Krisis Iklim Menghambat Upaya Memerangi Penyakit Menular

Admin
UTC
1 kali dilihat
0 kali dibagikan

When the climate crisis can only make things worse…

Now on the cases of AIDS, TBC, and Malaria.
Yep guys, kalo kamu pikir climate crisis cuma bikin kamu kepanasan, harga pangan naik, bencana alam makin sering terjadi, bisa dibilang kamu salah. Soalnya, hasil studi terbaru justru menemukan bahwa climate crisis tuh bisa menghambat upaya memerangi penyakit mematikan kayak HIV/AIDS, tuberkulosis (TBC), dan malaria. Sadly, ketiganya adalah penyakit menular paling mematikan di dunia yang justru penanganannya terancam terhambat penanganannya gara-gara climate change.

Hold on, I need some background.
Sure. Jadi as we all know, penyakit AIDS, TBC, dan malaria tuh udah jadi ancaman penyakit dari kapan tau. Ketiga penyakit ini juga jadi penyakit menular paling mematikan di dunia, makanya komunitas internasional tuh sebelumnya udah punya resolusi untuk menghilangkan ketiga penyakit ini dari muka bumi per 2030 mendatang. Tapi sayangnya, upaya ini bisa jadi terhambat dengan adanya climate crisis dan peperangan yang terjadi di berbagai negara.

Lho kok bisa?
Dari perang dulu ya. Jadi kita tahu, saat ini lagi banyak negara yang dalam status perang, kayak Sudan, Ukraina, Afghanistan, dan negara tetangga kita sendiri, Myanmar. Nah gara-gara perang ini, muncul banyak masyarakat yang rentan akan penggusuran dan layanan kesehatan sampai bikin meningkatnya tingkat infeksi AIDS, TBC, dan malaria. Hal ini juga diperparah sama cuaca ekstrem yang sering terjadi di berbagai wilayah dunia.

Ok, go on.
Contohnya penyakit malaria yang sekarang lagi happening di berbagai wilayah di dataran tinggi Afrika. Padahal dulunya penyakit malaria tuh jarang banget dijumpai di sana. Tapi semenjak berbagai dataran tinggi di Afrika udah nggak terlalu dingin, nyamuk yang membawa parasit malaria bisa mulai berkembang biak dan menyebarkan penyakit di sana. Hal ini membuktikan kalau climate crisis tuh jadi faktor berkembangnya penyakit malaria di sana.

Padahal menurut laporan yang diterbitkan International Monetary Fund (IMF) baru-baru ini, disebutkan bahwa inisiatif komunitas internasional buat memerangi penyakit AIDS, TBC, dan malaria tuh udah kembali meningkat setelah sebelumnya semua inisiatif kesehatan berfokus ke penanganan pandemi Covid-19. Tapi yha gitu, meski upaya penanggulangan ketiga penyakit tadi udah digas lagi, tapi direktur IMF bernama Peter Sands masih pesimis ketiga penyakit itu bisa diakhiri pada tahun 2030 mendatang. Malahan Peter Sands menduga nggak akan ada ‘extraordinary steps’ sampai 2030 berakhir.

Seburuk itu ya?
Well, nggak semuanya kabar buruk sih, guys. Soalnya di tahun 2022 kemarin, total ada 6,7 juta orang yang berhasil diobati dari penyakit TBC di berbagai negara di mana IMF berinvestasi. Jumlah ini tuh mengalami peningkatan 1,4 juta orang dibanding tahun sebelumnya. Nggak cuma melakukan pengobatan, dana yang IMF gelontorkan juga digunain buat bikin terapi antiretroviral untuk 24,5 juta orang berpenyakit HIV serta mendistribusikan 220 juta kelambu buat mencegah malaria.

I hope there is still hope.
Yep, Peter Sands juga bilang hal yang sama nih. Dia masih menaruh harapan dari berkembangnya alat pencegahan dan alat diagnosis penyakit yang makin inovatif. Lebih lanjut, pihaknya juga berharap para delegasi United Nations General Assembly (UNGA) yang join minggu ini bisa bener-bener berfokus pada penanganan ketiga penyakit ini.

Got it. Anything else I should know?
FYI, belum lama ini IMF tuh baru dapat kritik habis-habisan dari beberapa ahli penyakit TBC di dunia. Mereka memprotes sedikitnya alokasi anggaran yang IMF berikan untuk menuntaskan penyakit AIDS, TBC, dan malaria. Menanggapi hal itu, Peter Sands bilang kalau penuntasan ketiga penyakit ini tuh perlu jadi fokus pemerintah dunia juga. Pasalnya, ada beberapa negara dengan beban TBC yang berpendapatan menengah dan sebenernya bisa banget loh ikut mendanai layanan kesehatan di dalam negeri, tapi ya ngga mau chip in. Hmmmm siapa ya?

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.