Karhutla Sumatra Kalimantan Diprotes Negara Tetangga

Admin
UTC
1 kali dilihat
0 kali dibagikan

What’s one problem that keeps coming back?

My ex. Fr.
Them, and kabut asap karhutla di Indonesia. Bosen banget ygy tiap musim kemarau kayak gini Indonesia selaluuuuu aja dilanda bencana karhutla. Kayak, ga belajar-belajar gitu lo. Terbaru nih, karhutla yang lagi happening di sebagian wilayah Sumatra dan Kalimantan bikin beberapa kota di dua pulau tersebut terdampak parah kabut asap. Nggak cuma itu, kabut asap ini juga diklaim negara tetangga kita udah masuk ke wilayah negaranya. Mereka tuh ngamuk dan pointing fingers ke karhutla di Sumatra dan Kalimantan yang jadi biang kerok menurunnya kualitas udara negara mereka.

MALU banget jujur. 
Iya kanTau sendiri, problem negara kita tiap musim kemarau tuh ya seputar kekeringan, krisis air bersih, gagal panen, sama karhutla. Nah masalah tahunan ini juga kembali lagi tahun ini, di mana sekarang ini karhutla masih happening di berbagai wilayah Sumatra dan Kalimantan. Dari data hasil analisis citra satelit Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) dan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) disebutkan, sejak Januari sampai Agustus kemarin aja, ada sebanyak 4.082 ha lahan di Sumatra Selatan yang terbakar. Nah karhutla ini nih yang nimbulin kabut asap di mana-mana.

Whoa, ada di mana aja kabut asapnya?
Well, buat di Sumatra sendiri, kabut asap dari karhutla ini tuh udah menyelimuti berbagai wilayah di Sumatra seperti Palembang, Jambi, sampai Pekanbaru. Kabut asap yang udah menyelimuti Palembang dan Jambi selama beberapa hari kemarin tuh sampe bikin pemerintah setempat menerapkan pembelajaran secara daring. Kebijakan ini terpaksa diambil setelah melihat indek standar pencemaran udara di dua kota ini menunjukan kualitas kategori yang tidak sehat. Dari surat edaran yang dikeluarkan masing-masing daerah, disebutkan bahwa pembelajaran daring udah dimulai dari Senin kemarin.

So sad:((
Iya, guys. Meskipun di Pekanbaru, Riau juga terdampak kabut asap karhutla, namun pemerintah setempat masih belum mengambil kebijakan pembelajaran secara daring seperti di Jambi dan Palembang. Meskipun gitu, Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru udah menghimbau sekolah negeri dan swasta di sana untuk mengurangi kegiatan belajar mengajar di luar ruangan. FYI, di Provinsi Riau sendiri tuh emang juga lagi ada karhutla, specifically di Pelalawan dan Indragiri Hulu.

Kalo di Kalimantan gimana?
Yha mirip-mirip gitu juga, guys. Soalnya sekarang tuh, kondisi di Kalimantan Selatan dalam beberapa hari ini berada dalam indikator yang sangat merah. Hal ini sampai bikin Wakil Menteri LHK, Alue Dohong ikut terjun langsung madamin titik-titik api di sana kemarin Minggu. Pada kesempatan itu, beliau juga curcol kalau selama perjalanannya dari Kalimantan Tengah menuju Kalimantan Selatan, doi lihat langsung banyak banget lahan yang terbakar dan bikin jarak pandangnya relatif gelap.

SAD. 
Terus nggak cuma Kalimantan Selatan aja yang lagi dilanda karhutla dan kabut asap. Hal yang sama juga dirasakan di Kalimantan Timur. Soalnya BMKG stasiun Balikpapan tuh bilang kalau per hari Minggu kemarin, ada sekitar 100 titik panas yang terpantau di Provinsi Kalimantan Timur. Buat yang nggak tau, titik panas ini tuh merupakan indikator karhutla yang terdeteksi di suatu lokasi, dengan suhu penampakan suhu yang relatif tinggi dibandingkan suhu di sekitarnya.

So,
 ini yang bikin negara tetangga kita ngamuk?
Yep, betul. Pasalnya Jumat kemarin, dirjen departemen lingkungan hidup Malaysia bernama Wan Abdul Latiff tuh bilang kalau karhutla yang ada di Sumatra dan Kalimantan akhir-akhir ini tuh udah memperburuk polusi udara di berbagai wilayah Serawak yang juga berada di Pulau Kalimantan. Beliau bisa mengatakan ini berdasarkan temuannya di citra satelit milik Pusat Meteorologi Khusus Asean aka ASMC yang menunjukan ada 52 titik api karhutla di Sumatra dan 264 titik api di Kalimantan.


Kalau Singapura gimana?
Kurang lebih sama dengan Malaysia, Pemerintah Singapura juga khawatir nih kabut asap dari karhutla di Indonesia bakal menyelimuti wilayah negaranya. Soalnya Badan Lingkungan Hidup Singapura juga mendeteksi ada 241 titik api karhutla di sekitar Sumatra. Dari situ, Jumat kemarin pihak BLH Singapura mewanti-wanti masyarakatnya soal indeks standar polutan yang kemungkinan bisa turun jika ada perubahan mata angin yang membawa kabut asap karhutla Indonesia mengarah ke wilayahnya.

Terus tanggapan Indonesia gimana?
Well, Menteri LHK, Siti Nurbaya bisa dibilang ngeles guys, dalam menghadapi keluhan dari para jiran. Sabtu kemarin, Ibu Siti sih klaimnya sampai sekarang nggak ada tuh kabut asap di lintas perbatasan negara. Data ini beliau dapat langsung dari ASMC yang menurutnya hanya menunjukan kabut asap di Sumatra dan Kalimantan. Lebih jauh, Ibu Siti justru balik menyerang Malaysia yang nggak tahu titik panas dan titik api. In her words, Ibu Siti bilangnya begini, “Jika tidak tahu persisnya, jangan sembarangan bicara.”

Kalo gitu, solusi buat karhutla sendiri gimana Bu?
Sabar guys, jangan ikut emosi wkwk. Well, masih di momen yang sama nih, Ibu Siti sih bilangnya bakal menghukum perusahaan-perusahaan yang kedapatan karhutla di wilayah konsesi mereka. FYI, petugas pemadam kebakaran di Sumatra juga udah berhasil memadamkan karhutla di sebagian besar area lahan gambut. Karhutla ini nih yang bikin Kota Palembang diselimuti kabut asap selama berminggu-minggu.

Hhmmm, anything else I should know?
Well, kekhawatiran negara tetangga soal kabut asap ini emang bukan tanpa sebab, guys. Tentu aja mereka nggak mau kejadian pada tahun 2015 di mana karhutla yang terjadi di Indonesia bikin kawasan Asia Tenggara diselimuti asap beracun selama berminggu-minggu terulang kembali. Pada saat itu, kabut asap yang menyebrang ke berbagai negara tetangga berdampak ke banyak orang yang jatuh sakit, sekolah pada diliburkan, dan banyak penerbangan harus dibatalkan.

Inget bu, baik pada tetangga itu diajarin di buku PPKN loh…

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.