Kasus Human Metapneumovirus (HMPV) Merebak di China

Admin
UTC
27 kali dilihat
0 kali dibagikan

Let's learn about HMPV, another virus outbreak in China

Spread love, not virus.

Center for Disease Control and Prevention (CDC) China melaporkan merebaknya kasus human metapneumovirus (HMPV) pada paruh kedua bulan Desember 2024 lalu. Pada Kamis (26/12) tercatat adanya tren peningkatan kasus HMPV selama sepekan antara 16-22 Desember 2024. Banyak di antara pasien yang terjangkit virus HMPV ini adalah anak-anak di bawah 14 tahun. Data dari pihak berwenang menunjukkan kalau Provinsi di China Utara jadi lokasi penyebaran infeksi yang gejalanya mirip COVID-19 ini.


Background pls.

Hebohnya pemberitaan soal merebaknya virus HMPV mungkin akan bikin kamu berhenti dan memperhatikan seksama teks atau audio beritanya. Virus HMVP ini pertama kali ditemuin sama peneliti dari Belanda pada 2001 dan sejak itu sudah jadi fokus di dunia medis. Virus yang satu ini menyasar sistem pernapasan, khususnya pada anak-anak, lansia, dan sistem imunitas yang sedang lemah. HMPV menyebar lewat droplet atau kontak langsung dengan permukaan yang terkontaminasi virus, masa inkubasi virusnya terjadi selama 3-5 hari. Gejala virus HMPV menurut CDC adalah batuk, hidung tersumbat, sampai sesak napas atau mengi. Pada kalangan yang rentan, HMPV bahkan bisa memicu bronkitis sampai pneumonia, guys.


Tell me about it.

Virus HMPV sekarang merebak di China, Hong Kong, juga Jepang. Tiga wilayah di kawasan Asia Timur ini sedang melalui musim dingin, guys. Persebaran virus lebih pesat di musim dingin karena ruang gerak terbatas dan tingkat kelembapan yang tinggi. Otoritas China saat ini memperkirakan kalau kasus HMPV akan terus meningkat selama musim dingin sampai musim semi mendatang. CDC merekomendasikan untuk memutus rantai persebaran virus dengan menerapkan protokol kesehatan ketat seperti pada masa COVID-19 dulu. Yep, prokesnya meliputi jaga jarak, kenakan masker, cuci tangan rutin, hindari pusat keramaian, juga jaga kebersihan lingkungan juga sirkulasi udara di sekitar.


I get it... what else?

Berdasarkan keterangan dari otoritas kesehatan China, kasus HMPV ini meningkat di beberapa pekan terakhir. Gejala HMPV yang muncul meliputi demam, batuk, sampai kesulitan bernapas. Infeksi HMPV berpotensi berkembang jadi pneumonia pada pasien dengan kondisi medis tertentu. Sampai saat ini belum ada vaksin khusus untuk mencegah penularan HMPV, guys. Meanwhile, WHO juga ikut memantau situasi dan melakukan koordinasi dengan otoritas China untuk mendapatkan informasi soal virus dan upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk mengendalikan persebarannya.


What did the experts say?

Para ahli juga sudah mengingatkan soal kemungkinan persebaran virus HMPV yang menyebar di China ke negara-negara lainnya lewat perjalanan internasional, nih. Even with that reminder, Pemerintah kita belum ngeberlakuin pengetatan akses keluar-masuk buat pelaku perjalanan dari China, guys. Sejauh ini, Kemenkes menyatakan belum ada kasus HMPV yang terdeteksi di Indonesia. Menurut Jubir Kemenkes, Ibu Widyawati, berdasarkan data WHO persebaran virus HMPV masih terbatas di wilayah China dan belum ke luar wilayah Tiongkok. In the other side, menurut Epidemiolog Griffith University Australia, Bapak Dicky Budiman, HMPV punya kemungkinan untuk menular di Indonesia meski kemungkinan buat jadi pandemi sangat rendah. Yep, menurut beliau virus HMPV penularannya lebih lambat dan tingkat keparahannya lebih ringan dari COVID-19 yang pernah merebak di Indonesia beberapa tahun lalu.


Really????

Yep, HMPV bukan virus baru dan sejak 2001 sudah menyerang anak-anak, orang tua, juga orang dengan imunitas yang lemah. Menurut Pak Dicky, kondisi penularan HMPV beda dengan apa yang terjadi pada persebaran COVID-19 yang super cepat dan masif itu. Ada faktor imunitas yang dihasilkan dari Herd Immunity penduduk Asia Timur dan Asia Tenggara, guys. Meski begitu, semua orang tetap punya risiko terpapar HMPV, apalagi kalau berinteraksi dengan pasien atau berkunjung ke daerah terjangkit. Untuk meminimalisir risiko penularan HMPV, beliau menyarankan masyarakat mendapatkan vaksin flu juga membiasakan gaya hidup sehat. Tetap pantau perkembangan berita sembari melanjutkan kebiasaan prokes selama COVID-19 adalah tindakan preventif yang bisa dilakukan saat ini. Don't panic, let's fight!

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.