Admin
UTC
0 kali dilihat
0 kali dibagikan
What makes you think “Not again…”?
Karhutla in Aceh Barat.
Yep, masuk Agustus, harusnya udah masuk fall szn, eh tapi ini malah karhutla aka kebakaran hutan yang terjadi di Aceh Barat, guys. Jadi karhutlanya udah terjadi sejak awal pekan kemarin, dan so far, api udah melahap belasan hektar lahan di beberapa kecamatan dan hampir mendekati pemukiman warga.
No 🙁 Tell me everything.
Sure. Jadi udah hampir seminggu ini, beberapa wilayah di Aceh Barat menghadapi karhutla yang membakar sekitar 14 hektar lahan di wilayah Gampong Lapang dan Suak Raya. Informasi ini didapatkan dari Kepala Desa Suak Raya bernama Pak Abdullah, Sabtu kemarin. Pak Abdullah juga bilang kalo karhutla ini udah sangat mengganggu warganya dengan jarak pandang yang terbatas dan membuat mata perih.
🙁
Terus, Pak Abdullah juga menerangkan bahwa karhutla yang terjadi tuh udah meluas dan mulai mendekati pemukiman warga, di mana jaraknya kini tinggal sekitar 800 meter doang. Makanya Pak Abdullah mulai khawatir dan berharap para petugas damkar dan terkait bisa segera bisa memadamkan api.
Upaya pemadamannya gimana?
Well, karena lahan yang terbakarnya tuh kebanyakan berupa lahan gambut, petugas gabungan yang dikerahkan dibuat cukup kewalahan nih, guys. Hal ini disampein Sabtu kemarin sama Kapolres Aceh Barat, AKBP Andi Kirana yang bilang pihaknya kesulitan memadamkan api karena area kebakaran yang luas. Apalagi menurut Pak Andi, cuaca di Aceh Barat lagi sangat terik, jadi akan sangat beresiko apabila masyarakat membuang puntung rokok atau sengaja melakukan pembakaran lahan tanpa pengawasan.
Terus gimana dong?
Nah untungnya nih, keesokan harinya which is hari Minggu, hujan dilaporkan turun dari subuh sampai siang hari di wilayah Aceh Barat. Tentu ini bikin karhutla yang udah melanda hampir seminggu mulai berangsur padam juga. Hal ini dijelaskan sama pelaksana tugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat, Pak Jamal Mirda yang bilang sekitar 85 persen karhutla di sana sudah berhasil padam lewat hujan ini. Meskipun begitu, Pak Jamal masih terus berupaya memadamkan keseluruhan titik api yang ada.
Ini sih definisi campur tangan Tuhan.
Bener banget, guys. Karhutla yang udah terjadi dari tanggal 24 Juli lalu itu kini udah mulai terkendali dan berangsur padam. So far, Kepala Desa Suak Raya meyakini totalnya ada sekitar 14 hektar lahan yang terbakar selama seminggu ini, tapi menurut Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Aceh sih nggak sebanyak itu, guys. Senin kemarin, lewat kepala pelaksana BPBA, namanya Ilyas, dijelaskan bahwa lahan yang terbakar tuh cuma sekitar delapan hektar. Kedelapan hektar karhutla ini tersebar di Kecamatan Johan Pahlawan, Woyla, dan Meureubo.
Yeaaa regardless, tetep aja ada yang kebakar.
Iya juga sih. Terus parahnya lagi, Aceh tuh sering banget karhutla. Soalnya menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana, di setengah tahun 2023 ini aja, Provinsi Aceh udah tercatat mengalami karhutla sebanyak 53 kali. Angka ini berada di urutan tertinggi kasus karhutla di seluruh Indonesia yang memiliki total kejadian 206 karhutla. Makanya nggak heran lah kalo sering kali kita denger kasus karhutla yang berasal dari Aceh, guys. Kamis kemarin, direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Aceh, Ahmad Shalihin sampe berpesan jika kasus karhutla masih setinggi ini, bisa jadi akan berdampak pada kekeringan dan krisis air di Aceh.
Huft, anything else?
Meskipun pihak kepolisian setempat belum dapat memastikan penyebab karhutla yang terjadi di Aceh Barat, tapi Pak Andi sebagai Kapolres Aceh Barat terus melakukan sosialisasi soal dampak karhutla ini. Pak Andi juga secara tegas akan menindak pelaku karhutla sesuai dengan UU Nomor 41 tahun 1999 tentang pelaku karhutla yang diancam pidana paling lama 15 tahun atau denda paling banyak Rp5 miliar.