Ketua KPU Melanggar Kode Etik Terima Pendaftaran Gibran

Admin
UTC
2 kali dilihat
0 kali dibagikan

When the drama on Gibran Rakabuming is still going on…

Now still on: Etika
Pencalonan anaknya Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden tuh kan isinya emang dari awal udah full kontroversi ya. UU diubah, terus dibilang ngelanggar etik, dll. Nah sekarang, kita masuk ke drama terbaru nih, guys. Yep, ini soal Ketua Komisi Pemilihan Umum beserta enam anggotanya yang dinyatakan bersalah dan dijatuhkan sanksi peringatan keras karena terbukti melanggar kode etik dalam menerima pendaftaran Mas Gibran sebagai cawapres. Maksudnya, cuma peringatan neh???

Love the drama, tell me everything. 
You got it. Jadi, as we all know, majunya Mas Gibran sebagai cawapres mendampingi Pak Prabowo emang drama banget, guys. Tau sendiri kan, pamannya Mas Gibran, who is Anwar Usman yang sebelumnya jadi Ketua MK aja sampe diberhentikan secara tidak hormat karena terbukti melanggar etik berat soal konflik kepentingan. Tapi kayak yaudah, Mas Gibran bareng Pak Prabowo tetap lanjut pilpres kan tuh. Daftar di KPU juga fine-fine aja sampai ditetapkan sebagai Cawapres dalam Pemilu 2024.

Ok terus-terus…
Nah di sini sumber masalahnya, guys. Jadi KPU sebagai penyelenggara pemilu itu kinerjanya diawasin banget sama Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu aka DKPP. Jadi kalo mereka ada bikin kebijakan yang dianggap ga sesuai aturan, DKPP berhak menjatuhkan sanksi gitu. Nah dalam hal Mas Gibran, DKPP dapet aduan atas dugaan pelanggaran etik dalam proses pendaftaran Mas Gibran sebagai cawapres.
 
Pelanggarannya kayak apa?
Well, para pengadu ini menilai kalo KPU harusnya mengubah dulu Peraturan KPU soal syarat usia capres-cawapres sesuai putusan MK. Tapi yang dilakuin KPU kemarin justru nggak gitu, guys. KPU malah langsung ngeluarin pedoman teknis dan imbauan buat mematuhi putusan MK tersebut. Jadi kalo kata DKPP mah, tindakan KPU udah nggak sesuai sama PKPU nomor 1 tahun 2022 tentang Tata Cara Pembentukan Peraturan dan Keputusan di Lingkungan Komisi Pemilihan Umum.
 
Terus gimana dong tuh?
Ya kena sanksi, guys. Kemarin banget nih, Ketua DKPP RI, Heddy Lugito dalam putusan sidangnya memutuskan buat menjatuhkan sanksi peringatan keras terakhir kepada Ketua KPU, Hasyim Asy’ari dan enam anggotanya, yaitu Yulianto Sudrajat, August Mellaz, Betty Epsilon Idroos, Idham Holik, Muhammad Afifuddin, dan Parsadaan Harahap. Mereka bertujuh udah terbukti melanggar Peraturan DKPP Nomor 2 Tahun 2017 tentang Kode Etik dan Pedoman Penyelenggara Pemilu.

Etik lagi, etik lagi.
FYI, nggak cuma soal tahap revisi PKPU aja yang jadi pelanggaran etik KPU. Dalam putusannya kemarin, anggota DKPP, I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi juga sempet mentioned soal tindakan para komisioner KPU yang lebih dulu menyurati pimpinan partai politik tuh nggak tepat, guys. Malahan Pak Wiarsa menyebut tindakan ini udah menyimpang dari Peraturan KPU. So, ya clear kalo KPU dapet sanksi peringatan keras terakhir karena melanggar kode etik terkait proses pendaftaran Mas Gibran sebagai Cawapres.

Sampe dipecat kayak Uncle Usman nggak?
Ternyata nggak tuh, guys. Kalo di case-nya uncle Usman, doi diberhentikan secara tidak hormat dari Ketua MK karena terbukti melanggar etik berat. Meanwhile, Pak Hasyim cs ini masih fine-fine aja sama jabatan dan pekerjaannya masing-masing. Hal ini di-confirm langsung sama Pak Heddy as Ketua DPKP RI yang ada bilang kalo ketua dan anggota KPU yang melanggar kode etik ini nggak bakal dipecat. Jadi ya pure sanksi peringatan keras terakhir aja, gitu.

Terus, pencalonan Mas Gibran masih legit nggak nih?
Well, meskipun hakim MK sampe Ketua dan anggota KPU terbukti udah melanggar kode etik dalam proses pendaftaran Mas Gibran sebagai Cawapres, tapi ya proses pencalonan putra sulung Presiden Jokowi ini masih fine-fine aja, EJEHEHEHEHEHEE. Hal ini disampein langsung sama Pak Heddy yang bilang kalo keputusan Ketua KPU dan enam anggotanya yang melanggar etik ini nggak ada hubungannya sama pencalonannya Mas Gibran. Soalnya juga DKPP tuh cuma menyidangkan perkara etik aja, jadi lebih ke etika dari penyelenggara pemilu, which is para komisiner KPU yang tujuh orang tadi.


Any statement from KPU?
Ga ada, guys. Jadi setelah DKPP menjatuhkan sanksi ke Ketua dan enam anggota KPU lainnya, di hari yang sama, Pak Hasyim kayak nggak mau berkomentar apa-apa nih. Soalnya kata Pak Hasyim, segala komentar yang dirinya dan pihak KPU maksudkan tuh udah mereka sampein ke DKPP sewaktu proses persidangan sebelumnya. So sekarang ini Pak Hasyim cuma bisa menghormati keputusan DKPP. gitu.

Got it. Anything else I should know?
FYI, bukan kali ini aja Pak Hasyim dapet sanksi berat peringatan terakhir akibat melanggar kode etik. Soalnya Direktur Pusat Studi Konstitusi Universitas Andalas, Feri Amsari tuh nge-spill bahwa Pak Hasyim ini udah tiga kali ini kena sanksi berat peringatan terakhir karena melanggar kode etik. Terus kalo kata Pak Feri, Pak Hasyim ini harusnya udah dipecat karena udah tiga kali dapet sanksi berat peringatan terakhir. Tapi kalo kata Heddy sih bilangnya keputusan DKPP bukan keputusan kumulatif. Jadi ya masih aman aja tuh jabatan Pak Hasyim sampe sekarang.

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.