalyptic’ juga nih, guysStatement ini yang juga disampaikan para petinggi PBB melihat situasi di Gaza sekarang ini. Yep, sejak Israel kembali menjajah Palestina lewat serangan brutal pada awal Oktober kemarin, masyarakat Palestina bener-bener hidup dalam teror dan nggak punya lagi tempat aman di negaranya sendiri.

Sad 🙁 I need some background.
Sure. Jadi as we all know, sejak Israel terus-terusan membombardir Gaza pada tujuh Oktober lalu (which is udah hampir dua bulan nih), masyarakat Palestina sekarang udah nggak punya lagi tempat aman buat berlindung. Emang sih di akhir November kemarin tuh sempet ada gencatan senjata sekitar tujuh hari di Gaza. Tapi yha ofc gencatan senjata ini nggak ngaruh banyak ke masyarakat Palestina yang justru makin disudutkan dan dibombardir sama tentara Israel.

Bukannya wilayah selatan Gaza relatif aman yah?
Awalnya emang gitu, guys. Di awal-awal serangan Israel ke Palestina Oktober kemarin tuh, pihak tentara Israel emang udah kasih ultimatum biar masyarakat Gaza pada pindah dulu ke wilayah selatan. Israel berdalih kalo di Gaza Utara ini tuh banyak tentara Hamas yang mau mereka berantas lebih dulu. Masyarakat sipil Palestina yang nggak mau terlibat serangan militer pun mau nggak mau dong pada mengungsi ke wilayah Gaza selatan dulu. Sampe akhirnya belakangan ini Israel malah menargetkan wilayah Gaza selatan dan kembali mengultimatum masyarakat sipil Palestina buat cari tempat perlindungan lain.

Hah, gimana-gimana?
Yep, lewat kode QR yang dirilis Israel akhir-akhir ini, diinfokan tuh beberapa wilayah Gaza yang nggak aman dari bombardir Israel. Plot twist-nya, ternyata wilayah-wilayah ini tuh termasuk wilayah Younis Khan yang notabene ada di Gaza selatan. Jadi kayak, di mana tempat yang aman woeeee? Sekjen PBB, Antonio Guterres aja sampe bingung tuh, maksudnya Israel ini apa sih. Soalnya menurut Guterres, sampe sekarang ini pun nggak ada tempat yang bener-bener aman buat masyarakat sipil di Gaza.
 
Emang ga bisa dipercaya ni Israel.
Ya betul. Itu juga yang dibilang sama Jubir UNICEF James Elder yang menyebut bahwa safe zones yang disebut-sebut Israel itu ngga rasional, ngga scientific, dan ngga mungkin banget lah. Soalnya yha kita tau sendiri, kalo Israel terus-terusan ngebom wilayah-wilayah di Gaza, masyarakat sipil Palestina yang mungkin baru melintas untuk pindah kamp pengungsian bisa ikut kena bom tersebut. Makanya James Elder pun menganggap safe zones yang diciptakan Israel ini samsek nggak masuk akal.
 
So, where are the Palestinians going now?
Well, dalam beberapa hari ini, ada puluhan ribu masyarakat Palestina yang terpaksa mengungsi ke wilayah paling selatan Gaza yang ada di Rafah. Padahal nih, kondisi kamp pengungsian di Rafah tuh udah penuh sesak banget, guys. Sampe-sampe nih beberapa pengungsi yang baru tiba di Rafah tuh cuma cuma kebagian tempat di sekitar jalan dan lahan-lahan kosong yang ada di Rafah. Hal ini juga belum diperparah sama sanitasi yang buruk, penyebaran penyakit di kamp pengungsian, serta minimnya bantuan air, makanan, dan obat-obatan.

OMG:((
Kalo kamu pikir ini udah parah, wait until you hear from Kepala Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB, Philippe Lazzarini yang bilang kalo berdasar peta QR yang dirilis Israel, masyarakat Palestina tuh disuruh mengungsi di wilayah yang kurang dari sepertiga Jalur Gaza. Beberapa fasilitas PBB yang masih berfungsi di Gaza pun kini sama halnya udah penuh banget, guys. Apalagi kata Lazzarini, akses jalan menuju Gaza selatan sekarang tuh udah tersumbat. Makanya Lazzarini bilang, “They need everything: food, water, shelter, and mostly safety.”

Kalo kondisi rumah sakit di Gaza gimana?
Sama aja chaos-nya, guys. Soalnya Senin kemarin, World Health Organization aka WHO baru aja merilis laporan yang bilang kalo cuma tinggal 18 dari 36 rumah sakit di Gaza yang masih beroperasi. Itu pun kondisi rumah sakit juga sama penuh sesaknya pasien dan para pengungsi yang mencari perlindungan. Layanan rumah sakit di sana pun serba terbatas banget. Ini karena lingkungan rumah sakit yang masih jadi target serangan Israel kayak yang terjadi pada Senin malam kemarin di mana sekitar rumah sakit Kamal Adwan dibom habis-habisan sama Israel sampe ngakibatin berbagai kerusakan pada gedung rumah sakit.

Huft, anything else I should know?
Well, balik ke kode QR yang di-publish Israel belum lama ini. Kalian ngerasa aneh nggak sih kenapa Israel justru milih pake cara nyebarin kode QR buat memetakan wilayah-wilayah yang nggak aman buat masyarakat Palestina. Padahal di Gaza sendiri tuh akses telekomunikasi apalagi internet tuh udah sulit banget. Makanya bisa jadi masih banyak para penyintas di Gaza yang nggak tau soal ultimatum ini dan memilih tetap tinggal di wilayah yang sebenernya dilarang sama Israel. Makin rumit banget kan guys hidupnya sodara-sodara kita di Gaza sana 🙁

Now, let’s talk about DKI Jakarta…..

Or should we say Daerah Khusus Jakarta (Without Ibukota).
Ehehehe ya gitu, guysIt’s getting real. It’s happening. Jakarta nggak lama lagi bakal kehilangan statusnya sebagai Ibu Kota Negara. That being said, kemaren banget nih, bapak ibu wakil rakyat di Senayan abis Rapat Paripurna tuh ngomongin sekaligus menyetujui soal segala perintilan terkait Jakarta setelah kehilangan huruf I di akronim namanya. So everybody meet: Daerah Khusus Jakarta aka DKJ.

Hold on. I need some background.
Gini gini. Kamu pasti tahu dong kalau ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia itu bakal segera pindah, guys, Dari Jakarta, otw ke IKN Nusantara di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Hal ini udah bukan sekadar wacana lagi. Udah legit tertuang di UU Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara. Dan sampai sekarang, proses pembangunan IKN masih terus berjalan. Targetnya sih, project ini lagi dikejar buat kelar tahun depan, supaya pas Upacara Detik-Detik Proklamasi 17 Agustus 2024 mendatang, upacaranya udah di IKN yang baru, nggak di Jakarta lagi.

Terus
 how about Jakarta?
Nah Jakarta, meskipun ntar nggak berstatus sebagai ibu kota lagi, masih punya privilege sebagai ‘daerah khusus’, guys. Namanya daerah khusus, ya pasti segala perintilan dari A-Z nya kudu dirumuskan dari sekarang. Nggak tanggung-tanggung, dirumuskannya tuh dalam Rancangan Undang-Undang, guys. Nah draf RUU ini yang kemaren dibahas dalam Sidang Paripurna DPR.  Adapun hasilnya, sebanyak 8 fraksi mulai dari PDI Perjuangan, Golkar, NasDem, Demokrat, PKB, PAN, dan PPP menyetujui RUU itu sebagai RUU inisiatif DPR. Cuma PKS yang menolak. Put that for a while karena ada hal yang lebih seru yang mau kita bahas soal RUU DKJ ini, gengs.
 
Ok tell me.
Yaitu soal sistem pemerintahan DKJ. Yep, dalam Pasal 10 Bab IV RUU ini, disebutkan bahwa Gubernur dan Wakil Gubernur untuk Daerah Khusus Jakarta tuh ditunjuk dan ditetapkan langsung oleh Presiden, bukan lewat pemilihan umum yang langsung kayak Pilkada. Pemberhentiannya pun juga dilakukan oleh presiden. Disampaikan oleh Wakil Ketua Badan Legislasi DPR, Achmad Baidowi, aturan ini tuh berkaitan sama ‘Kekhususannya’ tadi, guys. Yang kemudian bakal membedakan Jakarta sama daerah lain.

Tell me more.
Lebih jauh, Pak Awiek menyebut kekhususan ini ya yang paling utama soal sistem pemerintahannya,  gengs. Ditunjuk dan diberhentikan sama Presiden, but make it democratic as well. Yep, di sini twist-nya. Masih dari keterangan Pak Awiek, penunjukan gubernur dan wakil gubernur ini nggak serta merta ditunjuk presiden, “Oke lo aja ya. Cuss besok w lantik.” Nggak gitu. Tetap ada proses demokrasinya di mana melibatkan DPRD DKJ. In that sense, penunjukan dan pemberhentian gubernur/wakil gubernur ini ntar bakal mempertimbangkan usulan atau pendapat dari DPRD, gengs.

I see….
Terus apa lagi? Nah selain soal sistem pemerintahannya, RUU DKJ ini juga mengatur soal perpajakan. Khususnya pajak buat tempat hiburan, club, bar, karaoke, dsb. Itu ditetapkan paling rendah 25% dan paling tinggi 75%. Dan nggak cuma soal pajak hiburan, tarif pajak buat jasa parkir pun naik jadi up to 25%. Ketentuan soal perpajakan ini sendiri udah legit based on Perda DKI Jakarta Tahun 2010. Nomor 10 kalau soal pajak hiburan, dan nomor 16 kalau soal pajak parkir.

Ok. Did anyone say anything?
Ada dong. Now let’s get back to PKS. PKS kan diketahui nggak setuju ya sama draf RUU ini. Alasannya, ya karena mereka keberatan terhadap poin penunjukan gubernur oleh presiden tadi, guys. Disampaikan oleh politisi PKS Dapil DKI Jakarta Mardani Ali Sera, dengan sistem kayak gitu, meaning sama aja demokrasi rakyat Jakarta dikebiri, katanya gitu.

Got it. Anything else?
Anyways, menyikapi RUU DKJ yang udah disetujui jadi draf RUU Inisiatif DPR, now let’s hear it from Pj Gubernur himself, Heru Budi Hartono. Menurut Pak Heru, RUU yang ada sekarang itu gabakal ngubah apa yang sekarang udah bener, guys. Nasib Jakarta kata Pak Heru juga bakal baik-baik aja. Even setelah ntar nggak jadi ibu kota. Secara, semuanya udah lengkap, transportasinya cakep, ekonominya bagus. Ya tetep bisa narik investor lah, kalau kata Pak Heru mah.

What’s increasing but not your salary?Toll rates.

Raise your hand kalo tanggal segini, gajian kamu udah mau abis? Now hands down. Emang ya guys, menjelang akhir tahun gini, kayak udah jadi siklus kalo banyak harga bahan kebutuhan tuh pada naik juga. Akibatnya, dompet kamu yang udah tipis juga makin tipis deh *ehee canda dompet*. Anyway, ternyata ngga cuma harga berbagai bahan pokok yang ada di pasar aja yang ikut naik, tapi tarif tol di beberapa tempat tuh juga ikut naik loh. At least ada tiga ruas jalan tol yang tarifnya ikut naik dalam kurun waktu sebulanan ini. Pertama ada di jalan tol Pemalang-Batang, Jawa Tengah yang tarifnya udah mulai naik dari pertengahan November kemarin. Buat Golongan I alias mobil pribadi dan bis, tarif tertinggi ada di rute Sewaka-Pasekaran yang tarifnya sampe Rp53 ribu.
 
Kenaikan tarif tol juga terjadi nih di ruas tol Semarang-Solo, Jawa Tengah yang udah dimulai dari akhir November kemarin. Tarif tol Golongan I yang semula cuma Rp75 ribu, sekarang udah naik nih guys jadi Rp92 ribu. Kenaikan ini juga terjadi di tol Jakarta Outer Ring Road, Akses Tanjung Priok, dan Pondok Aren-Ulujami yang ada di Jabodetabek. Sejak Senin kemarin, tarif tol buat Golongan I di sana naik mulai dari Rp500 sampai Rp1.000, guys. So, jangan lupa cek saldo e-toll kamu yah.

“Saya masih tidur,”

Wkwk gitu guys kata Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono pas ditanya soal rame-rame dugaan pelanggaran pemilu yang dilakukan oleh cawapres pasangan nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka yang bagi-bagi susu gratis pas acara CFD di Bundaran HI Hari Minggu kemarin. Nah ternyata guys, ada aturan bahwa di CFD-an tuh ga boleh kampanye, jadi pada nanya lah ke pak Heru, aman ga ni pak, Mas Gibran? Eh taunnya Pak Heru masih bobo, jadi tanya aja ke Bawaslu ceunah.
 
When you realllllly want your beauty sleep on the weekend…

Announcement


Thanks to Someone, wmmg, and Nanamin for buying us coffee today! 

Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here…just click here Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!

Catch Me Up! recommendations

Just… in case you need some zodiac content this December.

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.