When hijab ban continues to persist…
Now it's happening in the Muslim-populated country of Tajikistan.
Yep, salah satu negara dengan penduduk mayoritas muslim di Asia Tengah which is Tajikistan baru aja mengeluarkan undang-undang untuk melarang seseorang menggunakan hijab ataupun penutup kepala islami lainnya, guys. Undang-undang ini baru aja disetujui parlemen Tajikistan pada pekan kemarin dan juga langsung dapet acc dari Presiden Tajikistan, Emomali Rahmon. Aturan ini diterapkan setelah penggunaan hijab di Tajikistan diasosiasikan dengan kelompok ekstrimis Islam sekaligus sebagai usaha mempromosikan pakaian nasional Tajikistan.
Hah? Gimana-gimana??
Jadi belum lama ini pemerintah Tajikistan baru aja nge-publish UU baru yang isinya melarang penggunaan hijab ataupun atribut penutup kepala Islami lainnya di seluruh wilayah negaranya, guys. Langkah ini diambil pemerintah Tajikistan dengan dalih untuk melindungi nilai-nilai budaya nasional sekaligus mencegah tahayul dan ekstrimisme meluas ke seluruh negeri. Nggak tanggung-tanggung, mereka yang melanggar bakal didenda sampe USD700 buat masyarakat biasa, USD3.500 untuk perusahaan yang mentolerir karyawannya menggunakan hijab, serta USD5.000 kepada pejabat pemerintah atau pemuka agama.
That’s a lot.
Banget. Selain itu, dalam UU ini pemerintah Tajikistan juga membatasi partisipasi anak-anak dalam perayaan Idulfitri dan Iduladha untuk keliling kampung/kompleks dan menerima hadiah. Tradisi yang juga mirip-mirip dilakukan di Indonesia pada momen Lebaran ini sekarang dibatasi oleh pemerintah Tajikistan dengan dalih untuk pendidikan dan keselamatan yang layak bagi anak-anak selama liburan. Padahal FYI, tradisi yang di Tajikistan disebut ‘iydgardak’ ini tuh, udah berlangsung bertahun-tahun, guys.
Padahal Tajikistan negara mayoritas muslim kan?
Iya lagi. Dari sensus penduduk terakhir yang dilakuin pemerintah Tajikistan pada 2020 menunjukan kalo negara dengan penduduk sekitar 10 juta jiwa ini tuh 96 persennya beragama Islam, guys. Cuma yha gitu, udah dari 2007 lalu tuh pemerintah Tajikistan udah melarang hijab buat seluruh pelajar dan seluruh orang yang terlibat di lembaga publik. Bahkan nih, pemerintah Tajikistan juga punya aturan informal yang nggak tertulis di mana para cowo yang berjanggut lebat tuh, bakal dicukur habis sama pihak berwenang.
So why???
Buat tahu alasannya, better kita mundur ke belakang dulu deh, pada tahun 1997 lalu tercipta perjanjian damai antara Presiden Emomali Rahmon dengan Tajikistan Islamic Resurrection Party aka TRIP. Perang saudara selama lima tahun di Tajikistan berakhir damai setelah TRIP dapet 30 persen bagian dari pemerintahan Tajikistan. Cuma TRIP kemudian dianggap organisasi terlarang dan dicap teroris setelah upaya kudeta mereka gagal pada 2015 lalu. Dalam upaya kudeta itu, petinggi Tajikistan bernama Jenderal Abdulhalim Nazarzoda dilaporkan meninggal.
I’m reading.
Terus dari situ, Presiden Emomali kayak menyalahkan usaha kudeta ini sebagai pengaruh ekstrimis di negaranya, guys. Padahal dalam gagasan yang Presiden Emomali percaya, Tajikistan merupakan negara yang demokratis, berdaulat, serta berdasarkan hukum dan sekuler. Jadi yha dari situ mulai banyak beberapa aturan kontroversial di mana pada 2017 lalu Kemenag-nya Tajikistan menutup hampir dua ribu masjid dalam kurun waktu satu tahun. Masjid-masjid yang ditutup tersebut lanjut mereka alihfungsikan sebagai pusat medis sampe kedai teh.
Hhmmm…
Dari laporan media setempat, UU pelarangan hijab yang mulai diterapkan ini juga dipicu oleh serangan teroris di Balai Kota Crocus, Rusia pada April lalu. Buat yang nggak inget, serangan yang terjadi menjelang konser rock di Moscow tersebut menewaskan lebih dari 100 orang dengan empat pelakunya merupakan warga negara Tajikistan. Nah dari situ, pemerintah Tajikistan terus berupaya meredam apa yang mereka sebut ekstrimisme dengan salah satunya lewat meredam masuknya budaya pakaian Islami dari Timur Tengah yang dianggap mengancam identitas budaya mereka.
Anyone said something about it?
Ada nih. Jadi setelah Tajikistan resmi menerapkan UU pelarangan jilbab di seluruh wilayah negaranya, beberapa lembaga kayak Union of Islamic Scholar di Afghanistan dan Council on American-Islamic Relations aka CAIR tuh bener-bener menentang aturan ini. Direktur CAIR, Corey Saylor bahkan menyebut kalo pelarangan penggunaan pakaian keagamaan merupakan tindakan melanggar HAM. In his words, Corey bilang, “Banning the hijab is a violation of religious freedom and such a bans on religious attire should have no place in any nation that respects the rights of its people.”
Anything else I should know?
Well, kamu perlu tau juga nih kalo dari 2011 lalu pemerintah Tajikistan juga udah nerbitin UU Tanggung Jawab Orang Tua yang isinya berupa larangan buat para orang tua di Tajikistan untuk menyekolahkan anaknya ke pendidikan agama di luar negeri. Selain itu dalam UU ini juga diatur kalo anak-anak di bawah 18 tahun dilarang memasuki tempat ibadah tanpa izin, guys. Jadi yha serba dibatasi banget lah umat muslim di Tajikistan.