Admin
UTC
3 kali dilihat
0 kali dibagikan
Good morning
It’s been raining a lot lately @catchmeup! HQ so if you’re still WFO-ing, consider this a gentle reminder for you to bring your umbrella and take your vitamins. Stay healthy for the New Year!
When drama keluarga kerajaan you’ve seen in drakor….
Happening in Surakarta.
Yep, emang nggak abisnya drama di negeri +62 ini. Nggak cuman di kalangan pejabat publik, tapi juga di lingkungan kerajaan. Well, sejak beberapa hari kemarin nih, keluarga Kasunanan Surakarta lagi heboh menolak penetapan Putra Mahkota yang belum lama ini naik tahta, guys. So yes, kayak yang sering kamu liat di drakor Sageuk kesukaan kamu, drama perebutan tahta juga terjadi di real life.
Wait, I need some background.
You got it. In case you need some refresher, kamu pasti tahu kan meskipun negara kita adalah negara dengan sistem presidensial, cuman terdapat daerah yang punya otonomi khusus alias otonomi istimewa kan. Terus diperkuat lagi dengan UU Nomor 1 Tahun 1945 yang dengan tegas menyebut dua daerah istimewa di Indonesia adalah Yogyakarta dan Surakarta.
Terus terus?
Nah Jogja sampai sekarang masih berjaya tuh sebagai daerah istimewa dengan Sultan Hamengku Buwono X sebagai pimpinan mereka saat ini. Beda nasibnya sama Surakarta di mana berdasarkan UU Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Tengah, Surakarta masuk ke dalam wilayah administratif Jawa Tengah and that being said, Kasunanan Surakarta kehilangan haknya sebagai daerah istimewa dan nggak dilibatkan lagi dalam penyelenggaraan pemerintah daerah. Meskipun begitu, Kasunanan Surakarta Hadiningrat masih beroperasi sampai sekarang, masih ada rajanya, masih ada abdi dalemnya, sebagai bagian dari pelestarian budaya nasional.
I see….
Raja untuk keraton di Kasunanan Surakarta Hadiningrat sendiri sekarang adalah Sri Susuhunan Pakubuwana XIII yang udah bertahta sejak 2004 lalu. Kayak sistem kerajaan pada umumnya (Yang sering kamu liat di drakor-drakor Sageuk, lol), ada persiapan untuk regenerasi dan suksesi di mana dipilihlah putra mahkota yang dipersiapkan bakal jadi Raja Surakarta berikutnya. In that sense, setelah belasan tahun Keraton Surakarta mengalami gejolak perebutan tahta kekuasaan, sejak Februari lalu, dipilihlah GRM Suryo Aryo Mustiko atau KGPH Purboyo, putra tunggal Raja dengan Permaisurinya saat ini, GKR Pakubuwana, untuk menduduki tahta Putra Mahkota itu. Nah penetapan Putra Mahkota ini yang sekarang diperdebatkan dan menjadi konflik tersendiri bagi keluarga keraton, guys.
Emang kenapa?
Yha ada yang menolak Gusti Purbo jadi putra mahkota. Adapun penolakan itu dipimpin oleh Lembaga Dewan Adat Keraton Surakarta yang diwakili oleh GKR Koes Moertiyah aka Gusti Moeng, putri dari Pakubuwana XII. Menurut Gusti Moeng, Raja Pakubuwana XIII tuh udah keliru menetapkan KGPH Purboyo sebagai putra mahkota. Secara, Gusti Purbo ini sendiri emang bukan anak laki-laki tertua raja. Yep, sebelum beliau, ada lagi anak laki-laki lain yang dianggap sebagai anak laki-laki tertua raja dan bakalan lebih tepat kalau dia yang jadi Putra Mahkota, guys.
Oh boy. Beneran kayak drakor…
We know, rite. Nggak cuman soal urutan lahir, lebih jauh, menurut Lembaga Dewan Adat, penetapan putra mahkota ini emang nggak sesuai adat, guys. Yep, semua ini nggak terlepas dari penetapan Sang Permaisuri, ibu dari Gusti Purbo yaitu Asih Winarni aka GKR Pakubuwana yang pernikahannya dengan Raja udah menyalahi adat in the first place. Yep, sesuai ketentuan adat keraton, seorang permaisuri harus dinikahi dalam keadaan masih perawan, dinikahkan secara bhayangkari aka di Pendapa Sasana Sewaka, dan yang menikahkan adalah bapaknya. Nah sementara di case-nya GKR Pakubuwana tuh nggak gitu, guys. Makanya karena dari ibunya udah nggak sesuai aturan, maka anaknya juga nggak berhak jadi putra mahkota, ditambah the fact that ada lagi anak tertua raja yang lebih tepat mengisi tahta itu.
Tell me who that is?
So everybody, meet: GRM Suryo Suharto aka KGPH Mangkubumi, anak raja dari pernikahan sebelumnya. So dari sini, all eyes are on keraton, guys. Ada dua kubu gitu, antara kubu keraton VS kubu Lembaga Dewan Adat yang pengennya KGPH Mangkubumi aja yang naik tahta sebagai putra mahkota. In her words, Gusti Moeng bilangnya, “Penetapan putra mahkota bisa dibatalkan demi hukum. Hukum adat, hukum nasional, dan KGPH Mangkubumi emang udah terpilih oleh para abdi dalem dan sentono dalem.”
KGPH Mangkubumi sendiri ada tanggapan?
Sampai berita ini diturunkan, belum ada keterangan langsung dari KGPH Mangkubumi, atau yang sekarang dialih namakan menjadi KGPH Hangabehi. Pengalihan nama ini dilakukan oleh Lembaga Dewan Adat yang menganggap putra tertua Raja nggak sepantasnya pakai nama Mangkubumi. Maka atas kesepakatan abdi dalem dan sentono, jadinya diganti deh tuh nama. Terkait apakah pengalihan nama ini juga ada hubungannya dengan suksesi raja ke depan, Gusti Moeng bilangnya gini: “Manusia bisa merencanakan tapi Allah yang menentukan.”
Hemmm okay…..
Balik lagi ke tahta putra mahkota, Jumat malam kemarin, sekitar 50 orang datang ke keraton dan bentrokan antar kedua kubu pun kejadian. Ada yang berusaha masuk, ada yang ngunciin dari dalem, gitu-gitu. Dari keterangan saksi, ada yang ditodong pakai pistol, ada yang dipukul pakai bambu, gitu-gitu. Dan sampai saat ini, pihak kepolisian masih mendalami kasus ini dan cari tahu apakah ada tindak pidana di sana.
Ya ampun….
Nah situasi makin runyam ketika pihak polisi yang mengamankan di sana diduga juga menodongkan pisau ke arah cucu Pakubuwana XIII, BRM Suryo Mulyo. Merespons hal ini, Polda Jawa Tengah pun konfirmasi bahwa hal itu nggak bener. Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Iqbal Alqudussy menyatakan nggak ada adegan penodongan pistol di tempat kejadian. Terus, Kapolresta Surakarta Kombes Iwan Saktiadi juga bilangnya aparat cuman ngelakuin tugas pengamanan sesuai permintaan aja. Pun kalaupun ada yang bawa pistol, pasti udah sesuai sama SOP, katanya gitu. Sebanyak empat orang anggota sekaran udah diperiksa sama Propam, gengs.
Okay.. Terus masalah keraton tadi gimana?
Pemerintah Kota Solo dan Polresta sih emang udah mengusahakan supaya ada mediasi antar kedua pihak atas konflik yang terjadi ini, guys. Cuman yha gitu, kubunya Pakubuwana XIII menilainya gini, “Ngapain ada mediasi segala ya. Wong pihak sebelah harusnya juga udah damai kok.” Yep, diketahui emang udah ada perjanjian perdamaian sejak tahun 2017 lalu dan sampai sekarang masih berlaku, termasuk Gusti Moeng sendiri tuh waktu itu tanda tangan, guys. Plus ada perwakilan pemerintah juga di situ. That being said, pihak keraton sih bilangnya kalau masih ada mediasi, wibawa dan derajat Raja Pakubuwana XIII tuh bisa turun, gengs. Jadi mending dibaca ulang isi perjanjian perdamaian itu.
At least they talk nggak sih buat penyelesaiannya…
Yep. Putra Mahkota KGPH Purboyo juga bilangnya gitu, guys. Dalam keterangannya, Gusti Purbo menyebut pihaknya siap melakukan musyawarah dengan Lembaga Dewan Adat. Karena dengan adanya musyawarah, ya diharapkan bisa ketemu lah solusinya untuk masalah ini. Masalah ini harusnya bisa diselesaikan dengan cara kekeluargaan kalau kata Gusti Purbo. Selaras dengan itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga bilangnya keluarga dan kerabat keraton tuh mending rembukan aja. “Wong ya mereka keluarga sendiri,” kata Pak Ganjar gitu. Menurut Pak Ganjar, musyawarah emang jalan terbaik untuk mengatasi konflik di lingkungan keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat ini.
Okay. Anything else I should know?
Fyi buat kamu yang lagi ada di Solo dan berencana mengunjungi keraton, hold your bucketlist karena dengan kejadian ini, Keraton Surakarta ditutup untuk wisatawan, guys. Hal ini of course disayangkan banget secara sekarang adalah musim liburan di mana Keraton Surakarta sendiri merupakan salah satu objek wisata andalan di Solo. Tapi yha mau gimana, pemerintah kota juga nggak bisa mengintervensi keluaarga kerajaan.
Who desperately needs help?
Rohingyas, who just got stranded in Aceh.
Tell me more.
Jadi, di Minggu pagi (25/12) kemaren, sejumlah pengungsi Rohingya ditemukan terdampar di sebuah pantai di provinsi Aceh. To be exact, ada 57 orang yang tiba di Pantai Indrapatra, di Ladong, desa nelayan di Kabupaten Aceh Besar. Terus menurut info dari Pak Polisi setempat, para pengungsi ini ditemukan dalam kondisi yang kelaparan dan lemah.
Kasian 🙁
Iya 🙁 Menurut keterangan dari penduduk desa setempat yang jadi saksi mata, penemuan para pengungsi ini diawali dengan terlihatnya sekelompok laki-laki di atas sebuah perahu kayu yang udah reot. Akhirnya, para penduduk desa membantu mereka mendarat dan ngelaporin ke pihak berwenang.
Hiks 🙁 go on.
Setelah terima laporan tersebut, Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI akhirnya mengevakuasi para imigran itu. Ternyata, menurut laporan dari Bakamla, mereka udah mengalami kerusakan mesin dan terombang-ambing di laut selama kurang lebih sebulan. Jadi, no wonder kalo mereka dalam kondisi lemah, dehidrasi, kelaparan bahkan sakit. Menurut info juga, mereka rencananya berlayar dari Myanmar menuju Malaysia. Tapi, end up malah terdampar di Aceh.
What did they find out?
Well, Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) bilang kalo dari 57 pengungsi, 13 di antaranya merupakan anak di bawah umur. Kepala Misi IOM di Indonesia, Louis Hoffmann juga bilang kalo ke-57 imigran itu merupakan laki-laki dan dua di antaranya dalam keadaan sakit. Mereka pun dilarikan ke Puskesmas Masjid Raya. Sementara, imigran illegal lainnya dibawa ke Kantor Dinas Sosial Provinsi Aceh sebagai tempat penampungan sementara.
In case you need some context…
Sejauh ini ada lebih dari 700 ribu warga Rohingya yang jadi pengungsi dari Myanmar yang mayoritas beragama Buddha ke kamp pengungsi Cox Bazaar di Bangladesh sejak Agustus 2017. Hal ini terjadi karena kelompok Rohingya di Myanmar kerap mendapat aksi kekerasan dan pelanggaran HAM gara-gara dianggap imigran ilegal, padahal mereka udah tinggal di negara itu selama beberapa dekade. Tapi gara-gara dianggap imigran ilegal tadi, warga Rohingya sering ditolak kewarganegaraannya, termasuk akses ke Kesehatan dan Pendidikan. Akhirnya, ribuan warga Rohingya mempertaruhkan nyawa mereka setiap tahun, dan melakukan perjalanan yang berbahaya ke negara-negara mayoritas Muslim lainnya, termasuk Indonesia.
Anything else?
Ngerinya, menurut laporan PBB, banyak warga yang meninggal dalam perjalanan-perjalanan kaya gitu. Kebanyakan, mereka yang meninggal adalah anak-anak gara-gara persediaan makanan dan air udah abis.
When your holiday on the island has gone so wrong….
Terjebak kehabisan makanan,
dan terancam nggak bisa pulang.
Kasian banget kan? Ini yang kemarin dialami sama ratusan wisatawan yang lagi holiday di Pulau Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah. Berbagai pihak pun akhirnya turun tangan menyelamatkan mereka.
Ya ampun kok bisa?
Namanya akhir tahun, semua orang pengennya healing, liburan, butuh vitamin sea gitu. Salah satu destinasinya, ya ke pulau. Apalagi di Indonesia tuh punya banyak banget pulau, cantik-cantik, bagus-bagus, bikin nggak mau pulang deh pokoknya. Salah satunya adalah Pulau Karimunjawa, di Jepara, Jawa Tengah. Adapun minggu lalu, lebih dari 350 wisatawan berangkat dan liburan di Karimunjawa. Happy kan tuh, cuaca cerah, air laut oke, dll…
Yey liburan…
Cuman pas mau balik di tanggal 22 kemarin itu, cuaca mulai nggak bersahabat, gengs. Hujan deras, angin kencang, gelombang laut tinggi. Panik deh pokoknya. Mereka tambah panik waktu tahu kapal udah nggak beroperasi lagi sejak tanggal 22 itu dan bakal merapat kembali per Januari 2023. For God’s sake siapa yang nggak anxious denger kabar begitu? Apalagi masalahnya tuh bukan cuman karena mereka nggak bisa pulang, tapi nggak ada makanan, guys.
HAH??
Iya. Jadi selama ini orang-orang Karimunjawa tuh kan mengandalkan kapal dan perjalanan laut untuk supply bahan makanan mereka kan, termasuk hotel dan villa juga. Hotel dan villa bahkan udah nggak menyediakan makanan sejak tanggal 25 Desember lalu dengan alasan “Tidak ada kapal”. With that said, mereka bakalan nggak makan selama 11 hari dong?? Ini yang paling ditakutin sebenarnya, guys.
Terus gimana dong??
Makanya salah satu dari wisatawan tadi atas nama Cempaka Eka Rosendi langsung bergerak deh di sosial media. Dia ceritain semuanya di Twitter, termasuk surat dari Pejabat Bupati Jepara Edy Supriyanta yang ditujukan buat Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan supaya PT Pelni bisa ngirimin kapal buat mengevakuasi mereka semua dan ngirimin bahan makanan buat masyarakat di Karimunjawa situ, guys.
Terus, ke-notice?
Alhamdulillah, ke-notice. Well, sebenarnya kapal KM Kelimutu punyanya PT Pelni tuh emang berencana mendarat di Karimunjawa tahun baru besok, guys di tanggal 31. Setelah dari Sampit, Kalimantan Timur, terus menepi ke Semarang bentar, baru ke Karimunjawa. Cuman karena ada permohonan ini, Pemprov Jawa Tengah, Pemkab Jepara, dan pihak terkait pun mengusahakan supaya kapal pun bakal berangkat dan tiba di Karimunjawa lebih awal, yaitu hari ini. Yep, Kapal KM Kelimutu bakal mendarat di pulau itu ntar sore, guys. Sebanyak 356 wisatawan yang terdiri dari 40 WNA terjebak di Karimunjawa dijadwalkan bakal naik semua di kapal ini.
I see. Anything else I should know?
Well, sebenarnya kalau diitung-itung lagi, jumlah wisatawan yang kejebak di Karimunjawa tuh lebih banyak dari ini, guys. Cuman beberapa dari mereka emang udah pulang duluan pakai pesawat. Disampaikan oleh Camat Karimunjawa, Muslikin, adapun yang menumpang pakai pesawat itu ada sebanyak 13 orang di mana mereka punya budget lebih dan pengen cepet-cepet pulang karena ada perayaan Natal, guys. Tapi di luar itu, sebelum akhirnya dijemput besok, para wisatawan ini juga masih enjoy jalan-jalan dan jajan kata Pak Muslikin.
Who’s making his first Christmas remarks?
King Charles of England.
Yep, dalam sambutan Natal pertamanya sebagai Raja Inggris, King Charles menggunakan kesempatan itu untuk menyampaikan tribute yang tulus ke ibunya Queen Elizabeth II. Speaking from St. George’s Chapel in Windsor Castle, Raja Charles menyampaikan rasa terima kasihnya kepada masyarakat yang udah begitu kehilangan atas kematian Ratu Elizabeth II beberapa waktu lalu. Terus, King Charles juga bilang kalo tahun ini jadi Natal yang menyedihkan karena beliau kehilangan orang yang dicintainya. Ga lupa, Raja Charles juga sempat menyinggung soal krisis kehidupan, terutama merujuk ke perang di Ukraina. Terus, dia juga berbicara soal masa sulit bagi seluruh orang di dunia yang saat ini berjuang untuk melanjutkan hidup mereka.
Fyi, ini tuh jadi Hari Natal pertama tanpa pidato Ratu Elizabeth, sejak pesan pertamanya pada tahun 1957. But actually, entah firasat atau just accidently, dalam pidato tahun lalu, Ratu Elizabeth ngomong soal tongkat estafet ke generasi berikutnya.
“Rayakan secukupnya saja.”
Gitu guys kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang mengimbau buat masyarakat supaya hati-hati menjelang perayaan malam pergantian tahun baru 2023. Hal ini beliau sampaikan soalnya belakangan ini lagi terjadi cuaca buruk yang ngga menentu, jadi tahun baruannya ya secukupnya aja.
Also a gentle reminder for you…
Announcement
Thanks to Someone for buying us coffee today!
(Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here…just click here. Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!)