Kesepakatan Gencatan Senjata Hamas & Israel

Catch Me Up!
UTC
7 kali dilihat
0 kali dibagikan

Now, all you need to know about the ceasefire in Gaza...

Finally, finally.

This is probably the best news we've heard so far. Yes guys, setelah menyaksikan genosida terjadi di depan mata kita sendiri selama lebih dari satu tahun, aksi tersebut akhirnya berakhir (at least for now) setelah kesepakatan gencatan senjata berhasil disetujui antara Hamas dan pemerintah Israel.


Tell. Me. Everything.

Jadi ceasefire deal ini dirundingkan oleh Israel dan Hamas dengan dimediatori oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat. Dalam keterangan resminya pada Kamis lalu, PM Qatar, Syeikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani bilang bahwa gencatan senjata ini udah disetujui oleh kedua belah pihak dan mulai diberlakukan pada Minggu (19/1) aka kemarin banget.


I heard there are stages?

Yep, we'll walk you through it. Jadi pada fase pertama, akan ada pertukaran tawanan antara Hamas dengan Israel, di mana Hamas akan membebaskan 33 orang tawanan dari kelompok perempuan dan orang tua. Tawanan ini akan ditukar dengan "sejumlah" tahanan Palestina yang ditangkap Israel sejak genosida berlangsung pada 7 April 2023. Selain pertukaran tadi, Israel juga bakal menarik tentaranya dari area padat di Gaza dan bakal membolehkan warga Gaza di pengungsian untuk mulai kembali ke kediamannya. Selain itu, deal-nya juga menyetujui bahwa pada fase ini, ga akan ada serangan militer sama sekali oleh Israel di Gaza. Terus, bantuan kemanusiaan juga bakal mulai masuk ke Gaza, hingga 600 truk per hari.


Nice, terus...

Fase ini akan berlangsung selama enam minggu. Habis itu, kalau emang udah cocok semua, maka Israel-Hamas akan memasuki fase kedua, di mana semua tawanan Israel sisanya yang diyakini berjumlah 65 orang akan dibebaskan oleh Hamas. Sebagai gantinya, Israel bakal menarik semua kekuatan militernya dari Gaza. At this point, kedua belah pihak udah sama-sama setuju untuk gencatan senjata permanen.


Thank God. Terus terus...

Nah, fase ketiga akan berlangsung pada 12 April, di mana at this point, jenazah para tawanan Israel yang ada di Gaza (yang padahal kena bom dari mereka-mereka juga), bakal dibalikin ke Israel. Di fase ini juga, pembangunan kembali Gaza akan mulai dilakukan selama lima tahun ke depan, dengan supervisi dari organisasi internasional. Belum ditentukan siapa yang bakal memimpin Gaza pada fase ini.


So, everything has been going smoothly?

Engga juga. Israel ini kan terkenal suka ingkar janji juga, guys. Buktinya baru aja disetujui, mentang-mentang belum berlaku, Israel tetap menyerang sejumlah wilayah di Gaza pada Kamis (16/01) pagi. Ga tanggung-tanggung, serangan dilakukan di beberapa titik seperti Deir Al Balah, Gaza City, hingga kamp pengungsian di Al Nuseirat dan Al Shati. Hence, sejak pengumuman gencatan senjata, ada 116 orang warga Palestina yang tewas dan 264 lainnya luka-luka.


BENER-BENERRRRRR.....

Yes. Terus, deal ini juga ngga langsung diterima sama warga Israel, terutama pemerintahnya. Jadi besoknya abis diumumin ceasefirenya disetujui oleh Qatar, Perdana Menteri Israel Benyamin Setanyahu bilang bahwa persetujuan deal-nya di-cancel dulu karena ada 'last minute crisis'. Later on he mentioned that the 'last minute crisis' yang dimaksud adalah ada permintaan Hamas yang nambah-nambah terus hingga bikin persetujuannya ngga tercapai. Meanwhile, Hamas bilang bahwa mereka udah setuju banget sama isi deal yang udah disepakati sama mediator sehari sebelumnya. 


Emang demen perang aja dia. 

Bener. Terus Netanyahu juga bilang bahwa kalo fase pertama dianggap gagal, maka Israel punya "hak" untuk melanjutkan "perang" (WHO IN THEIR RIGHT MIND WOULD THINK THEY HAVE THE RIGHT TO COMMIT GENOCIDE??). Terus guys, as if Netanyahu kurang jahat, tiga orang menteri dari partai ultranasionalis di Israel sampai resign dari posisinya karena ga setuju sama ceasefire deal tadi. Mereka bilang, deal ini "menghapuskan" pencapaian Israel sejauh ini. Yep, salah satu menteri yang mundur adalah Itamar Ben-Gvir, menteri pertahanan Israel yang bener-bener keras sama Gaza. Dia yang memerintahkan pendudukan total Gaza oleh Israel dan memerintahkan penghentian total bantuan kemanusiaan ke sana. Gila kan.


Gila banget.

Nah, tapi after all the craziness and all, akhirnya deal tetap jalan, guys. Jumat lalu, parlemen Israel meng-approve deal tersebut karena emang pressure-nya sekarang adalah membebaskan para sandera. Selain itu Netanyahu juga udah ngejamin pada warganya bahwa dia udah dapet dukungan Donald Trump sama Joe Biden buat ngelanjutin perang kalo perundingan di tahap kedua gagal. 


Jadi lanjut nih?

Lanjut guys, Alhamdulillah. Tadi malam banget, atau hari Minggu (19/01) waktu setempat, Hamas udah merilis tiga nama sandera yang akan dibebaskan. Terus setelah delay selama tiga jam, fase pertama resmi berlaku dan warga di Gaza pada turun ke jalan karena mereka bener-bener bahagia genosidanya berakhir. Selain itu, laporan di lapangan juga menunjukkan banyaknya truk yang membawa bantuan mulai memasuki Gaza. Warga juga pada mulai berbondong-bondong kembali ke rumahnya meski udah berbentuk reruntuhan.


:')

Still guys, this deal is too fragile. Di dalam negeri Israel, warga emang lega para sandera berhasil dibebaskan, tapi banyak pihak yang menganggap dealnya merupakan kemunduran buat Israel. Selain itu, Israel maupun bestie-nya Amerika Serikat ga akan rela kalo Hamas kembali memimpin Gaza, jadi everything is still pretty much uncertainalthough for the time being, kita boleh banget bersama warga Gaza merayakan gencatan senjata yang akhirnya berlaku.


We know you're waiting for it: The US. 

Yep guys, gencatan senjata ini ga akan tercapai tanpa campur tangan Amerika Serikat, like it or not. Faktanya, terpilihnya Donald Trump sangat menentukan tercapainya deal ini. Jadi seminggu sebelum ceasefire deal, Trump mengirim pembantunya, namanya Steve Witkoff untuk mendesak Netanyahu supaya menyetujui ceasefire deal yang sebenernya udah dinegosiasikan sejak delapan bulan yang lalu. Guys bayangkan, dealnya tuh udah ada sejak delapan bulan lalu, tapi as Trump put it: "Biden didn’t do anything." Yep, bahkan seorang ordal di negosiasi Qatar kemarin bilang, Trump bisa seal the deal dalam seminggu aja, lebih banyak dibanding yang dilakukan Biden dalam 15 bulan terakhir. Ordal tadi juga bilang, kalo bukan Trump yang kepilih sih, belum tentu deal ceasefire-nya bisa tercapai.


Tapi kok bisa Trump jadi begitu?

A couple of reasons. Pertama, kalo kamu inget, akhir Desember lalu Trump sempet bilang "all hell will break loose" di Gaza kalo para sandera ngga dibebaskan sebelum doi dilantik hari ini. Meaning, he'll do anything to bring the hostages home apa pun caranya, including nge-pressure Netanyahu buat mengakhiri genosida. Karena Hamas sendiri udah clear maunya: mereka bakal balikin para hostages kalo serangan ke Gaza dihentikan. Kedua, banyak analis politik yang bilang Trump simply gamau pemerintahan barunya dimulai dengan ketidakpuasan warga atas kebijakan pemerintah di Timur Tengah. Yep, secara politik keputusan ini bagus juga guys buat popularitas dia, karena reputasi "genosida" akhirnya berhenti di si Biden aja yang lengser dengan julukan "genocide Joe".


Ada lagi?

Yep, ketiga, dan ini menurut pendukungnya, ini emang janji kampanye Trump. Menurut Walikota Hamtramk di Michigan, namanya Amer Ghalib, ketika memberikan dukungannya kepada Trump, komunitas muslim di AS emang top request-nya adalah supaya Trump mewujudkan gencatan senjata di Gaza. Mereka juga minta supaya Islamophobia dihilangkan, dan adanya perwakilan muslim yang fair di pemerintahan. Menurut Pak Amer, Trump mulai delivering janjinya itu guysAlthough gatau ya, karena Trump sendiri justru menunjuk Marco Rubio sebagai menlunya, di mana Rubio terkenal sebagai politisi AS yang tegas pro Israel.


Alrite. Anything else?

Well, just a reminder that the 15 month-long of genocide in Gaza telah membunuh 46.788 warga Palestina, di mana 70%-nya adalah perempuan, anak-anak, dan orang tua. Sekitar 80% struktur bangunan di Gaza udah hancur lebur, dan 90% warga Gaza jadi pengungsi. FYI guys, membangun kembali Gaza juga bukan hal yang mudah. Menurut itungannya PBB, kalo ada 100 truk aja yang kerja setiap hari untuk kembali membangun Gaza, maka dibutuhkan waktu sampai 15 tahun hingga Gaza bisa balik kayak sebelum genosida. So yes, tetep. Jangan dulu mam McD dan beli Starbucks. 

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.