Kasus Pemukulan Dokter Muda, Presiden Korea Selatan Yoon Seok Yeol Dimakzulkan, Wacana Pilkada oleh DPRD, Minuman Manis Lebih Beresiko Dibanding Makanan Manis

Admin
UTC
13 kali dilihat
0 kali dibagikan

Good morning

Hope you had a great weekend! And if not, worry not because the holiday szn is just around the corner. So, any plans so far? Whatever your plans may be, we hope you won't abandon your responsibilities just because you wanna go out and about, especially if you're healthcare worker aka nakes. Scroll down...

 

First stop, let’s get you up to speed on: The curious case of dokter koas that got beaten up...

In Palembang.

Yep, kisah "sayang anak but make it criminal" bukan sekali aja kita denger ygy. Sebelumnya kita tau soal kasusnya Mario Dandy yang sampe membuka semua kasus hukum bokapnya, and now, everybody meet... Lady Pramesti...


Siapa tuh??

Well, kamu pasti ngikutin nih kasus pemukulan dek koas yang viral dibahas baru-baru ini. Jadi dalam video yang ramai tersebar di medsos, diketahui bahwa  orang yang dipukuli dalam video itu bernama M. Lutfi, seorang mahasiswa Koas di rumah sakit RSUD Siti Fatimah, Palembang.

Lutfi dipukuli oleh laki-laki berbaju merah yang dalam video terlihat emosi banget sampai memberi bogem sampai bertubi-tubi. Terus, kenapa harus sampai pakai otot, sih? Let's catch up!


Tell me.

Sure. Jadi Lutfi dan Lady ini adalah mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (Unsri), Palembang. Dua-duanya sedang menjalani koas, dan Lutfi bertugas sebagai ketua kelompok yang ngatur soal penyusunan jadwal jaga. Nah dalam perjalanannya, diketahui bahwa Lady nggak setuju dengan penetapan jadwal jaga yang jatuh di masa libur panjang Nataru.


Terus??

Perasaan nggak setuju itu berbuntut panjang sampai orang tuanya Lady harus ikut turun tangan. Yap, her mom was her best army, indeed.

Lagi-lagi, dalam rekaman percakapan viral yang diduga dilakukan oleh ibunya Lady yang bernama Sri Meilina dan Lutfi, terdengar keduanya mau janjian karena ada hal penting yang mau dibahas. Dari sini keduanya kemudian bertemu di kafe Storia yang berlokasi di Jalan Demang Lebar Daun, Palembang pada hari Rabu (11/12) sekitar jam 5 sore.


HMMM this is getting interesting...

Of course. Karena keduanya kemudian bertemu untuk membicarakan tentang jadwal jaga si Lady. Diketahui bahwa meski telah bertemu, Lutfi nggak bisa memenuhi permintaan untuk mengganti jadwal jaga karena jadwalnya sudah disepakati bersama. Dari situ, supirnya Bu Sri, namanya Fadilah yang duduk dekat dengan Lutfi akhirnya melayangkan bogem mentah bertubi-tubi ke wajahnya.


EBUSET.

Makanya rada-rada, guysEventually, Fadilah kemudian ditetapkan jadi tersangka kasus pemukulan oleh Polda Sumsel. Doi yang dateng sendiri menyerahkan diri ke Polda, guys, dengan didampingi oleh kuasa hukumnya, Titis Rachmawati. Dalam keterangannya, Fadilah bilang bahwa alasan doi mukulin Lutfi ya karena doi kzl keinginan bosnya ga diikutin. Akibat tindakannya ini, Fadilah dijerat Pasal 351 ayat 2 KUHP dengan ancaman pidana paling lama lima tahun.


So, we're done?

Engga dong. Netizen yang udah muak banget dengan arogansi orang sok penting kemudian did their research, dan kini berhasil terungkap bahwa emang orang tuanya si Lady adalah pejabat. Bokapnya bernama Dedy Mandarsyah adalah Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Barat. Meanwhile, nyokapnya punya butik. 


Nothing weird, rite?

Wait until you read about... jumlah kekayaan Dedy yang fantastis hingga mencapai Rp9,8 miliar. Hal ini jadi makin disorot karena nama Dedy ternyata pernah kesebut dalam penyelidikan KPK atas Operasi Tangkap Tangan (OTT) di Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kalimantan Timur, November tahun 2023 lalu. Atas hal ini, KPK bilang mereka bakal terus melakukan pendalaman, terutama dalam hal anomali kekayaannya si Dody.


Bener-bener anak tuh can make you or break you.

So true. Meanwhile dari pihak korban, bokapnya Lutfi, namanya Wahyu Hidayat bilang bahwa anaknya masih mengalami trauma karena insiden tersebut. Pak Wahyu juga bilang dirinya udah lapor polisi dan akan membiarkan proses hukum berjalan dengan semestinya. 


Alrite. Anything else?

Welltalking about the cause of all this drama, yaitu jadwal koas, kamu harus tahu guys bahwa emang pembagian jadwal jaga atau piket jaga untuk mahasiswa koas kedokteran tuh diatur lewat proses musyawarah mahasiswa. Setelah jadwal jaga hasil musyawarah itu disepakati, selanjutnya akan diberikan ke koordinator pendidikan mahasiswa profesi kedokteran, sehingga untuk mengubah jadwal sesuai keinginan sepihak itu nggak bisa dilakukan.


Learn more about what you need to know BEFORE applying to medschool, here.      

 

Now, on the impeachment case in South Korea...

Jadi dong guys, di-impeach.

Yep, kamu pasti ngikutin dong drama-drama di pemerintahan Korsel yang lebih seru daripada drama series-nya. Yep, jadi sejak penetapan darurat militer di Korea Selatan pada 3 Desember lalu, situasi politik di sana terus memanas. Terbaru, orang di balik status darurat militer yang ujug-ujug itu, yakni Presiden Yoon Seok Yeol, udah positif dimakzulkan! 


HAH tell me!

Jadi pada Sabtu (14/12) lalu, upaya pemakzulan kedua terhadap Presiden Yoon Seok Yeol oleh parlemen Korea Selatan dilakukan setelah upaya pertama nggak bisa terlaksana karena kuorum yang nggak terpenuhi. Jadi emang di Korsel tuh kalo mau memakzulkan presiden, maka rencana tersebut harus didukung oleh 2/3 dari jumlah anggota parlemen. Artinya dari 300 anggota parlemen Majelis Nasional, setidaknya harus ada 200 suara yang diperoleh.


Terus...

Nah terus, di sidang pemakzulan kedua Presiden Yoon Seok Yeol, 204 anggota mendukung, 85 orang menolak, 3 orang abstain, dan 8 suara tidak sah. Menariknya jumlah anggota partai oposisi adalah 192 orang, sedangkan suara yang mendukung ada 204 orang. Jadi, ada 12 orang dari partai pengusung presiden yang justru mau presidennya turun. 


Welp... go on..

Well, kamu harus tahu guys bahwa keputusan ini langsung disambut meriah oleh warga Korsel yang membanjiri jalanan untuk merayakan pelengseran Pak Yoon. Dalam momentum itu, warga juga mengekspresikan kebahagiaanya dengan membawa atribut k-pop, bahkan lagu "Into the New World"-nya Girls Generation disebut-sebut sebagai anthem atas perjuangan ini.


AAAA I am a proud S💗ne!

Mimin juga!! Yang harus kamu tahu guys, bukan cuma ITNW yang dijadiin mars demo, tapi ada juga lagu Coup De'Etat & Crooked (G-Dragon), Ring Ding-Dong (Shinee), Whiplash (AESPA) dan masih banyak lagi. FYI guys, meski cuaca di Korsel lagi dingin-dinginnya dan bersalju, namun puluhan ribu demonstran dengan penuh semangat meneriakkan yel-yel anti Yoon.


Alrite. Back to the parliament...

Well, kan udah tuh ya, parlemen setuju dan mem-vote Pak Yoon buat dimakzulkan. Selanjutnya, keputusan ini akan diserahkan ke Mahkamah Konstitusi (MK) Korsel untuk diproses. Selama proses ini, posisi pemerintahan Korsel bakal diserahkan pada Perdana Menteri, Han Duck Soo.


Terus doi udah jadi presiden sekarang?

Plt Presiden lebih tepatnya. Iya guys, sejak Sabtu itu doi langsung mengambil alih kepemimpinan di Korsel dan hal pertama yang langsung dilakukannya adalah mengeluarkan instruksi darurat untuk menjaga keamanan negara. Doi juga langsung menggelar rapat kabinet untuk membahas terkait isu-isu penting kayak ekonomi, keamanan nasional, juga keselamatan publik. Pak Duck Soo ini adalah politisi senior yang udah berusia 75 tahun, dan udah pernah jadi pejabat di lima presiden terakhir Korsel. Doi nih lulusan PhD economics di Harvard, jadi banyak pengamat politik mengharapkan Duck Soo bisa memanfaatkan keahlian di bidang ekonominya untuk memenangkan hati warga.


Well, what about the former president?

Doi sih udah bilang bahwa dirinya ngga akan menyerah. Pak Yoon juga bilang bahwa voting parlemen kemaren tuh cuma "pause" aja atas pemerintahannya, dan doi bakal terus menerima segala kritik, pujian dan dukungan untuk melakukan yang terbaik bagi negara. 


Alrite. Anything else?

Saat ini, Mahkamah Konstitusi Korsel punya waktu selama 180 hari untuk menentukan masa depannya Pak Yoon. Kalau impeachment-nya di acc, maka Yoon bakal jadi presiden kedua di sejarah Korsel yang di-impeach, setelah sebelumnya Presiden Park Geun-hye juga di-impeach pada December 2016.

 

Now, back to the old debate... Mau Pilkada langsung atau ngga langsung?

Cape deh.

Sejujurnya mimin males bahas ini karena bahas mau pilkada langsung atau engga tuh, sama kayak ditanya mau balik ke era orde baru, atau engga? Jawabannya apa, guyssss?? Maooo? Enggaaa? Nah, selama ada yag jawab mao, maka itulah pemerintah kembali mewacanakan tentang pilkada oleh DPRD.


Hah serius????

Yep, wacana itu disampaikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto pas doi berpidato di acara puncak perayaan HUT ke-60 Partai Golkar di Kamis malam (12/12) kemarin. In his words: "Saya lihat negara-negara tetangga kita efisien, Malaysia, Singapura, India, sekali milih anggota DPRD, sekali milih, ya sudah DPRD itulah yang milih gubernur, milih bupati."


Pak tolong pak...

Iya makanya kan, hal ini kemudian disambut oleh pro dan kontra dari masyarakat maupun parpol. Tapi ya parpol kan lagi ga baik-baik aja ya guys, secara koalisi pemerintah gendut banget. Jadi ga heran kalo mayoritas parpol menyatakan setuju kalau pilkada gausah langsung karena makan banyak biaya.


Huft...

Yep, misalnya aja ada PKB yang bilang bahwa mereka emang udah lama mendukung wacana ini. Ada PKS yang setuju karena pilkada bikin rakyat terbelah, ada Nasdem yang bilang bahwa kepala daerah tuh kepanjangan tangan dari pusat, jadi ya gausah pilkada langsung. Hal ini kemudian diperkuat dengan dukungan dari beberapa tokoh, contohnya Prof. Mahfud MD yang bilang bahwa Pilkada ngga langsung ini merupakan bentuk evaluasi terhadap pelaksanaan Pilkada di tanah air yang selalu diwarnai dugaan politik uang dan bagi-bagi logistik untuk merebut suara pemilih.


Jadi pada dukung nih? 

Ada yang ngga, yakni partai oposisi saat ini, PDIP. Menurut PDIP, baiknya wacana Pak Prabowo tadi jangan langsung disikapi apalagi ditindaklanjuti terburu-buru, gitu, guys. "Ojo kesusu (jangan terburu-buru)," begitu kata Pak Ganjar selaku politisi PDIP. Doi menilai, para legislatif di DPRD itu dikhawatirkan nggak sepenuhnya merepresentasikan apa yang diinginkan oleh rakyat, jadi mending gausah buru-buru. 


Tapi jujur menurut W mendingan nyoblos langsung sih...

Agree. Pengamat politik Adi Prayitno, selaku Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), juga berpendapat kalau kita sebaiknya nggak melihat wacana Presiden secara harfiah. Soalnya kalau memang pilkada akan dikembalikan ke DPRD tanpa pertimbangan lebih lanjut maka berarti ini kemunduran untuk demokrasi kita. Hal ini sad banget karena masyarakat jadi nggak bisa lagi terlibat dalam memilih pemimpin mereka di daerah.


Alright. Anything else?

Well, kamu harus tahu guys bahwa wacana pilkada oleh DPRD ini udah pernah muncul sekali di eranya Pak SBY. Waktu itu, masyarakat tanah air habis-habisan menolak dan akhirnya Pak SBY sendiri yang mengurungkan wacana tersebut. Nah guys, kali ini jangan sampe kita kasih lolos juga ya. Inget, vox populi, vox dei.

 

When you're a sweet tooth but want to live a healthy life...

Well, try making a better choice.

Bukan rahasia lagi kalau terlalu banyak konsumsi gula nggak baik buat tubuh kita, guys. Tapi, memang sulit sih untuk cut off gula begitu aja. Apalagi untuk kamu-kamu yang sweet tooth, bisa-bisa sensasi ngurangin gula sama kaya efek heartbreak. Duh... segitunya ya?


Nah, tapiii ternyata kalo emang kamu ngga bisa menghentikan konsumsi gula entirely, mungkin kamu bisa milih mau jenis "gula" yang kayak gimana yang mau kamu masukkan ke tubuh kamu. Yep, karena sebuah penelitian yang dirilis dalam jurnal Frontiers in Public Health mengungkap kalau minuman manis punya risiko lebih besar memicu gangguan kardiovaskular daripada makanan manis. We repeat, minuman manis lebih beresiko dibanding makanan manis. Tapi tetep yaa bukan berarti lebaran nanti kamu bisa abisin nastar setoples sendiri! Anyway, dalam penelitian ini, para researchers membagi konsumsi gula jadi tiga kategori, yakni makanan (kayak kue, pastries, desserts, dll), minuman (jus botolan, cola, dll) dan topping tambahan (madu, saus tambahan, dll). Terus mereka membandingkan data kesehatan dari 70.000 warga Swedia sejak tahun 1997 hingga 2009. Diliat tuh record kesehatannya, olahraga, makanan, hingga gejala penyakit jantungnya. Hasilnya, mereka yang lebih banyak minum manis memiliki gejala jantung yang lebih sering. However, mengkonsumsi gula sedikit juga diketahui ngga bikin orangnya ujug-ujug jadi ngga punya gejala jantung sama sekali. Artinya, emang mam gula ini harus bener-bener dikit banget ygy. 

 

"Kita terbuka bagi siapa pun,"

Gitu guys komentar dari Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Idrus Marham yang bilang bahwa partainya bakal terbuka untuk siapa aja yang mau bergabung termasuk Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi). Pak Idrus bilang bahwa pokoknya Golkar sih terbuka nerima siapa aja, asal memiliki niat yang sama untuk memperkuat partai. Adapun hal ini muncul seiring wacana Pak Jokowi yang katanya mau bergabung ke Partai Beringin tersebut.

Imagine if Pak Jokowi had to change his wardrobe from all red to all yellow. Just imagine...

 

Announcement

Thanks to Habiburrahman dan Someone for buying us coffee today :) 


Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here...just click here Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!

 

Catch Me Up! recommendations

Repeat after us: You'll have a more organized 2025.

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.