Krisis Iklim Punya Pengaruh Baruk Untuk Kesehatan Mental

Admin
UTC
1 kali dilihat
0 kali dibagikan

When you care soooo much about your mental health…

Let’s zoom in on: Climate crisis. 
Karena ternyata, kondisi climate crisis yang terjadi saat ini punya pengaruh buruk terhadap kesehatan mental generasi muda.

Whoa, tell me everything.
Sure. Jadi as we all know, climate change tuh lagi bener-bener kejadian di seluruh dunia. Dampak nyatanya juga udah kita rasain langsung lewat cuaca ekstrem yang menimbulkan berbagai bencana macem banjir bandang, kekeringan, sampai krisis pangan. Nah ternyata, dampak climate change nggak cuma dari segi bencana alam aja nih. Pasalnya Rabu kemarin, American Psychological Association yang bekerja sama dengan organisasi advokasi iklim bernama ecoAmerica baru aja merilis sebuah laporan yang bilang kalau climate change bisa memicu dan memperburuk kesehatan mental anak-anak dan remaja.

How so?
Karena mostly, efeknya yang langsung kerasa sama kita-kita kan. Misalnya cuara yang lagi panas banget belakangan ini, atau rumah kamu yang biasanya ga banjir tapi sekarang jadi kebanjiran. Semua itu menyebabkan stres yang tentunya bisa ngaruh sama kondisi mental kamu. Lebih jauh, pada laporan ini juga ditemukan bahwa berbagai masalah iklim yang berkepanjangan tuh bisa banget ningkatin risiko kecemasan, depresi, gangguan bipolar, sampai gangguan kognitif lainnya. Hasil penelitian ini didapatkan setelah melakukan perangkuman pada serangkaian eksperimen yang berkaitan soal perubahan iklim, kesehatan mental, dan pengembangan generasi muda.

Valid nggak nih?
Tentu aja valid dong. Secara penulis utama laporan ini tuh juga merupakan profesor psikologi di College of Wooster bernama Sue Clayton. Belum lama ini, Clayton juga mengatakan kalau generasi muda cenderung nggak punya strategi penanggulangan kesehatan mental seperti yang kebanyakan orang dewasa miliki. Makanya tuh, anak-anak dan remaja dinilai lebih rentan mengalami mental illness terkait climate change dibanding mereka yang udah dewasa. Lebih jauh, Clayton juga menggambarkan stress yang mungkin orang tua alami karena climate change juga bisa banget mempengaruhi kesehatan mental anaknya.

Surprised, but (not) surprised. 
True. Lebih jauh, dalam laporan ini juga disebutkan bahwa resiko mental illness pada anak ada kemungkinan dimulai sebelum anak tersebut lahir. Yep, dengan begitu banyaknya kejadian cuaca ekstrem, polusi udara, sampai tingginya suhu bisa banget menimbulkan kecemasan pada seorang ibu yang mengandung. Kalau udah gitu, potensi seorang anak mengalami berbagai macam masalah kesehatanseperti keterlambatan perkembangan sampai gangguan kejiwaan juga makin tinggi. Bahkan nih, berbagai masalah dalam perilaku ini disebut seringkali nggak bisa dirubah alias permanen, guys.

Dampak real-nya ke anak muda tuh apa sih?
Well, dijelasin juga dalam laporan ini bahwa banyak dari generasi muda tuh lebih ngerasa cemas soal masa depan, terlebih dengan adanya climate change. Clayton juga bilang kalau anak muda sekarang cenderung makin khawatir dampak climate change yang bisa aja mempengaruhi masa depannya. In his words, Clayton bilangnya, “How do you plan for the future when you don’t know what the future will look like?” Dari situlah, dampak climate change yang terjadi sekarang dinilai bisa mempengaruhi pengambilan keputusan sampai rendahnya pegendalian diri pada generasi muda.

So, is there any solution about it?
Fortunately ada, guys. Di dalam laporan tersebut, dijelaskan tuh berbagai cara untuk membatasi dampak perubahan iklim terhadap kesehatan mental remaja. Nah salah satu rekomendasinya lewat peran sekolah yang lebih aktif tuh mengajarkan kurikulum soal climate change. Selain itu, dampingan dan pemeriksaan rutin dari psikolog profesional juga akan sangat membantu tuh buat kesehatan mental remaja. Ofc segala bentuk dukungan ini juga perlu disambut baik oleh orang tua dan lingkungan sosialnya.


Got it. Anything else I should know?
Meski in general anak muda tuh sangat terdampak dengan perubahan iklim, tapi ternyata nggak semua anak muda dan remaja mengalaminya gengs. Dalam laporan ini ditunjukan bahwa masyarakat dengan latar belakang ekonomi menengah ke bawah cenderung lebih mungkin terdampak langsung cuaca ekstrem. Sedangkan buat mereka yang terlahir berkecukupan, tentu aja memiliki potensi yang lebih sedikit terdampak cuaca ekstrem karena privilege yang mereka punya.

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.