KDM Akan Menerapkan Jam Malam di Jawa Barat

Admin
UTC
0 kali dilihat
0 kali dibagikan

KDM and his obsession to anything-military for the student...

Now meet: the curfew.
Tell us you love Saving Private Ryan without saying you love Saving Private Ryan. Ya mungkin salah satu caranya gini guys, kayak Gubernur Jawa Barat Dedi yang hobi banget pake pendekatan ala militer buat ngatur anak-anak. Yep, kali ini Kang Demul bakal menerapkan jam malam buat pelajar di Jawa Barat yang bakal berlaku per 1 Juni 2025.

Hah? Tell me about it.
Alright, so kebijakan yang lagi-lagi bikin geger ini disampaikan Kang Demul selepas mengisi kuliah umum di Universitas Indonesia pada Selasa (27/5). Lewat Surat Edaran Nomor: 51/PA.03/DISDIK tentang penerapan jam malam bagi peserta didik yang ditandatangani secara elektronik pada Jumat (23/5), kebijakan ini bakal membatasi jam malam para pelajar. Intinya sih anak-anak enggak boleh keluyuran a.k.a nongkrong enggak tentu mulai jam 9 malam sampai jam 4 pagi. Tapiii, Kang Demul juga bikin pengecualian sih, anak-anak tetap bisa keluar rumah di jam malam asalkan didampingi sama orang tua atau dalam kondisi darurat dan beneran mendesak.

But like... why?
Before we get there, kamu harus tahu dulu nih bahwa buat mendukung pengawasan program ini, pihak Pemprov Jabar udah bikin MoU atau nota kesepahaman sama pihak-pihak berwenang kaya TNI/Polri dan bakal diawasi juga sama Satpol/PP, dan juga RT/RW. By the way, program ini jadi tindak lanjut dari program pendidikan anak di barak militer yang udah dimulai sejak awal bulan Mei 2025. 

Tapi kayak... kenapa??

Gini, guys, karena menurut Kang Demul, potensi kenakalan remaja tuh sering muncul ketika mereka lagi berada di luar rumah pada malam hari. Karena itu dengan penerapan kebijakan ini, Pemprov Jabar berharap bisa terciptanya lingkungan yang kondusif dan aman buat perkembangan para peserta didik di wilayahnya.

Terus kalo ada yang ngelanggar gimana tuh?
Bakal ada hukuman katanya, gaes. Kang Demul bilang anak-anak yang melanggar ketentuan jam malam bakal dipanggil sama guru bimbingan konseling (BK) di sekolah. Selain itu, lewat SE tentang jam malam, Kang Demul udah memerintahkan ke kepala daerah di kabupaten juga kota buat melakukan sosialisasi juga pengawasan dalam pelaksanaannya. Lebih lanjut, Kang Demul ngeklaim efek dari program pendidikan di barak militer buat para pelajar udah mulai kerasa. Bisa dilihat dari menurunnya angka tawuran, anak-anak yang mulai rajin, dan para pelajar yang tertib berjalan kaki buat berangkat ke sekolah.

Tapi, denger-denger ada yang minta programnya distop...
Yep, meski diklaim bisa mendisiplinkan para pelajar, ada juga pihak yang kontra, salah satunya Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI. Dalam pernyataannya pada Senin (26/5), Wakil Ketua KPAI, Jasra Putra, mendesak agar Kang Demul menghentikan sementara program pengiriman siswa bermasalah ke barak militer. Bukannya tanpa alasan, desakan ini berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan KPAI atas program pemprov Jabar ini. Lebih lanjut, Jasra menuntut adanya evaluasi terkait regulasi program karena ada potensi melanggar hak anak.

Waduh, gimana tuh maksudnya?
Iya, gaes, tentu kamu tau kalau anak-anak atau siswa yang dikirim ke barak disebut sebagai siswa bermasalah, kan? Nah,  hal ini disoroti KPAI sebagai bentuk labeling dan jauh dari prinsip non-diskriminasi. Lebih lanjut, para pelatih siswa di barak militer juga perlu dievaluasi oleh gubernur dan jajaran supaya enggak menerapkan pendidikan yang militeristik. Menurut Jasra, dalam mendidik anak lebih tepat jika menerapkan pendekatan yang komunikatif. Selain itu, setelah mengawasi jalannya program, KPAI juga merekomendasikan supaya sarana dan prasarana pendidikan di barak militer diperbaiki.

Are there any other comments about this?
Yep, program pendidikan di barak militer buat pelajar Jabar ini juga disoroti sama Ormas Islam, Muhammadiyah. Dalam pernyataannya pada Minggu (25/5), Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menilai kalau kebijakan mengirim siswa bermasalah ala Dedi Mulyadi perlu dikaji ulang lebih mendalam.  Menurutnya, kebijakan ini harus dilandasi sama kajian akademik yang melibatkan banyak pihak untuk mengkritisi dan kasih masukan. Meanwhile, Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Fajar Riza Ul Haq menyatakan kalau pihaknya saat ini masih mencermati kebijakan pendidikan di barak militer ini sambil mendengar masukan dari berbagai pihak, termasuk psikolog juga KPAI.

I see. Anything else?
Finally, kamu harus tahu guys bahwa program dan kebijakan buat para pelajar Jabar yang dicetuskan sama Kang Demul tuh termasuk dalam inisiatif Panca Waluya Jawa Barat Istimewa. Yep, program ini tujuannya buat membentuk karakter peserta didik yang cageur (sehat), bageur (baik), bener (benar), pinter (cerdas), dan singer (tangguh). Di sisi lain, Psikolog UI, Prof. Dr. Rose Mini Agoes Salim, mengingatkan bahwa materi yang diajarkan dalam pendidikan perlu jadi perhatian utama. But, the most important thing is adanya kesadaran moral yang tumbuh dalam diri anak-anak dan pelajar yang mengikuti program ini.

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.