Kelas Menengah di Indonesia Menurun

Catch Me Up!
UTC
13 kali dilihat
0 kali dibagikan

Now, let's talk about the elephant in the room: Money.

That feels sooooo hard to get lately.

Iya guys, ekonomi kita lagi ngga baik-baik aja. Okelah, kita move on dari para pejabat (dan keluarganya) yang tone deaf dan bermewah-mewahan di atas kesusahan rakyat, we're gonna talk about the real issue here: Kelas menengah di Indonesianya jumlah menurun.


What does it mean?

Well, kamu harus tahu dulu nih guys bahwa kelas menengah itu adalah kelompok ekonomi yang pengeluarannya sekitar Rp2.040.262 sampai Rp9.909.844 per kapita per bulan (atau kalo penghasilan yaa sekitar Rp4.000.000 sampe 20.000.000/ bulan). Kalo duit keluar-masuk kamu segitu sebulan, nah kamu termasuk deh tuh ke dalam kelompok middle class.


OK terus...

Nah yang harus kamu tahu, keberadaan middle class ini penting banget dalam perkembangan ekonomi suatu negara, termasuk Indonesia. Karena dengan penghasilan segitu, kamu dinilai punya disposable income yang bisa digunakan untuk belanja dan berbagai rekreasi lain, yang tentunya bagus buat ekonomi. Tapi yang perlu kamu tahu juga adalah, kelompok ini rentan banget turun ke kelompok "menuju menengah" hingga miskin. Nah, hal ini yang jadi mengkhawatirkan, karena Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga udah menegaskan bahwa konsumsi kelas menengah sedang merosot. 


Really?

Yep, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk kelas menengah terus turun. Jadi sebelum pandemi Covid-19, jumlah middle class ini ada di angka 21-23%, terus menurun hingga 17% di tahun lalu. Yang lebih mengkhawatirkan, banyak dari kategori middle class turunnya ga hanya ke "menuju menengah", tapi juga ke miskin. Furthermore, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti bilang bahwa 42% dari penduduk menuju menengah berasal dari Gen Z dan Gen Alpha.


Kok bisa kelas menengahnya turun :( ?

Well, banyak alasan. Menurut BPS sih emang penurunan ini terjadi pasca Covid-19 dan emang walaupun ada bantuan, biasanya kan masuknya ke kelompok miskin atau rentan. Selanjutnya: ga ada kerjaan. Atau kalaupun ada, penghasilan kita stagnan dan ga ngejar sama inflasi yang naik terus. Belum lagi spending behavior kita yang kadang ketergantungan sama utang (talking about pinjol, paylater dll) yang bikin pengeluaran tinggi, tapi pemasukan segitu-gitu aja. HUFT...


Talking about jobs...

Nah itu juga. Kamu harus tahu guys bahwa jumlah PHK di tanah air nih lagi terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Contohnya aja, paling terakhir kamu tahu kan bahwa Ace Hardware bakal menutup semua gerainya? Nah itu baru satu store aja guys, banyak sektor di Indonesia yang udah sangat lesu, kayak manufaktur hingga tekstil. Akibatnya, ya banyak orang pasang "open to work" di Linkedin :(


This is sad.....

We know rite. Data dari Kementerian Ketenagakerjaan sendiri mencatat, sejak Januari sampe akhir Agustus kemaren, ada 46.240 orang yang kena PHK. Hal ini diakui langsung oleh Menteri Tenaga Kerja, Bu Ida Fauziyah yang emang mengakui bahwa angka PHK ini terus meningkat karenanya, beliau bilang bahwa pemerintah juga udah berusaha buat kamu-kamu ga dipecat dengan jadi fasilitator buat dialog supaya ketemu nih karyawan sama company-nya. In her words, Bu Ida bahkan bilang upayanya itu works loh, guys. “Alhamdulillah karena kita pertemukan antara manajemen dengan pekerja kita pertemukan, itu bisa menekan terjadinya PHK” cenah.


HMMMM….

Selain itu, Bu Ida juga bilang selama ini Kemnaker tuh udah memfasilitasi karyawan-karyawan yang terdampak ini dengan kasih info loker. Iya, for context, Kemnaker tuh diketahui beberapa kali ngadain job fair di sejumlah wilayah, guys. Ada di Jawa Timur, ada di Jawa Barat, Jakarta, gitu-gitu. Ada ratusan ribu loker tuh available di situ. In that sense, harapannya ya karyawan korban PHK ini ya bisa terserap lah supaya bisa balik dapat kerjaan lagi.


Kalau enggak dapet-dapet juga gimana?

Ya jadi pengangguran :(((. Speaking of which, ada satu hal yang harus di-highlight di sini, guys. Secara data dari Badan Pusat Statistik, tingkat pengangguran di Indonesia tuh lima tahun terakhir emang mengalami penurunan. Di 2020 angka pengangguran tuh bisa sampe 7%, per Agustus tahun ini angkanya udah menurun jadi 4,62%. But still, kalau diliat lebih jauh lagi, penurunannya emang 0 koma banget tahun ke tahun, guys. Dan kalau dibanding angka usia produktif Indonesia saat ini, angka 4% ga ngejar.


Hiks... anything else?

In that sense, Bu Ida sendiri dari tahun lalu udah bikin kebijakan supaya menekan angka pengangguran. Mulai dari bikin Balai Latihan Kerja, sampai bikin program namanya Jaminan Kehilangan Pekerjaan aka JKP. A little context about JKP, JKP ini ada di bawah BPJS Ketenagakerjaan, guys. Jadi yaa kamu bayar. Kalau kamu di-PHK dan nganggur, kamu bisa claim supaya dapat uang tunai, akses info loker, sampai pelatihan kerja.


Sehat-sehat, kelas menengah….

© 2024 Catch Me Up!. All Rights Reserved.