When people keep talking about: Kenaikan PPN 12%....
Kita Pantas Marah!
Let us make it clear ya: Kita. Pantas. Marah. Atas rencana pemerintah menaikkan Pajak Pertambahan Nilai sampai 12%. And that’s exactly what our people are doing right now. Marah, nggak terima, gelombang protes bermunculan, sampe bikin movement mirip-mirip “Peringatan Darurat” kemaren! More on those, scroll down.
Background, pls.
You got it. Jadi, rame-rame soal kenaikan PPN 12% ini datang langsung dari Menteri Keuangan kita, Bu Sri Mulyani Indrawati, guys. Tujuannya sih biar APBN lebih sehat lagi plus emang udah amanat dari UU HPP yang disahkan 2021 lalu. Kenaikannya sendiri disebut bakal berlaku mulai 1 Januari tahun depan. Nah, dari situ, netizen jelas ngamuk, guys. Ada beberapa alasan kenapa netizen bisa semarah itu. Kita bahas satu-satu yah.
Coba jelasin pelan-pelan….
Gini gini. Yang paling obvious, kalau Pajak Pertambahan Nilai ini naik, harga barang-barang yang kena pajak otomatis juga bakal naik, guys. Yang kemudian bikin daya beli masyarakat menurun. Pengusaha rugi, konsumen juga rugi, terutama masyarakat kelas bawah kan. Secara, dengan PPN yang naik, ya yang paling berdampak ya mereka kan. Padahal ekonomi aja dari kemarin udah ngga baik-baik aja. Banyak yang kena PHK, semua mahal, gaji segitu-gitu aja, terus yang bikin makin marah...
Apaan?
Pemerintah mau menghapuskan pajak bagi orang-orang kaya! Yak, RUU Penghapusan Pajak aka Tax Amnesty tuh masuk dalam Prolegnas Prioritas 2025 di mana udah disahkan DPR, guys. Jadi kebayang nggak, orang-orang borju yang duitnya udah banyak banget itu, pajaknya mau dihapus sama pemerintah. Mereka tinggal bayar tebusan aja, which nggak akan berdampak gimana-gimana juga sama mereka kan. Meanwhile, itu tadi, bagi masyarakat kelas bawah dan menengah makin kesiksa karena harga barang makin naik, dsb.
Marah banget!!!!
We know, we know. Makanya warga pada rame banget menolak rencana ini, guys, termasuk kaum buruh. Nggak tanggung-tanggung, disampaikan oleh Presiden Partai Buruh, Said Iqbal pada Kamis (21/11), pihaknya bakal menggelar mogok kerja nasional kalau pemerintah tetap kekeuh naikin PPN ini. Kalau kejadian, mogok kerja nasional ini of course jadi big deal banget, guys. “Aksi ini direncanakan akan menghentikan produksi selama dua hari,” katanya.
Ketar-ketir gatu….
Wait until you hear about: Garuda biru is back!!! Yep, si Garuda Biru yang iconic sama “Peringatan Darurat” waktu ribut-ribut putusan MK kemaren sekarang kembali viral di media sosial, guys. Narasinya udah beda, salah satunya gini nih: “Menarik pajak tanpa timbal balik untuk rakyat adalah sebuah kejahatan. Jangan minta pajak besar kalau belum becus melayani rakyat. Tolak PPN 12%,” gitu cenah.
Okay….
Nggak sampe di situ, ancaman mogok kerja ada, garuda biru ada, satu lagi yang belom apa coba? Yak, petisi. Petisi ini yang dari kemaren rame di media sosial, guys. Khususnya X atau Twitter ya. Objektifnya ya sama, menolak kenaikan PPN 12% ini juga. Tapi bahasanya punya CTA (call to action) yang lebih jelas gitu. Contohnya gini nih: "Rakyat tidak bodoh. Rakyat punya pilihan untuk: - Desak pemerintah lewat media sosial. - Tidak memilih lagi presiden dan anggota DPR-DPD-DPRD yang pro kenaikan PPN 12% - Mogok bayar pajak rame-rame - Mengurangi konsumsi belanja dan pembelian kecuali yang kebutuhan pokok - Protes turun ke jalan, sampai menang. Tolak PPN12% #PajakMencekik." Sampai berita ini ditulis, petisi itu udah diteken oleh lebih dari 6.000 orang fyi.
I believe the government has a say….
Yep. Menanggapi segala gejolak penolakan yang terjadi, pihak Kementerian Keuangan sih cuma bilang hal ini tuh udah melalui serangkaian pembahasan antara pemerintah, lewat Kementerian Keuangan dan juga DPR. Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu, Deni Surjantoro, dalam keterangannya minggu lalu, Selasa (19/11) juga menyebutkan, “Dan pastinya telah mempertimbangkan berbagai aspek, antara lain aspek ekonomi, sosial, dan fiskal bahkan juga memperhatikan kajian ilmiah yang melibatkan para akademisi dan para praktisi." katanya gitu. Jadi ya, gitu deh. Huft.
Got it. Anything else?
Btw, balik lagi ke aksi protes masyarakat terkait kenaikan PPN 12%, yang berpotensi bikin harga-harga pada mahal, sekarang tuh lagi rame banget ajakan untuk frugal living aja, guys. Iya, alias u pinter-pinter dah tuh ngeluarin duit. Tau prioritas. Kalau nggak penting-penting banget, nggak usah beli. mau beli HP baru? Tahan selagi yang ada masih bagus. Ganti mobil/motor? Tahan. Netizen di X sih ngeliatnya kalau tu duit kita tahan rame-rame, pemerintah juga bakal panik. Gitu lah kira-kira. Gimana menurut kamu?