KPU Hapus Aturan Laporan Penerimaan Dana Kampanye, Es di Samudra Arktik Lenyap 2030, Partai Demokrat Akan Keluar Koalisi Perubahan & Tarik Dukungan Anies, Metode Kontrasepsi Kucing & Anjing Tanpa Steril

Admin
UTC
0 kali dilihat
0 kali dibagikan

Hello

Happy Thursday everyone! It’s yet another gorgeous but *hot* morning, so we want to remind you time and again: Apply your sunscreen. Thank us later. Now, we can’t start the day without drama, can we? Lucky for you, we got our hottest one here, on Koalisi Perubahan. Let’s scroll down!

Who’s causing some controversy?

Komisi Pemilihan Umum aka KPU.
Tak segampang itu menghadapi tahun politik ya, guys. Iya, makin dekat sama Pemilu 2024, maka makin banyak pula kontroversi dan drama yang terjadi. Kayak yang baru-baru ini kejadian misalnya, di mana KPU baru aja menghapus aturan soal kewajiban laporan penerimaan dana kampanye. Padahal banyak pihak yang menilai, laporan ini tuh penting banget untuk menjamin transparansi duit pemilu yang di-spend partai tuh dari mana.

Tell me everything. 
You got it. Jadi gini guys, kayak yang sering kita bahas, pemilu tuh udah tinggal hitungan bulan. Yep, kita semua bakal nyoblos pada 14 Februari 2024 mendatang. Nah, dalam rangkaiannya pun ngga ujug-ujug nyoblos, tapi ada berbagai proses mulai dari partai politik daftar ke KPU, terus caleg-nya juga daftar, dll. Nah parpol sama calegnya udah daftar, next step-nya apa coba? Ya, kampanye.

Go on…
Kampanye ini dinilai jadi salah satu tahapan penting dalam pemilu. Ya gimana engga coba? Pas kampanye itu kan para caleg bakal turun ke lapangan, ketemu warga, memaparkan visi misi *look at the staaaarsss*, pokoknya minta dipilih deh. Karenanya pas masuk periode ini, baik partai maupun caleg bakal jor-joran banget turun dan ketemu warga, demi mendapat dukungan dari mereka. Nah kalo lagi begini, of course banyak resources yang dibutuhkan, and we’re talking about: m-o-n-e-y.
 
Yakkk paham. 
Nah kalau di case-nya pemilu nih, dana ini bisa diterima dari berbagai pintu, guys. Kayak dari duit pribadinya si calon itu sendiri, atau bisa juga dari sumbangan pihak lain yang sah menurut hukum. Adapun kalau caleg atau partai politik dapat sumbangan dari pihak lain, sumbangannya itu WAJIB dicatat di Laporan Penerimaan Sumber Dana Kampanye aka LPSDK.

Biar transparan gitu kali yah? 
Yoi dong. Biar jelas nih duitnya tuh emang duit halal dan korupsi juga bisa terhindarkan. But the thing is: Baru-baru ini, Komisioner KPU, Idham Holik menyebut aturan soal Kewajiban LPSDK ini bakal dihapus. Iya, Pak Idham bilangnya pertimbangan KPU buat menghapus si LPSDK ini tuh karena masa kampanye yang lebih singkat dari pemilu sebelumnya. Perbandingannya gini nih, kalau Pemilu 2019 kemarin kan masa kampanye tuh berjalan selama 7-8 bulan, meanwhile sekarang tuh masa kampanye bakal berlangsung dari 28 November 2023 sampai 10 Februari 2024 aja. Jadi cuma 3 bulan.

How does it make any difference?
Hanya Tuhan dan KPU yang paham, guys :)) Tapi menurut Pak Idham sih, periode kampanye yang singkat ini bikin KPU harus melakukan beberapa penyesuaian, salah satunya dengan menghapus kewajiban LPSDK ini. Terus, KPU mengganti LPSDK dengan sistem yang baru di-develop sama KPU, namanya Sistem Informasi Dana Kampanye, aka Sidakam. Keputusan ini pun langsung mengundang protes dari berbagai pihak yang bilang bahwa penghapusan LPSDK ini bikin dana kampanyenya jadi nggak transparan.

Who says what?
Well, salah satu yang kontra banget sama langkah KPU ini adalah Partai Amanat Nasional aka PAN. Disampaikan oleh Sekjen PAN Eddy Soeparno, transparansi keuangan partai politik tuh penting banget buat menjaga kredibilitas partai. Nah, kredibilitas ini bisa diukur dari gimana transparansi keuangan partai itu bisa dikelola dan dilaporkan. PAN juga ngeliatnya laporan keuangan tuh harusnya ditindaklanjuti dengan proses hukum. Terus kalau dengan sistem kayak gini, “Tindak lanjutnya ntar gimana dong?” Gituuu.

OK…
Pandangan yang sama juga disampaikan oleh LSM Indonesia Corruption Watch aka ICW. ICW menilai penghapusan LPSDK ini nggak masuk akal guys. Secara, hal ini bertentangan sama UU Pemilu pasal 3 yang nge-state asas pemilu tuh jujur, terbuka, dan akuntabel. Nah, kewajiban LPSDK inilah yang bikin pemilu jadi keliatan jujurnya. Tapi ya kalo dana kampanyenya ngga dilaporkan ya gimana mau terbuka, jujur dan akuntabel yakan….

Terus terus? 
Nah makanya, sejumlah organisasi yang tergabung dalam Masyarakat Indonesia Anti Korupsi untuk Pemilu Berintegritas akhirnya menuntut KPU untuk membatalkan perubahan aturan ini. Nggak tanggung-tanggung, kalau tuntutan mereka nggak dikabulkan nih, kelompok ini ngancam bakal ngaduin KPU ke Dewan Kehormatan Penyelenggaraan Pemilu aka DKPP.

I believe KPU has a say….
Of course. Pak Idham Holik kemudian menjelaskan supaya kita chill aja gengs. Menurutnya, kewajiban LPSDK ini emang ngga diatur sama undang-undang, tapi bukan berarti sumbangan dana kampanyenya nggak dilaporkan ke KPU. Lebih jauh Pak Idham menjelaskan bahwa laporan keluar masuknya duit tetep harus dilaporkan, rekening khusus dana kampanye juga harus ada, cuma sistemnya aja yang beda. Malah dengan adanya Sidakam ini, transparansinya bakalan jadi next level, jauh dari yang sebelumnya.

Kok bisa?

Karena Sidakam ini kudu di-update sama peserta pemilu secara berkala, dan update-nya bakal langsung bisa diakses sama publik lewat website infopemilu.go.idThat being said, semua orang jadi bisa ikutan mengontrol cashflow-nya para peserta pemilu. Terkait hal ini, Ketua KPU Hasyim Asy’ari juga menjelaskan bahwa pihaknya bakal coba nge-simplify lagi laporan dana kampanye tadi lewat rancangan Peraturan KPU aka PKPU.


Got it. Anything else I should know? 
FYI guys, yang bikin publik makin gedeg sama KPU tuh bukan cuma karena dihapusnya aturan ini aja. Beyond that, KPU juga dinilai mutusin sendiri segala sesuatunya tanpa ada partisipasi dari publik. Makanya bersamaan dengan tuntutan untuk balikin Kewajiban LPSDK, KPU juga diminta untuk lebih luas lagi membuka ruang partisipasi publik, termasuk berbagai macam sosialisasi ke pemilih yang kudu harus digencarkan lagi. Biar sama-sama enak lah pas pemilu ntar.

What’s about to disappear forever?

My faith to love?
Nope. Tapi es di Samudera Arktik by early 2030. Hiks iya guys, dengan berbagai fenomena climate crisis yang terjadi belakangan ini, kayaknya kita beneran nggak bisa santai-santai lagi nih. Secara, dari penelitian terbaru diketahui bahwa suhu bumi yang makin panas diprediksi bakal bikin es di Samudra Arktik lenyap by 2030. Yep, you read it right.

OMGGGG…
Dan kamu harus tahu bahwa hal ini bahaya banget, karena bongkahan es di kutub itu sangat sentral perannya dalam menyeimbangkan perubahan cuaca di bumi. Selain itu, es yang mencair juga meaning volume air laut yang bertambah, dan seiring dengan bertambahnya volume air laut, maka daratan juga bisa tenggelam guys, karena permukaan airnya jadi naik kan :(. Makanya, penting banget supaya suhu bumi tuh ngga terus memanas, karena efeknya udah seterasa itu. Mulai dari extreme heat, polusi udara yang nggak sehat, bencana alam, dll. Fenomena panas ini dirasakan hampir di seluruh negara di dunia, termasuk juga Asia Tenggara.

Contoh…
Contoh yang paling deket ada di tetangga kita di negara-negara ASEAN, kayak Thailand dan Vietnam. Dua negara ini sekarang juga lagi menghadapi gelombang panas banget, guys. Di Vietnam, bulan Mei kemarin suhu rata-ratanya tuh mencapai 32 derajat Celsius (which is itu udah panas banget buat mereka). Sementara Thailand lebih parah. Suhu di Negara Gajah Putih itu bisa mencapai 45 derajat Celcius bulan lalu.

Buset…
Makanya gelombang panas ini bikin kehidupan warga di sana terdampak secara 360 derajat kan. Kayak tukang ojek online tuh, apalagi yang udah sepuh, gimana mau kerja kalau siang aja panasnya naudzubillah. Ujung-ujungnya yha banyak istirahat. Penghasilan jadi berkurang deh karena banyak istirahat. Kesehatan juga jadi terganggu karena kalau cuaca panas, tubuh juga bereaksi kan. Makanya sekarang di Thailand pemerintah sana udah mengimbau orang-orang buat aktivitas indoor aja deh.

Hmmmm…
Eits, masalah kita bukan cuma gelombang panas, guysNow everybody meetPolusi udara. Fenomena udara kotor sampe bikin gangguan pernapasan ini ga cuma dirasakan di Jakarta dan kota besar di Asia lainnya, tapi juga oleh kota-kota metropolitan di Amerika Serikat dan Kanada. Misalnya nih, minggu lalu ada beberapa hutan yang terbakar di Quebec. Kebakarannya tuh terjadi parah banget di mana ada 160 titik api sampai asapnya mengepul di udara selama semingguan lebih. Selain itu, New York City di Amerika Serikat juga kemarin baru aja mengalami indeks kualitas udara yang buruk banget yakni 200 aka very unhealthy. Akibatnya, sekolah-sekolah pun ditutup dan masyarakat jadi stay indoor juga deh.

Terus kalau di Indonesia gimana?
Ya sama. Dan yang nggak boleh kita skip dari list permasalahan ini adalah: Masalah kelangkaan air bersih. Disampaikan langsung oleh Wakil Presiden KH Maruf Amin hari Selasa kemarin, sebanyak tujuh dari 10 sumber air di Indonesia tuh udah tercemar limbah, guys :(. Makanya air bersih di Indonesia sekarang jadi barang langka, ditambah juga dengan tingkat sanitasi yang terus menurun di daerah miskin. Lebih jauh beliau menjelaskan bahwa secara global, ada lima miliar orang di seluruh dunia yang bakalan kesusahan akses air bersih by 2050. Parah banget kan?

Huft.. Now wrap it up pls 🙁
Jadi ya gitu deh, guys. Kayak yang sering kita bahas, berbagai cara tuh sebenarnya masih bisa banget klita lakukan buat memperlambat dan meminimalisir dampak climate crisis ini. Tapi dengan catatan, semuanya harus sprint. Karena waktu kita udah nggak banyak lagi nih. Beralih deh tuh dari energi fosil ke energi terbarukan, biar emisi juga bisa berkurang. Terutama emisi karbon dan emisi gas rumah kaca. Biar kita dan generasi ke depan can live in a better place.

Who’s going to say goodbye?

My money to my wallet. Definitely.
Ya paham sih, sekarang-sekarang ini udah masuk masa tengah bulan rasa akhir bulan, tapi bukan itu, guyssss. Jadi kita mau bahas soal Partai Demokrat yang katanya bakal keluar dari Koalisi Perubahan dan menarik dukungan mereka terhadap bakal capres Anies Rasyid Baswedan. Alasannya, yha sama kayak kamu waktu mutusin doi: “Masa depan kamu aja masih blurry.”
 
WOW. Background plz.
You got it. Jadi as we all know mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan tuh kan udah resmi diusung sama Partai NasDem untuk jadi bakal calon presiden di Pilpres tahun depan yah. Dukungan ini kemudian juga didukung sama Partai Keadilan Sejahtera aka PKS dan Partai Demokrat. Tiga partai ini kemudian membentuk koalisi namanya Koalisi Perubahan yang prinsipnya tuh kira-kira “Anies Baswedan 4 RI1” gituuu
 
Lanjut…
Nah tapi seiring berjalannya waktu, elektabilitas Pak Anies tuh diprediksi berbagai hasil survei terus turun, guys. Apalagi kalau dibandingkan sama bakal capres yang diusung partai lain kayak Mas Ganjar Pranowo yang diusung PDI Perjuangan dan Pak Prabowo Subianto yang diusung Partai Gerindra. Jadi dalam survei terakhir yang dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia, elektabilitas Pak Anies sebagai capres terus turun dari yang sebelumnya 28%, terus 24% terus 22%, sampai di bulan Mei kemarin, elektabilitas Pak Anies ada di angka 18,9%.

Kok bisa turun terus deh?
Nah di sini nih masalahnya. Pak Anies dan koalisi ini tuh sampai sekarang belum nge-announce bakal cawapres mereka, dan hal ini yang diprediksi sebagai salah satu penyebab terus terunnya elektabilitas Pak Anies. Hal inilah yang juga bikin Partai Demokrat bete, so they’re like, “Tunggu apa lagi si, buruan umumin ela,” gitu kira-kira, guys. Yep, Partai Demokrat sendiri kasih deadline sama Pak Anies untuk deklarasi bakal cawapres tuh di Bulan Juni ini.

Bulan ini dong?
Ya iya. Jadi disampaikan salah satu politisi Partai Demokrat Andi Arief, di Bulan Juni ini Pak Anies kudu segera deklarasi bakal cawapres, biar jarak perbedaan elektabilitasnya juga nggak semakin jauh. Karena kalau udah lewat dari Juni, bakalan berat buat Pak Anies dan pasangannya nanti buat ngangkat lagi suaranya, hence, harus di-declare asap.

Tapi kalau Juni ini juga nggak ada gimana?
Nah kalau Juni ini juga masih BELOM nih, Partai Demokrat disebut bakalan mengevaluasi dukungannya terhadap Anies Baswedan. Dan kalau hal ini beneran kejadian, yha Pak Anies, PKS, dan Partai NasDem harus prepare buat cari partner baru kalau setelah evaluasi ntar dan Partai Demokrat mutusin out dari Koalisi Perubahan.

Drama banget…
Wait until you hear about: Partai Demokrat dinilai nggak menemukan ‘Jalan Tengah’ dalam koalisi perubahan ini. Iya, pakar politik Agung Baskoro ngeliatnya susah juga kalau PD terus-terusan ada di koalisi ini, karena sasaran dan kepentingan politik mereka juga nggak ke-fulfilled. Yep, as we all know Partai Demokrat tuh kan sampai sekarang ngebet pengen jadiin ketua umum mereka, Agus Harimurti Yudhoyono untuk jadi bakal cawapres kan. Nah tapi sampai sekarang belom jelas juga apakah emang AHY yang dicalonin atau nggak. Apalagi kemaren tuh rame banget Pak Anies udah bilang kalau bakal cawapres-nya udah mengerucut ke satu nama dan bakal jadi ‘Kejutan‘. Dari sini orang pada mikir dong, “Lah kalau ntar emang AHY, kan bukan kejutan tuh? Jadi bukan AHY nih? Kalau nggak AHY gimana ya?”

….
Nah menyikapi hal ini, Partai Demokrat melalui Kepala Badan Komunikasi Strategis mereka, Herzaky Mahendra Putra bilangnya apa pun yang terjadi, sekalipun bukan AHY Cawapres-nya Pak Anies, Partai Demokrat tetap konsisten dan commit mendukung Anies Baswedan sebagai capres, guys. Tapi ya balik lagi, sampai sekarang fokus mereka memang di deklarasi Cawapres yang deadline-nya Juni ini. Kalau nggak, ya mereka bakal evaluasi dukungan ke Anies. Pengamat politik juga bilangnya PD di sini bersikap realistis aja, guys. Udah 10 tahun berada di luar kekuasaan presiden. Internal dan eksternal politik partai juga terdampak. Jadi ya gitu deh.

I believe
 Partai NasDem has a say…
Yep. Menyikapi sikap Partai Demokrat ini, Partai NasDem yang merupakan pengusung utama Pak Anies Baswedan minta PD supaya plz chill aja. Hal ini disampaikan oleh politisi Nasdem Pak Robert Rouw yang menyebut bahwa keputusan krusial kayak penentuan bakal cawapres tuh ada di ketua umum masing-masing partai, dan nggak bisa seenaknya aja mendesak pimpinan. Apalagi soal strategi kayak gini. Pak Robert juga bilangnya deklarasi bakal cawapres Anies bakal dilakukan secepatnya. Jadi ya tunggu dulu bentar lagi :))).

Got it. Anything else?
Btw talking about bakal cawapres-nya Pak Anies, udah banyak banget nama-nama yang masuk dalam bursa, guys. Kayak Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, sampai Menko Polhukam Mahfud MD. Pak Mahfud sendiri sempat bikin statement bahwa beliau sempat ditawari langsung sama Ketua Umum PKS, Akhmad Syaikhu. Cuma ditolak sama Pak Mahfud karena takutnya kalau beliau yang maju, partai lain nggak setuju dan akhirnya keluar koalisi. Terus Pak Anies gagal jadi Capres karena kurang dukungan. Hmm…

When you see your furry friends everywhere…

Don’t get us wrong.
 
We. Love. Cats. We do. Iya dong, siapa sih yang ngga suka kucing? Si majikan gmz who can rule the world *if they’re not busy napping, of course*. Nah tapi kamu tahu gak guys, bahwa sepanjang hidupnya, kalo ngga disteril, kucing bisa menghasilkan 4-6 ekor anak kucing sekali lahiran. Dan mereka bisa lahiran sampe dua kali setahun. Terus dikali umur hidup mereka, kebayang gatu berapa puluh kitten yang dihasilkan dari satu mommy cat aja? Nah, hal ini kemudian bisa menyebabkan overpopulasi kucing yang bikin shelter penuh dan jumlah kucing jalanan juga jadi ngga terkendali. Menyadari isu ini, para peneliti dari Harvard Medical School kemudian mengembangkan metode kontrasepsi kucing dan anjing yang less invasive aka ga pake steril/operasi. Yep, metode kontrasepsinya adalah dengan menggunakan obat suntik, dan hasil pengujian pendahuluan menemukan bahwa metode ini efektif. Dalam melakukan penelitiannya, para researchers menyuntikkan obatnya pada sembilan kucing cewek yang dinamai pake nama-nama first lady-nya US: Michelle, Betty, Abigail, Nancy, Dolly, Barbara, Rosalyn, Jacque and Mary. Hasilnya, kucing-kucing yang diberi suntikan ini jadi lebih lambat berovulasi, hingga akhirnya mereka ngga hamil. Para peneliti berharap metode ini bisa lebih banyak digunakan demi mengurangi overpopulasi kucing jalanan dan di shelter.

“Who will win next year’s presidential election?”

Gitu guys bunyi pertanyaan dari Presiden RI Pak Joko Widodo saat beliau menjadi pembicara di Ecosperity Week di Singapura kemarin. Jadi dalam pidatonya itu, Pak Jokowi malah nanya ke hadirin-hadirot soal siapa yang bakal jadi presiden tahun depan. pertanyaan ini kemudian mengundang gelak tawa dari mereka yang hadir. Selanjutnya Pak Jokowi bilang, bahwa siapa pun yang memimpin Indonesia nanti bakal fokus dalam menjadikan Indonesia sebagai negara raksasa di Asia.

Also our question, Pak…

Announcement


Thanks to Someone and Add for buying us coffee today! 

(Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here…just click here Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!)

Catch Me Up! recommendations

If you are trying to lose some weight quickly *talking about some summer trip* then follow these rules.

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.