Kasus Parisida di Lebak Bulus

Admin
UTC
67 kali dilihat
1 kali dibagikan

Now, let’s get you updated on: Kasus Parisida di Lebak Bulus….

Guys, kamu pernah dengar istilah Parisida? Secara umum, parisida ini intinya membunuh orang dekat ygy. Tapi kemudian dispesifikkan lagi nih, parisida ini adalah fenomena anak yang membunuh orang tua mereka sendiri. Yep, itu yang terjadi di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11) lalu. Anak umur 14 tahun berinisial MAS menusuk ayah, ibu, dan neneknya sampai ayah dan neneknya meninggal dunia.


WHAT???

Berdasarkan keterangan polisi, kronologinya tuh gini: Tengah malem sekitar jam 1 dini hari, MAS turun ke dapur buat ngambil pisau. Terus naik lagi ke atas dan menusuk ayah ibunya yang lagi tidur. Neneknya, yang lagi keluar kamar juga nggak luput dari penusukan tersebut. Akibat kejadian ini, ayah dan neneknya pun meninggal dunia dan langsung dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk proses visum. Sementara ibunya, juga udah dilarikan ke RS Fatmawati dan menjalani perawatan intensif.


Terus, anaknya? 

Anaknya, si MAS tadi juga udah berstatus sebagai anak berkonflik dengan hukum aka ABH. That being said, saat ini doi yang masih kelas 1 SMA itu juga udah diamankan dan menjalani pemeriksaan intensif di lembaga penitipan anak. Jadi emang belum ketemu sama ibunya, guys. Ditemui polisi beberapa waktu lalu, MAS cuma nitip salam aja. “Salam buat mama, aku minta maaf,” katanya gitu.


Why did he do what he did tho? 

Nah soal itu juga. Sampai berita ini ditulis, kepolisian tuh masih mendalami motif di balik kejadian ini, guys. Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi bahkan bilang kasus yang satu ini tuh emang unik. Iya, AKP Nurma yang udah puluhan tahun jadi polisi dan udah nanganin ratusan kasus kriminal aja sampe keder menangani kasus Lebak Bulus ini. “Lumayan digalinya agak lama. Memang harus pelan-pelan sama anak-anak."


Gimme all the details…

Soalnya tuh gini lo. Dari keterangan yang dihimpun polisi dari pengakuan yang bersangkutan, MAS ini bukan tipikal anak yang nakal, guysTrack record-nya bersih. Di handphone juga nggak ada yang aneh-aneh. Di sekolah pinter, dll. Iya, pinter tapi ya udah aja gitu lo. Nggak pernah sampe di tahap tertekan karena urusan sekolah. Terus, dia juga bilang mama papanya enggak pernah marah di rumah. Nyuruh minta tolong ngerjain sesuatu juga nggak pernah dengan nada keras. Jadi nggak pernah tuh dapat kekekerasan.


Terus kenapa dong? 

Wait until you read about: Dia dapat bisikan yang meresahkan. Yep, you heard it right. Disampaikan oleh Kasat Reskrim Polres Metro Jaksel, AKBP Gogo Galesung, MAS ini awalnya nggak bisa tidur gitu, guys. Terus ada hal-hal yang bisikin dia, meresahkan gitu katanya. Tapi masih didalami lebih jauh sih. Saat ini psikolog forensik juga masih terus coba mengkaji motif pembunuhan ini.


Got it….

Lebih jauh, laporan dari Majalah Tempo menyebut bahwa MAS ini tuh pelaku sekaligus korbanguys. Korban dari kondisi rumit yang seharusnya jadi tanggung jawab kita nih, orang dewasa. Kenapa hal ini jadi tanggung jawab orang dewasa, karena tuh gini lo, penyebab anak melakukan tindakan ekstrem sampai membunuh tuh kan bisa macem-macem banget ya. Whether itu karena marah yang udah lama terpendam misalnya, atau ngerasa dibanding-bandingin terus sama adek/kakaknya, yang kemudian berpengaruh ke psikologisnya.


Makes sense....

Riteee? Dan mereka nggak punya pilihan lain selain… Ya udah, terima aja. Iya, nggak kayak orang dewasa yang bisa lebih mudah keluar dari situasi toxic, anak-anak tuh nggak punya privilege itu, guys. Jadi mereka diem aja di rumah. Dan di sinilah harusnya kita nih, sebagai orang dewasa, bisa kasih mereka perlindungan, kepedulian, dan pemahaman. Se-simple kayak “Hey, gimana tadi sekolah? Nilainya di bawah standar ya? It’s okay. Nanti kita belajar lagi ya,” gitu-gitu.


Terus, di kasus ini?

FYI, dari laporan majalah Tempo juga, MAS ini diduga emang mengalami stress luar biasa gara-gara masalah sekolahnya, guys. Makanya sampe muncul “bisikan-bisikan” which merupakan gejala umum bagi penderita depresi. Dia ditekan harus dapat nilai yang bagus terus, dan dituntut ikutan les coding setelah sekolah. Jadinya ya begadang mulu. That being said, stance-nya di sini jelas ygy: Pengusutan harus dilakukan secara menyeluruh. Mulai dari dinamika keluarganya kayak gimana, parenting-nya kayak gimana, sampai komunikasi dan dukungan lingkungan MAS juga harus ditelusuri. Biar jelas semuanya.


Anything else I should know? 

Btw, tadi mimin sempat bahas polisi yang bilang kasus ini kasus yang unik, rite? Nah, yang harus kamu tahu adalah, kasus parisida di mana anak membunuh orang tuanya tuh emang jarang terjadi. Sejumlah riset menunjukkan persentasenya tuh ada di rate 1,7-4% lah di antara kasus pembunuhan di dunia, dan 20%-nya dilakukan oleh anak-anak usia 8-17 tahun. Tapi emang perlu waspada. Karena meskipun jarang, angkanya naik terus dari tajun ke tahun. Termasuk kasusnya MAS ini. Korbannya dua orang sekaligus pula. Terus pantau anak-anak yah!

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.