Admin
UTC
1 kali dilihat
0 kali dibagikan
Here’s A to Z Recap on a sinking ship…
In Buton Tengah, Sulawesi Tenggara.
Yep, miris deh guys. Senin dini hari kemarin, puluhan warga Desa Lagili, di Sulawesi Tenggara yang baru saja selesai nonton konser mengalami insiden kapal tenggelam. Ini terjadi setelah kapal penyeberangan yang mereka gunakan untuk kembali pulang malah terbalik di tengah laut. Karena kejadian ini, belasan korban meninggal dan beberapa di antaranya sempat dinyatakan hilang.
Saaaaad:((
Banget. Ini tuh bermula dari puluhan orang dari Desa Lagili yang ingin menonton konser dalam rangka hari ulang tahun Kabupaten Buton Tengah di Lakorua kemarin Minggu. Nah karena lokasi Desa Lagili dengan venue konser berbatasan dengan Teluk Mawasangka Tengah, makanya puluhan orang di sana akhirnya menyewa perahu ketinting atau perahu tradisional setempat dengan mesin luar. Awalnya perjalanan masih lancar-lancar aja tuh sewaktu berangkat ke venue acara. Tapi ketika akan kembali menuju Desa Lagili, di tengah perjalanan perahu tersebut terbalik dan menenggelamkan 48 orang di atasnya.
OMG…
Setelah mendapatkan informasi tenggelamnya perahu, Basarnas Kendari langsung memberangkatkan tim rescue ke lokasi kejadian. Dengan juga dibantu warga setempat, tim SAR melakukan pencarian dan pendataan korban yang ada di perahu tersebut. Awalnya tuh, dari 48 orang yang berada di kapal, 19 orang dilaporkan masih hilang. Tapi nggak butuh waktu lama, Kepala Basarnas Kendari, Pak Arafah mengkonfirmasi 19 orang yang dinyatakan hilang udah ketemu dan kembali ke rumah masing-masing, kemarin Senin. Jadi dari 48 orang penumpang, 33 orang dinyatakan selamat dan 15 orang lainnya meninggal dunia.
Huft.. emang boleh penumpang sebanyak itu?
Nah ini yang lagi didalami pihak kepolisian dan Basarnas Kendari. Kalau kata Pak Arafah sih perahu ketinting emang biasa digunain masyarakat setempat buat mencari ikan dan melakukan penyeberangan. Tapi kapasitasnya emang nggak sebanyak itu. Perahu ketinting tuh cuma punya kapasitas 20 orang aja. Jadi ya kalo dinaiki segitu banyak jelas kelebihan muatan. Apalagi saat perahu mulai terbalik, penumpang dalam kondisi panik dan berdesak-desakan sehingga perahunya tenggelam.
Berarti kapten kapal diamankan ya?
Yep betul. Sampe sekarang, polisi masih mengamankan kapten kapal yang tenggelam di Teluk Mawasangka. Senin kemarin, Kapolres Buton Tengah, Pak Yanna Hurhandianna bilang pihaknya masih melakukan penyelidikan dan memintai keterangan dari kapten kapal. Meskipun dirinya masih belum mengetahui penyebab pasti tenggelamnya kapal, tapi informasi kuat terkait kapal telah melebihi muatan udah dikantongi.
Dari POV penumpang gimana?
Nah salah satu korban selamat bernama Putri kemudian menceritakan point of view yang dia rasakan sewaktu menaiki perahu kepada wartawan, Senin Kemarin. Kata putri sih, perahu yang ditumpanginya tuh merupakan dua perahu rakit yang digabung jadi satu gitu. Nah sebelum tenggelam, perahu emang sempat oleng ke arah kiri hingga menyebabkan mesin mati serta kebocoran di bagian depan perahu. Di waktu yang bersamaan, perahu juga dihantam ombak yang bikin perahu makin oleng ke kiri dan membalikan seluruh penumpang yang panik menyelamatkan diri.
Terus sekarang gimana?
Well, karena semua korban udah berhasil dievakuasi dan diidentifikasi, maka tindakan penyelamatan udah selesai dilakukan. Pak Arafah selaku kepala Basarnas Kendari kemudian menutup operasi pencarian dan mengembalikan seluruh unsur yang terlibat ke satuannya masing-masing.
Ok now wrap it up please.
Ok now wrap it up please.
BTW udah pada tau kan, kalo tiap kecelakaan tuh umumnya di-cover sama asuransi Jasa Raharja? Yep asuransi sosial milik negara ini emang sering nge-cover asuransi kecelakaan di Indonesia. Tapi sayangnya, kecelakaan tenggelamnya perahu di Buton Tengah kemarin nggak bisa ikut di-cover Jasa Raharja, guys. Alasannya perahu yang ditumpangi ternyata belum punya izin angkut penumpang dari dinas terkait. Jadi dengan berat hati, Jasa Raharja Kendari belum bisa menjamin kecelakaan yang menimpa warga Desa Lagili, gitu.