Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara aka KPPS

Admin
UTC
1 kali dilihat
0 kali dibagikan

KPPS.

Yang mau nikah pake tintapora katanya :))))).
Satu hal yang patut disyukuri menjadi Warga Negara Indonesia adalah… netizennya kreatif betul ga kuat. Segala KPPS aja dijadiin jokes, mana lucu banget lagi wkwkw. Yep, now everybody meet: Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara aka KPPS.

Background pls. 
You got it. Jadi gini lo ceritanya. Kamu harus tahu nih kalau di Pemilu 2024 ini, Komisi Pemilihan Umum aka KPU tuh nggak bisa kerja sendirian ygy. KPU sebagai panitia pemilu kan bertugas untuk me-manage segala urusan pencoblosan termasuk di Hari H nanti. Nah itukan rempongita banget ya. Bayangin aja kamu harus ngurus pemilihan dari DPR RI, DPRD Kabupaten/Kota, DPRD Provinsi, sampai DPD. Belum lagi Presiden. Manual pula. Abis dicoblos, diitung satu-satu, direkap, dibawa manual dari TPS ke kecamatan, kabupaten kota, provinsi, terus nasional :)) No wonder, hasil resmi KPU tuh took one month buat bisa diresmikan. Nah, if you notice, dari semua proses ini, ujung tombaknya adalah tempat kamu nyoblos, aka TPS. Di TPS inilah, para pekerja kontrak idaman mertua bertugas. Yep, everybody meet: KPPS.
 
WOW luar biasa.
Ya banget. Dengan jumlah TPS di seluruh Indonesia dan luar negeri yang hampir mencapai 830 ribu, tentunya KPU perlu melakukan oprec buat para petugas KPPS tadi. Legit ada seleksi segala macem, guys, dan end up ada 5,4 juta orang yang terpilih jadi petugas KPPS di seluruh Indonesia. Adapun tugas para KPPS ini ya end-to-end business dalam pemungutan suara di hari H 14 Februari nanti ya. Mulai dari menerima logistik, persiapan di TPS, nyiapin lima jenis surat suara buat dipake, terus making sure alur pemungutan suaranya tuh seamless, smooth, tanpa hambatan, sampe penghitungan suara.
 
No wonder idaman mertua :))
Ya kaaaan 🙂 Jadi kalau ntar kamu clueless pas di TPS, tenang aja. Ada anggota KPPS ini yang bakal bantu kamu. Mulai dari ngarahin kamu ke bilik suara, masukin surat suara ke ballot sesuai jenisnya, dan mastiin kamu celupin salah satu jari ke tinta sebelum keluar. Setelah nyoblos, para petugas KPPS ini wajib stay buat lanjut ngitung suara, mastiin para saksi setuju sama hasilnya, dan rekap semua hasil untuk kemudian dikirim ke kecamatan. Sungguh tugas yang sangat mulia, bukan? 🙂 Nah namanya kelompok, KPPS ini terdiri dari tujuh orang dan diketuai sama salah satunya.

I see….
Terus sekarang pertanyaannya, KPPS ini dibayar nggak sih?? OF COURSE. Ya kali enggak. Yang bener aja, rugi dong wkwkwk. Adapun besaran gaji buat ketua dan anggota KPPS ini legit diatur dalam Surat Kementerian Keuangan Nomor S-647/MK.02/2002. Nah di Pemilu 2024 ini, gaji anggota KPPS ini udah diatur dalam kisaran Rp1.100.000- Rp650.000 per orangnya. Mayan banget kan?? Tapi ya gitu, gaji mereka baru bakalan cair setelah masa kerja mereka kelar yang berlangsung sejak 25 Januari hingga 25 Februari nanti.

YA NGGAK PAPA KITA MAU NUNGGU….
Iya kaaan? Jadi gimana? Udah nemu petugas KPPS idaman? Wkwkwkw ini sumpah lucu banget sih. Jadi kalau dari kemaren kamu scroll TikTok, X, dan media sosial lainnya, kamu pasti ngeh bahwa KPPS ini literally dijadiin bercandaan sama netizen, guys. Mau mimin spill nggak? Nih contoh, “Habis 10 hektar sawah demi masuk KPPS impian” (???). “Semenjak aku jadi anggota KPPS, kita udah beda kasta (???). Oh, ini yang paling epic: “Sedih banget diputusin pacar pas doi keterima jadi anggota KPPS. Padahal aku udah bayangin nikah sama dia pake tintapora.”

TINTAPORA APAAN HEYYYY….
Ala ala abdi negara ya tsay wkwkwkw. Jujur nggak tahu siapa yang mulai jokes soal KPPS ini. Tapi yang harus kamu tahu adalah, di balik semua jokes tadi, realita KPPS ini di lapangan ternyata juga ‘Sebercanda’ itu, guys. Iya, kayak yang terjadi di Sleman dan Bantul, Yogyakarta, misalnya. Jadi Kamis kemaren kan anggota KPPS di dua wilayah ini baru aja dilantik di masing-masing KPU ya, dan dijanjiin makan yang layak senilai Rp15.000 per orangnya.


HMMM I think I’ve seen this film before…
Yep. You guessed it right. Realitanya jauh di bawah itu. Mereka nggak dapat uang transport sama sekali dan konsumsinya dinilai nggak layak. Disampaikan oleh Ketua KPU Sleman Ahmad Baehaqi, anggaran buat konsumsi tuh sebenarnya emang dipatok Rp15.000 per orangnya. Terus diserahkan ke vendor kan, semacam third party gitu. Nah sama si pihak ketiga ini, Pak Ahmad bilang anggaran ini kemudian dipotong abis sampai sisa Rp2.500 aja per orangnya. Jadi yaa gitu deh.

Terus yang di Bantul?
Yang di Bantul juga ada masalah nih sama konsumsi, guys. Makanannya juga nggak layak gitu. Nggak cuma itu, makanannya tuh bahkan telat banget datangnya, guys. Ya bayangin aja. Acara udah kelar, anggota KPPS udah pada pulang, eh makanan baru sampe :))). Sekalinya sampe, makanannya nggak proper :))) Ya apa nggak emosi tuh orang-orang HMMMM. Sekarang sih vendor yang ngurusin konsumsi ini udah dikasih sanksi sama KPU Daerah Istimewa Yogyakarta, guys. Pihaknya juga udah minta maaf atas ribut-ribut masalah konsumsi ini.

Ya urusan perut mah penting pak….
Of course. Karena peran anggota KPPS ini penting banget yekan, dan mereka juga terikat sejumlah aturan sepanjang Pemilu berlangsung. Salah satunya, ya mereka harus bisa bersikap netral. Nah speaking of neutral, ada nih kejadian di Pangandaran, Jawa Barat di mana satu anggota KPPS di sana upload story di Facebook terus pose dua jari dan nyebut-nyebut nama Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto.

BUSETTTT….
Viral lah video itu. Dari pengakuan yang bersangkutan, dia sih bilangnya bercanda doang, guys (??) Reflek aja pose dua jari, sampai nyebut nama Prabowo. Tapi ya rules are rules kan. Nggak lama kemudian, Ketua KPU Pangandaran, Muhtadin menyebut itu orang udah dipecat dan nggak lagi bertugas sebagai anggota KPPS  Jadi ya gitu deh. “Hati-hati kalau main medsos,” kata Pak Muhtadin.
 
Geez
Nah selain soal pemangkasan duit, tugas KPPS ini juga berat loh, guys. Realitanya, ngitung suara manual satu-satu tuh cape banget, belum kalo ada saksi yang ga setuju, ada yang protes, ada intimidasi di lapangan, atau misalnya ada pemilih pindah, data pemilih ga sesuai, dll. Mana kan ngitung suara di TPS itu gamau tau harus selesai jam 12 malemnya, jadi digas terus kerjanya. Makanya pada pemilu 2019 lalu, terhitung ada 11.239 orang sakit dan 527 orang KPPS meninggal dunia. Penyebabnya ga lain ga bukan adalah kecapean kerja tadi, guys. Terus juga pas itu tuh kebanyakan petugas KPPS adalah orang tua dengan comorbid, hingga mereka banyak yang kecapean. Makanya di pemilu tahun ini, KPU berusaha banget mengantisipasi hal-hal tersebut dengan melakukan skrining kesehatan pada petugas KPPS dengan bekerjasama sama dinkes setempat. Usia petugas KPPS di tahun ini juga di-caps sampe usia 55 tahun aja maksimal.

Pantesan banyak petugas KPPS muncul di Tiktok ygy. Now wrap it up….
Pokoknya semangat buat kamu yang nanti bertugas dalam pemungutan suara. Here’s a  little advice: Makan yang cukup, stay hydrated. Karena jam kerjanya ntar bakal panjang banget kan, sampai 12 jam bahkan. JANGAN POSE 1-2-3 JARI, jangan kebanyakan ngopi, jangan di-push banget tubuhnya, jangan sampai kecapekan karena dari Pemilu yang udah-udah kan begitu. Sekalinya kecapekan, metabolisme kacau, nggak ada istirahat, DUARRR serangan jantung. Gajadi mantu idaman deh. Mehehehe.

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.