Admin
UTC
0 kali dilihat
0 kali dibagikan
Now, here’s your 360º updates on the Houthi’s attack on global trade.
Scooch over, pemilu. Today, we’re gonna talk about: The Red Sea crisis.
Guys, mungkin kamu masih belum familiar nih, sama krisis parah yang sekarang ini lagi terjadi, dan bener-bener bikin ribet sektor perdagangan dunia. Everybody meet: Kelompok Houthi dari Yaman yang melakukan banyak serangan ke kapal-kapal cargo dll yang melewati Laut Merah. Ga hanya diserang, kapal-kapal dagang ini juga dijarah dan awaknya ditahan, hingga bikin lalu lintas barang jadi terganggu banget. Terus yang perlu kamu tahu adalah, Kelompok Houthi tadi emang sengaja melakukan penyerangan ke kapal-kapal Israel dan sekutunya sebagai bentuk protes genosida yang terjadi di Palestina.
Hold on, I need some background.
You got it. Jadi buat yang belum tahu, di antara perbatasan Afrika dan Asia tuh ada yang namanya Laut Merah dan Terusan Suez, guys. Nah kedua tempat ini udah dari kapan tau jadi jalur perdagangan laut yang penting banget terutama buat Eropa dan Asia. FYI aja nih, 40 persen perdagangan Eropa-Asia lewatnya laut dan mayoritasnya lewat Terusan Suez. Soalnya ya kalo nggak lewat sini, jalur laut kapal-kapal kontainer harus muter mengelilingi Afrika (kayak, Tanjung Harapan situ) dan jauh banget. Saking jauhnya, kalo ambil jalur ini, biaya operasional pengiriman bisa melambung sampe USD1 juta.
Ok terus-terus.
Nah, since Israel memulai kembali genosidanya ke wilayah Palestina pada awal Oktober lalu, ada kelompok-kelompok yang emang bantuin Hamas buat melawan Israel. Salah satunya yakni kelompok Houthi dari Yaman yang ikut mulai melawan Israel lewat peluncuran rudal dan drone mereka ke pangkalan militer Israel pada 19 Oktober lalu. Nggak cuma pangkalan militer Israel aja, pas itu Houthi juga udah mulai menargetkan dan membajak kapal-kapal komersil berbendera Israel dan sekutunya yang lewat di Laut Merah sekitar Yaman.
Berdampak serius kah?
Banget, guys. Bayangin aja deh, empat dari lima perusahaan pelayaran terbesar di dunia macem Maersk, Hapag-Lloyd, CMA CGM Group, dan Evergreen aja sampe ngestop dulu pengiriman mereka lewat Laut Merah karena teror-teror dari kelompok Houthi. Yes, teror ini macem-macem bentuknya mulai dari pemantauan lewat drone, penyerangan lewat rudal, sampe pembajakan langsung ke kapal-kapal komersil yang sedang lewat. Udah ada lebih dari dua lusin kapal komersil yang diserang Houthi sejak Oktober kemarin. Hal ini ofc munculin yang namanya krisis laut merah di mana perusahaan pelayaran membebankan biaya bertambahnya biaya pengiriman ke konsumen.
Emang pemerintah Yaman nggak bertindak sama Houthi ini yah?
Well, justru udah dari 2014 lalu tuh pemerintah Yaman yang diakui secara internasional lagi ada perang saudara sama kelompok Houthi ini, guys. Jadi ya istilahnya sih kelompok Houthi ini mau mengkudeta pemerintah Yaman. Cuma sampe sekarang, baik Houthi maupun pemerintah Yaman belum ada yang menang dan kalah. Wilayah Yaman juga udah kayak dibagi dua gitu, wilayah timur milik pemerintah Yaman dan wilayah barat dikuasi kelompok Houthi.
BTW Houthi dapet senjata dari mana deh?
Nah, kalo dari info intelijennya AS sih, Houthi ini di-support sama pemerintah Iran, guys. Jadi emang ada keterlibatan beberapa negara Arab nih di konflik yang terjadi di Yaman. Soalnya pemerintah Yaman sendiri emang terang-terangan dapet support dari Arab Saudi, meanwhile kelompok Houthi di-support Iran. Jadi bisa dibilang, Yaman ini lagi menjalani yang namanya proxy war, di mana perangnya di wilayah mereka, tapi agenda utamanya adalah perang lebih besar antara pihak-pihak yang mendukung kelompok yang berkonflik. Intinya lumayan kompleks sih konflik yang happening di Yaman ini.
Terus kok Houthi bisa ikut support Hamas gimana deh?
Ya most of negara-negara Arab kan emang dukung Palestina buat merdeka dari Israel ygy. Ada yang emang pengen genosida di Gaza bisa segera berhenti, ada juga yang emang nge-support Hamas buat bisa menang perang lawan Israel. Nah salah satu yang jadi support Hamas ini ya Houthi dan pemerintah Iran. Meskipun Iran sendiri udah ngeklaim kalo negaranya nggak distribusiin senjata ke Houthi apalagi ke Hamas, tapi yah tuduhan ini masih kenceng banget digaungkan sama AS sampe sekarang.
I believe the US is doing something about it.
So, any solution to this?
Got it. Anything else I should know?
I believe the US is doing something about it.
Iyesss. Jadi karena emang beberapa kapal yang diserang Houthi di Laut Merah ini yah kapal-kapal berbendera AS dan sekutunya, Dewan Keamanan PBB langsung gercep dong buat bikin resolusi untuk menghentikan berbagai serangan Houthi di Laut Merah. Bener-bener literally nggak pake drama-drama veto kayak pas usaha ngestop genosidanya Israel di Gaza. AS dan Inggris langsung ngerahin pasukan militer ke Laut Merah dan meluncurkan serangan balasan ke kelompok Houthi. Cuma ya gitu, Jubir Houthi bernama Mohammed al-Bukhaiti mengklaim masih bakal terus mencegat kapal-kapal yang berafiliasi sama Israel dan sekutunya.
So, any solution to this?
Nah sejauh ini, kapal-kapal militer AS dan Inggris tuh masih pada stay di Laut Merah buat mengamankan jalur perdagangan laut dari serangan-serangan Houthi, guys. Cuma ya karena masih berisiko, masih banyak juga yang lebih main aman dengan lewat rute muterin benua Afrika atau beralih ke rute darat. Kalo muterin Afrika bakal nambah biaya operasional yang jauh lebih banyak, meanwhile lewat darat juga masih terkendala urusan stabilitas regional dan daya angkut barang yang nggak sebanyak kapal.
Got it. Anything else I should know?
Well, ternyata nggak semua kapal yang melintas Laut Merah tuh pada diserang kelompok Houthi. Soalnya kapal minyak Gamsunoro yang berbendera Indonesia surprisingly aman-aman aja lewat Laut Merah, guys. Soalnya emang Houthi sendiri udah bilang cuma bakal menyerang kapal-kapal yang berhubungan sama Israel dan sekutunya. Terus juga ternyata kapal minyak Gamsunoro juga udah kasih kode ke kelompok Houthi dengan menyebut “Indonesian owner” sebagai akses lewat wilayah tersebut.