Now, another explosion in Middle East...
Now in Iran.
Iya guys, masyarakat Iran lagi berkabung karena baru aja terjadi ledakan gas di wilayahnya. Ledakannya besar banget hingga menyebabkan 51 orang tewas dan 20 orang lainnya mengalami luka-luka.
Tell me.
Well, jadi pada hari Minggu (22/09/2024) jam 21:00 waktu setempat, terjadi ledakan dahsyat di sebuah tambang batu bara yang terletak di Provinsi Selatan Khorasan. Hingga saat ini, upaya evakuasi masih dilakukan untuk menyelamatkan korban yang masih terperangkap di area tambang. Tapi, masih belum jelas juga ada berapa korban yang masih terperangkap dan whether or not they're still alive :(
Ngeri banget :(
Banget, guys. Kamu harus tahu nih bahwa ledakannya terjadi gara-gara ledakan gas metana yang terjadi di dua blok, yakni Blok B dan C. Adapun tambang ini dikelola oleh perusahaan namanya Madanjoo, dan saat kejadian, ada sekitar 80an orang pekerja yang tengah berada di lokasi.
Terus terus...
Well, terkait ledakan ini, Gubernur Khorasan Selatan, namanya
Javad Ghenaatzadeh menyebutkan bahwa upaya evakuasi jadi sulit dilakukan karena tingginya gas metana di kedua blok tersebut. Doi juga menjelaskan bahwa 76% batu bara dihasilkan oleh wilayahnya, dan ada 8 hingga 10 perusahaan tambang besar yang beroperasi di sana. Jadi emang bisa dibayangkan besarnya area tambang tersebut.
I see...
Terkait kecelakaan ini, Presiden Iran Masoud Pezeshkian yang lagi mau berangkat ke New York untuk menghadiri United Nations General Assembly (UNGA) kemudian memerintahkan agar segala upaya evakuasi dilakukan, dan pemerintah juga bakal turut membantu para keluarga yang ditinggalkan. Selain itu, investigasi mendalam juga bakal dilakukan terhadap kejadian ini.
OK. Anything else?
Well, kamu harus tahu nih guys bahwa sebagai salah satu penghasil gas terbesar, Iran emang punya banyak tambang batu bara. Tapiii, emang safety-nya kurang banget nih. Sebelumnya di tahun 2017 juga pernah terjadi ledakan tambang yang menewaskan 42 orang. Sebelumnya lagi di tahun 2013, ledakan juga terjadi dan menewaskan 20 orang. Adapun alasan di balik tingginya korban jiwa ini menurut para ahli adalah kurangnya safety dan akses terhadap first aids buat para korban.