Now, let’s get you up to speed on: Kasus Anak Tewas di Padang….
Yang diduga dianiaya polisi.
Sedih banget asli. Awal bulan lalu, tepatnya tanggal 9 Juni 2024 seorang anak SMP berusia 13 tahun atas nama Afif Maulana ditemukan tewas mengapung di Sungai Batang Kuranji, Padang, Sumatra Barat. Banyak spekulasi mengenai kematian Afif. Ada yang bilang dia jatuh dia lompat ke sungai, ada juga yang bilang dia disiksa polisi sampai tewas.
Hold on. I need some background.
You got it. Jadi kematian Afif Maulana ini diawali dari warga yang pertama kali ngeliat mayat Afif mengapung di bawah jembatan di Sungai Batang Kuranji, Padang, hari Minggu tanggal 9 Juni lalu. Saat ditemukan, terdapat luka lebam dan memar di sekujur tubuh Afif. Khususnya di bagian perut dan punggungnya. Nggak sampai di situ, dari hasil autopsi, diketahui paru-parunya Afif ini robek dan sebanyak enam tulang rusuknya pun patah.
Kasian….
Banget! Kasus ini kemudian menyita perhatian berbagai pihak. Salah satunya, Lembaga Bantuan Hukum aka LBH Padang. Nggak tanggung-tanggung, LBH Padang bahkan nurunin timnya untuk melakukan investigasi terkait kematian Afif. Adapun menurut hasil investigasi mereka, Afif tewas karena disiksa sama oknum polisi!
WHAT???
Jadi dalam investigasinya, LBH Padang tuh sempat wawancara ke salah satu temennya Afif yang pada saat itu ada di TKP, namanya Adit. Saksi kunci kan jatohnya. Dari situ, maka LBH Padang menyimpulkan kronologinya tuh begini: Hari Minggu, Afif dan Adit mau motoran rame-rame dari Jembatan Kuranji mau ke arah utara. Nah di situ, mereka didatangi petugas kepolisian Polda Sumatra Barat yang lagi patroli, gengs.
Terus terus?
Setelah itu, polisi itu bahkan disebut nendang itu motor sampe Afif dan Adit jatuh kepelanting Lumayan jauh jarak mereka waktu jatuh, dua meteran lah. Nah pas Adit berdiri, yang dia liat Afif udah dikerumunin rame banget polisi. Itu anggota polisi bahkan megang rotan. Setelah itu, Afif-nya udah nggak keliatan lagi.
Sheeezzzhhh,,,,
Belum selesai. Nasib Adit gimana? Dijelaskan oleh LBH Padang, Adit dan teman-temannya ini disuruh jalan jongkok, ditendang di bagian muka, guling-guling di jalanan sampe muntah, disetrum, dan diancam kalo mereka sampe cepu maka bakal ditindak di kantor polisi. Mereka juga disuruh bikin perjanjian untuk nggak ngulangin kesalahan yang sama. Abis itu baru mereka bisa pulang ke rumah masing-masing.
Loh emang mereka salah apa?
Well, kalau kata polisi sih, Afif, Adit, dan temen-temennya ini terlibat tawuran, guys. Yep, disampaikan oleh Wakapolresta Padang, AKBP Rully Indra Wijayanto, anak-anak ini kedapatan lagi pada konvoi mau tawuran gitu sampe bawa senjata tajam, guys. Pas banget ketemu sama polisi yang lagi patroli di daerah itu. Nah, ngeliat ada polisi, AKBP Rully ini bilangnya si Afif ngide loncat ke sungai biar nggak ketangkep. Pake ngajak si Adit segala, katanya. Tapi Adit-nya nggak mau, Adit lebih memilih nyerahin diri aja ke polisi gitu.
……
Sama kayak LBH Padang yang dapat kesaksian dari Adit, polisi juga dapat kronologi begini dari si Adit ini, guys. That being said, hal ini lantas menepis dugaan Afif dianiaya oleh anggota kepolisian. Kapolda Sumatra Barat, Irjen Suharyono bilangnya gini: “Ini sudah ada kesaksian Aditia bahwa memang almarhum Afif Maulana berencana masuk ke sungai. Menceburkan diri ke sungai. Ini cerita sebenarnya karena kesaksian yang kita ambil dari kawan yang ikut serta dalam tawuran itu."
Hah???
Lebih jauh, Irjen Suharyono menyebut nggak ada bukti dan saksi yang menyatakan Afif tewas dianiaya polisi. Tiba-tiba kasusnya viral aja. In that sense, Polda Sumatra Barat disebut bakal nyari orang yang viralin kasus ini, gengs. Polisi bakal nyari itu orang buat dimintai keterangannya dan diuji informasinya bener nggak Afif tewas karena dianiaya polisi? Kalau iya, buktinya ada enggak? Gitu
……
We know, we know. Emang banyak …-nya kasus ini, guys. Menyikapi statement Kapolda di atas, LBH Padang nggak terima dong. Direktur LBH Padang, Indira Suryani tetap stick sama pendiriannya bahwa Afif dan temen-temennya disiksa kemaren. Secara, bukti dokumentasi berupa foto-foto jelas menunjukkan adanya penyiksaan, guys. Bu Indira bahkan bilang dalam proses penegakan hukum, nggak ada prosedur penyiksaan baik kepada orang dewasa maupun anak-anak. Bahkan hukum mengharamkan adanya tindakan penyiksaan dan kekerasan terhadap siapa pun. That being said, LBH Padang bilangnya “Kami meminta Kapolda Sumbar setia kepada fakta-fakta tersebut,” kata Bu Indira.
Terus terus?
Terus, menyikapi sikap Kapolda yang mau cari orang yang viralin kasus ini, menurut LBH Padang itu juga nggak make sense, guys. Secara, menurut dia, yang namanya polisi tuh harusnya fokus cari pelaku. Bukan malah melakukan kriminalisasi dan membungkam keadilan buat korban dan juga keluarganya. Kalau begini kan, yang ada orang makin curiga “Jangan-jangan emang bener polisi menganiaya Afif sampai tewas."
Terus w harus percaya yang mana ini?
Your call, guys. Tapi yang jelas, saat ini kasus ini masih terus diselidiki sama pihak kepolisian. Dalam keterangannya kemaren, Irjen Suharyono juga menyebut dia bakal bertanggung jawab penuh atas kasus ini, dan terus memantau perkembangannya. Terkait dugaan Afif dianiaya polisi, pihaknya juga udah melakukan pendalaman soal itu. Yep, Polda Sumatra Barat udah memeriksa sebanyak 30 anggota. Dan kalau ada yang terbukti nih, Irjen Suharyono janji bakal menindak tegas polisi tersebut.
As you should sih….
We know rite. Soalnya tuh gini, ada indikasi pelanggaran HAM di sini kalau emang terbukti polisi menganiaya Afif sampai tewas. Hal ini disampaikan langsung oleh Komisioner Komnas HAM, Hari Setiawan. Dalam keterangannya kemaren, Pak Hari bilang polisi tuh harusnya nggak pake kekerasan begitu, guys. Jatohnya ya ada kesewenang-wenangan yang dilakukan aparat. In his words, Pak Hari bahkan menyebut, “Kami sangat menyayangkan apabila memang kejadian itu dilakukan oleh polisi, maka polda maupun Polri harus mengusut tuntas secara seadil adilnya dan kami akan terus memantau dan mengawasi kasus ini."
Kita semua KAWAL kasus ini. Anything else?
Yep, pokoknya semua orang, termasuk kita nih, wajib banget mengawal kasus ini sampe tuntas, guys. Sejumlah lembaga negara, termasuk Kompolnas, KPAI, KemenPPA, dsb juga disebut bakal collab memantau perkembangan kasus ini. Karena ya, janggal banget jujur. Ibunya Afif, Bu Anggun namanya, sendiri nggak terima anaknya dibilang tawuran. Bu Anggun bahkan bilang itu anak masih lugu, kalau udah pulang sekolah ya udah di rumah aja, diem di kamar. Jadi kalau kata polisi Afif ikut tawuran sampe loncat ke sungai, rada nggak masuk akal gitu. Kompolnas sendiri udah minta klarifikasi ke Polda Sumatra Barat sih. Pihak Kompolnas bahkan dalam waktu dekat mau berangkat ke Padang, katanya. Jadi, just wait and see update-annya kayak apa yah.