Pay more attention to your habit of eating ultra-processed foods, because there is...
Gaes, ada nggak sih di antara kamu yang suka banget mengonsumsi makanan olahan? Better dikurang-kurangi aja, karena sebuah meta-analisis penelitian baru dari Brasil menemukan bahwa penambahan lebih banyak ultra processed food (UPF) ke menu makananmu bisa meningkatkan risiko kematian dini, loh.
Really? Tell me about it.
So, based on the new research yang mendata 240.000 orang, diketahui bahwa ada risiko kematian dini yang bisa dialami seseorang karena banyak mengonsumsi UPF antara usia 30-69 tahun. Menurut Profesor Carlos Augusto Monteiro, salah satu penulis penelitian dari School of Public Health, Universitas Sao Paulo, Brasil, tiap 10% peningkatan total kalori dari UPF ini bisa meningkatkan risiko kematian dini hingga 3%. FYI, istilah UPF pertama kali diperkenalkan Profesor Monteiro pada 2009 lalu ketika beliau lagi mengembangkan sistem klasifikasi makanan berdasarkan tingkat pemrosesannya yang disebut NOVA.
Terus apa aja tuh tingkatannya?
Okay, jadi tingkatan NOVA itu ada empat, gaes. Kelompok pertamanya adalah makanan yang nggak diproses atau diproses secara minimal dan mirip sama kondisi alaminya, kayak sayur, buah, daging, susu, sama telur. Terus kelompok dua mencakup bahan-bahan kuliner kaya garam, bumbu, dan juga minyak. Nah, yang ketiga adalah makanan olahan yang menggabungkan kelompok satu dan dua, misalnya makanan kaleng dan sayuran beku. And the last one atau kelompok keempat adalah makanan yang diproses ulang atau bahkan nggak ada kandungan makanan utuhnya sama sekali.
Okay, go on...
Jadi kalau menurut Profesor Monteiro, sulit dipercaya kalau tubuh manusia bisa beradaptasi sepenuhnya sama produk makanan UPF ini, gaes. Tubuh kita secara alami bisa bereaksi sama sesuatu yang dianggap nggak bawa manfaat atau berbahaya buat kinerja organ. Nah, itulah kenapa kebiasaan konsumsi makanan UPF ini bisa bikin sistem atau organ tubuh jadi terganggu dan bahkan rusak. Meski itu balik lagi ke seberapa rentan kesehatan dan jumlah makanan UPF yang kamu konsumsi.
Make sense
Terus, ada juga nih penelitian studi lain yang menjelaskan dampak buruk dari UPF. Pada Februari 2024, rilis dari International Agency for Research on Cancer-nya WHO menemukan bukti kuat kalau orang yang lebih banyak makan makanan olahan punya risiko 50% lebih tinggi untuk meninggal karena penyakit kardiovaskular atau gangguan mental umum.
Mental?
Yep, efek negatif UPF itu ngga cuma pada tubuh fisik aja guys, tapi juga mental. Jadi, makin tinggi konsumsi makanan olahan diketahui bisa meningkatkan risiko kecemasan sampai 53%, obesitas hingga 55%, gangguan tidur sampai 41%, pengembangan tipe 2 diabetes sampai 40%, hingga risiko depresi dan kematian dini sampai 20%. Meanwhile, sebuah studi yang dirilis pada 2023 menegaskan kalau menambahkan 10% lebih banyak makanan olahan ke menu makanan bisa meningkatkan risiko kanker saluran pencernaan.
It's concerning...
Ikr, apalagi buat warga AS yang 70% pasokan makanannya adalah makanan olahan. Seperti keterangan dari profesor Fang Fang Zhang dari Tufts University, Boston, yang bilang kalau 2/3 kalori yang dikonsumsi sama anak-anak di AS adalah UPF, sedangkan orang dewasa makanannya 60% adalah UPF juga. Atas tren ini, studi di American Journal of Preventine Medicine yang terbit pada Senin (28/4) memperkirakan ada banyak kematian yang bisa dicegah dengan memperhatikan konsumsi makanan olahannya. Menurut penulis utama studi ini, Eduardo Augusto Fernandes Nilson, persentase kematian dini akibat konsumsi UPF yang bisa dicegah berkisar antara 4% untuk negara-negara dengan konsumsi UPF lebih rendah. Sedangkan, buat negara-negara dengan konsumsi UPF tertinggi persentase pencegahannya bisa mencapai 14%.
I see...
Lebih jauh, based on this study, AS punya tingkat konsumsi makanan olahan tertinggi di dunia. Nah, para peneliti udah memperkirakan kalau mengurangi konsumsi UPF sampai nol (tidak sama sekali) maka hal itu bisa mencegah lebih dari 124.000 kematian di AS pada 2017. Sedangkan, di negara-negara dengan konsumsi UPF yang rendah kaya di Kolombia (15%) juga Brasil (17,4%) pengurangan konsumsi UPF sampai nol bisa mencegah hingga 3.000 kematian pada 2015. FYI guys, Brasil udah melakukan langkah baik dengan menyusun Food Guide for the Brazilian Population yang mendorong warganya buat mengonsumsi makanan segar dan membatasi konsumsi UPF lewat edukasi publik.
Any comments from any other experts?
Yep, menurut pendapat ahli statistik di MRC Biostatistics Unit University of Cambridge, Stephen Burgess, penelitian ini emang nggak bisa ngebuktiin kalau konsumsi UPF tuh bahaya, tapi ada bukti yang bisa mengaitkan efek buruk UPF buat kesehatan tubuh. Lebih lanjut, Burgess bilang kalau memburuknya kesehatan hingga kematian bisa dipicu sama faktor kebugaran fisik bawaan. On the other side, seorang Profesor epidemiologi klinis dari Harvard, Dr. Mingyang Song, berpendapat kalau biji-bijian yang diproses ultra nggak punya risiko kesehatan yang sama kayak daging olahan juga makanan dan minuman bergula. Sayuran beku misalnya, punya kandungan nutrisi yang hampir setara sama sayuran segar asal penyimpanan dan pemasakannya tepat.
I see. Anything else?
Yes, berdasarkan laporan Global Nutrition Report 2021, konsumsi UPF di Asia Tenggara, termasuk Indonesia meningkat signifikan dalam satu dekade terakhir. Nah, data dari Global Burden of Disease Study 2019, konsumsi UPF termasuk pola makan nggak sehat yang bisa jadi penyebab utama meningkatnya penyakit tidak menular (PTM) kayak obesitas, diabetes tipe 2, hipertensi, juga penyakit jantung di Indonesia. Saat ini di Indonesia, pola makan masyarakat udah bergeser dari makanan segar dan alami menjadi makanan olahan karena harga yang lebih terjangkau, praktis, dan mudah diakses. Kalau pemerintah nggak segera ambil langkah pencegahan, maka di masa depan biaya kesehatan akibat PTM bisa terus meningkat. In link to that, data dari BPJS Kesehatan menunjukkan kalau total pembiayaan kasus diabetes melitus (DM), hipertensi, juga penyakit penyerta selama 2014-2023 mencapai Rp174,1 triliun.