Good morning
Happy Wednesday! It's the midweek again and in case you're following: Today is all about PMI drama. There's also more on the Parisida case in Lebak Bulus to... Alzheimer. Yep, scroll down...
When Palang Merah Indonesia is being the headlines.....
Gara-gara rebutan kursi pimpinan.
Yang zaman sekolah ikutan ekskul PMR terus stand by di UKS mana suaranya???!!!! Nah kalau kamu familiar sama PMR, kamu pasti juga nggak asing sama organisasi induknya, alias Palang Merah Indonesia. Itu loh, yang rutin ngadain acara donor darah. PMI ini sekarang lagi rame, guys. Lagi rebutan kekuasaan siapa yang jadi Ketua Umum, apakah Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI, Jusuf Kalla, atau politisi senior Golkar, Agung Laksono. Sampe lapor polisi segala!
Tell. Me. Everything.
Sure. For starters, kamu harus tahu dulu bahwa organisasi PMI ini udah dipimpin Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla selama tiga periode ygy. Dari 2009 tuh dia udah menjabat. Nah, di periode mendatang, untuk tahun 2024-2029, Pak JK maju lagi, guys sebagai Calon Ketua Umum PMI. Awalnya dilaporkan ada satu orang lagi tuh lawannya Pak JK, yang sama-sama daftar.. So now everybody meet: Agung Laksono.
I am reading....
Agung Laksono ini politisi senior di Golkar yang emang familiar sama rebutan-rebutan kekuasaan (wink-wink) dia juga menjabat sebagai Ketua Pengawas Komite Donor Darah Indonesia aka KDDI. Nah, Pak Agung ini pada 6 Desember lalu udah declare bahwa dia siap maju sebagai Calon Ketua Umum PMI. Udah memenuhi syarat, dan udah dapat dukungan dari para pengurus PMI di daerah katanya. Tapi sama panitia, cuma Pak JK yang dinilai memenuhi syarat sebagai Calon Ketua Umum PMI. Pak JK pun maju sebagai calon tunggal dan terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PMI lewat Musyawarah Nasional yang digelar di Jakarta pada Minggu (8/12).
I think I've seen the problem....
Wait until you read about: Timnya Pak Agung malah menggelar munas tandingan. Yep, you read it right. Disampaikan oleh Sekjen PMI versi kubunya Pak Agung, Ulla Nurchrawaty namanya, mereka sebenarnya nggak ada niatan mau bikin munas tandingan segala, guys. HOWEVER, Munas yang kemaren digelar tuh janggal banget bagi mereka. Sampai situasinya disebut nggak kondusif bahkan.
Coba jelasin pelan-pelan….
Masih dari keterangan Bu Ulla, kejanggalan ini mostly terjadi pas pleno bahas AD/ART sih. Adapun yang mereka mau bahas di sini tuh adalah ketentuan ketua umum menjabatnya maksimal dua periode aja. Atau tiga periode lah, jangan kelamaan (keinget siapa yaa mau tiga periode???). Tapi nggak bisa. Mereka mau bahas itu tapi dilarang, sampe microphone-nya dimatiin lah, akses internetnya diputus, bahkan sampe nggak bisa lagi interupsi di forum itu. Ada ajudannya Pak JK nyuruh berhenti katanya. Yang paling fatal, Bu Ulla juga menyebut di forum Munas itu nggak disebutkan calon-calon Ketua Umum PMI siapa aja. Apakah itu Pak Agung, atau Pak JK. “Nggak jelas” katanya.
Lah terus??
Makanya, berangkat dari situ, akhirnya digelarlah munas tandingan itu tadi. Dalam keterangannya, Bu Ulla menegaskan emang demand menggelar munas tandingan ini gede banget, guys. Ada 254 orang yang mendesak, di mana mereka juga punya hak suara kan. Dari munas tandingan ini, akhirnya memutuskan Pak Agung Laksono sebagai Ketua Umum PMI periode 2024-2029.
Terus Pak JK gimana?
Ya Pak JK nggak terima. Dalam keterangannya Senin kemarin, Pak JK menilai tindakan Pak Agung menggelar Munas tandingan ini adalah tindakan ilegal dan melawan hukum. Pengkhianatan bahkan katanya. Not to mention Pak JK menyebut Pak Agung ini emang udah kebiasaan tingkahnya kayak gini, guys. Iya, “Agung Laksono kerjanya seperti itu. Dipecah Golkar, buat tandingan di Kosgoro. Itu memang hobinya. Tapi itu kita harus lawan karena itu berbahaya untuk kemanusiaan." Nah, karena mau ngelawan, Pak JK akhirnya lapor polisi, gengs. Meanwhile, dari Pak Agung sendiri be like, “Ya boleh-boleh aja. Lapor-lapor itu kan boleh saja." Adapun circle-nya Agung Laksono disebut bakal segera mendaftarkan susunan kepengurusan versi munas tandingan tadi ke Kementerian Hukum RI.
Now, over to you, Kementerian Hukum….
Nah, di Kementerian Hukum, Menteri Hukum Supratman Andi Agtas menyebut belum terima berkas terkait kepengurusan PMI, baik dari kubunya Jusuf Kalla atau Agung Laksono. Jadi ntar kalau udah masuk, baru diverifikasi, verifikasi secermat mungkin katanya. Lebih jauh soal adanya dua kubu ini, Pak Supratman juga bilang pihaknya bakal mediasi dulu sih, guys sebelum ambil keputusan. "Terutama terkait perkumpulan, badan usaha dan organisasi profesi, semua dilakukan dengan proses mediasi,” katanya gitu.
Is that it?
Belum selesai, beb. Kamu harus tahu bahwa pemerintah tuh di sini nggak ada dan nggak pernah mau cawe-cawe. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bahkan bilang dia nggak pernah kasih rekomendasi soal siapa yang harusnya maju jadi Ketua Umum PMI. Yep, kemaren banget nih, Selasa (10/12), BGS bilangnya PMI tuh cuma sebatas mitra kerjanya Kementerian Kesehatan aja, guys. Jadi kalau urusan kepengurusan tuh diserahkan sepenuhnya ke PMI. “Yang milih juga bukan menteri” katanya.
Got it. Anything else?
Still talking about the government, beberapa waktu lalu tuh Agung Laksono sempat ngomong kalo hubungan PMI sama pemerintah tuh kurang harmonis cenah. Makanya kalau dia yang jadi ketua umum, dia bakal benerin hal itu. Hal ini langsung dibalas sama Pak JK dengan counter-nya: “Kalau tidak harmonis, tidak ada menteri yang datang. Semua menteri terkait bidang sosial dan kesehatan kami undang." Di Pembukaan Munas Senin (9/12) kemarin, acaranya dihadiri oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menko Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar, dan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Pratikno.
Now, let’s get you updated on: Kasus Parisida di Lebak Bulus….
Guys, kamu pernah dengar istilah Parisida? Secara umum, parisida ini intinya membunuh orang dekat ygy. Tapi kemudian dispesifikkan lagi nih, parisida ini adalah fenomena anak yang membunuh orang tua mereka sendiri. Yep, itu yang terjadi di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11) lalu. Anak umur 14 tahun berinisial MAS menusuk ayah, ibu, dan neneknya sampai ayah dan neneknya meninggal dunia.
WHAT???
Berdasarkan keterangan polisi, kronologinya tuh gini: Tengah malem sekitar jam 1 dini hari, MAS turun ke dapur buat ngambil pisau. Terus naik lagi ke atas dan menusuk ayah ibunya yang lagi tidur. Neneknya, yang lagi keluar kamar juga nggak luput dari penusukan tersebut. Akibat kejadian ini, ayah dan neneknya pun meninggal dunia dan langsung dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk proses visum. Sementara ibunya, juga udah dilarikan ke RS Fatmawati dan menjalani perawatan intensif.
Terus, anaknya?
Anaknya, si MAS tadi juga udah berstatus sebagai anak berkonflik dengan hukum aka ABH. That being said, saat ini doi yang masih kelas 1 SMA itu juga udah diamankan dan menjalani pemeriksaan intensif di lembaga penitipan anak. Jadi emang belum ketemu sama ibunya, guys. Ditemui polisi beberapa waktu lalu, MAS cuma nitip salam aja. “Salam buat mama, aku minta maaf,” katanya gitu.
Why did he do what he did tho?
Nah soal itu juga. Sampai berita ini ditulis, kepolisian tuh masih mendalami motif di balik kejadian ini, guys. Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi bahkan bilang kasus yang satu ini tuh emang unik. Iya, AKP Nurma yang udah puluhan tahun jadi polisi dan udah nanganin ratusan kasus kriminal aja sampe keder menangani kasus Lebak Bulus ini. “Lumayan digalinya agak lama. Memang harus pelan-pelan sama anak-anak."
Gimme all the details…
Soalnya tuh gini lo. Dari keterangan yang dihimpun polisi dari pengakuan yang bersangkutan, MAS ini bukan tipikal anak yang nakal, guys. Track record-nya bersih. Di handphone juga nggak ada yang aneh-aneh. Di sekolah pinter, dll. Iya, pinter tapi ya udah aja gitu lo. Nggak pernah sampe di tahap tertekan karena urusan sekolah. Terus, dia juga bilang mama papanya enggak pernah marah di rumah. Nyuruh minta tolong ngerjain sesuatu juga nggak pernah dengan nada keras. Jadi nggak pernah tuh dapat kekekerasan.
Terus kenapa dong?
Wait until you read about: Dia dapat bisikan yang meresahkan. Yep, you heard it right. Disampaikan oleh Kasat Reskrim Polres Metro Jaksel, AKBP Gogo Galesung, MAS ini awalnya nggak bisa tidur gitu, guys. Terus ada hal-hal yang bisikin dia, meresahkan gitu katanya. Tapi masih didalami lebih jauh sih. Saat ini psikolog forensik juga masih terus coba mengkaji motif pembunuhan ini.
Got it….
Lebih jauh, laporan dari Majalah Tempo menyebut bahwa MAS ini tuh pelaku sekaligus korban, guys. Korban dari kondisi rumit yang seharusnya jadi tanggung jawab kita nih, orang dewasa. Kenapa hal ini jadi tanggung jawab orang dewasa, karena tuh gini lo, penyebab anak melakukan tindakan ekstrem sampai membunuh tuh kan bisa macem-macem banget ya. Whether itu karena marah yang udah lama terpendam misalnya, atau ngerasa dibanding-bandingin terus sama adek/kakaknya, yang kemudian berpengaruh ke psikologisnya.
Makes sense....
Riteee? Dan mereka nggak punya pilihan lain selain… Ya udah, terima aja. Iya, nggak kayak orang dewasa yang bisa lebih mudah keluar dari situasi toxic, anak-anak tuh nggak punya privilege itu, guys. Jadi mereka diem aja di rumah. Dan di sinilah harusnya kita nih, sebagai orang dewasa, bisa kasih mereka perlindungan, kepedulian, dan pemahaman. Se-simple kayak “Hey, gimana tadi sekolah? Nilainya di bawah standar ya? It’s okay. Nanti kita belajar lagi ya,” gitu-gitu.
Terus, di kasus ini?
FYI, dari laporan majalah Tempo juga, MAS ini diduga emang mengalami stress luar biasa gara-gara masalah sekolahnya, guys. Makanya sampe muncul “bisikan-bisikan” which merupakan gejala umum bagi penderita depresi. Dia ditekan harus dapat nilai yang bagus terus, dan dituntut ikutan les coding setelah sekolah. Jadinya ya begadang mulu. That being said, stance-nya di sini jelas ygy: Pengusutan harus dilakukan secara menyeluruh. Mulai dari dinamika keluarganya kayak gimana, parenting-nya kayak gimana, sampai komunikasi dan dukungan lingkungan MAS juga harus ditelusuri. Biar jelas semuanya.
Anything else I should know?
Btw, tadi mimin sempat bahas polisi yang bilang kasus ini kasus yang unik, rite? Nah, yang harus kamu tahu adalah, kasus parisida di mana anak membunuh orang tuanya tuh emang jarang terjadi. Sejumlah riset menunjukkan persentasenya tuh ada di rate 1,7-4% lah di antara kasus pembunuhan di dunia, dan 20%-nya dilakukan oleh anak-anak usia 8-17 tahun. Tapi emang perlu waspada. Karena meskipun jarang, angkanya naik terus dari tajun ke tahun. Termasuk kasusnya MAS ini. Korbannya dua orang sekaligus pula. Terus pantau anak-anak yah!
When you grandma can be easily tricked...
Hati-hati, itu bisa pertanda alzheimer!
Iya guys, kamu harus tahu banget nih bahwa kalo nenek kakek kamu gampang banget ketipu, apalagi masalah finansial, itu bisa jadi karena memang dirinya udah terkena penyakit alzheimer di stadium awal. Hal ini disampaikan minggu lalu oleh jurnal clinical psychology, namanya Cerebral Cortex. Jadi dalam penelitiannya itu, para peneliti melihat kondisi dari sebuah bagian di otak, namanya enthorinal cortex, yang merupakan bagian penting untuk komunikasi dan menyimpan banyak memori masa lalu serta membantu membuat keputusan di orang berusia 52 hingga 83 yang tidak memiliki tanda-tanda kena alzheimer. Hasilnya, mereka yang gampang kena penipuan finansial ternyata memiliki enthorinal cortex yang menipis dibanding mereka yang tidak menderita alzheimer. Para peneliti ini berkesimpulan, penipisan atas enthorinal cortex inilah yang membuat seorang opa/oma kehilangan kemampuannya untuk mengingat pengalaman masa lalu dan memiliki kesulitan dalam membayangkan konsekuensi atas suatu tindakan di masa depan.
Repeat after us: Be kind to your elders.
"Mungkin faktor kejenuhan,"
Gitu guys tanggapan dari Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya saat ngomentarin soal beberapa alasan kenapa seseorang jadi memilih untuk Golput hingga angka Golput di Pilkada 2024 kemarin jadi tinggi. Kata Kang Bima, bisa jadi karena emang warga udah jenuh, atau karena faktor cuaca, lagi bencana, hingga kondisi TPS yang jauh. Apapun alasannya, kata beliau, demokrasi yang baik itu yang tingkat partisipasi masyarakatnya tinggi.
When your coworkers keep taking extended coffee breaks ...
Announcement
Thanks to ORY, Hardito, Faiq, Deery, and Naufaldi for buying us coffee today :)
Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here...just click here. Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!
Catch Me Up! recommendations
Just... in case you have more time to cook in this holiday szn...