When the refugees keep arriving...
In Aceh.
Iya guys, belakangan ini warga Aceh lagi diramaikan dengan adanya kapal berisi pengungsi Rohingya yang berlayar di perairannya udah sejak dari minggu lalu. Diketahui bahwa kapal itu membawa 140 orang pengungsi Rohingya, mayoritasnya anak kecil dan perempuan.
Ciyan...
Yep, adapun kapalnya saat ini berlokasi sekitar less than one kilo dari bibir pantai Labuhan Haji di Aceh Selatan. So far, para pengungsi ini masih terkatung-katung di laut karena kehadiran mereka ditolak oleh warlok aka warga lokal. Kata Kabid Humas Polda Aceh Kombes Joko Krisdiyanto, para pengungsi ini ngga bisa ke daratan karena masyarakat setempat masih menolak. Karenanya untuk menghindari konflik antara etnis Rohingya dan warlok, maka pihak kepolisian perlu melakukan berbagai aksi pengamanan.
Bah, terus gimana?
Well, Pak Polisi dan warga setempat tetep kok ngasih bantuan makanan dan obat-obatan yang dibutuhkan dengan mengirimkannya lewat kapal kecil. Namun emang warlok menolak mereka mendarat sampai memasang banner di pinggir pantai yang berbunyi: "Warga Aceh Selatan menolak kedatangan Pengungsi Rohingya di area kami."
Is that it?
Engga. Selain ngasih makanan, obat-obatan dan berbagai kebutuhan dasar, sebelas orang warga Rohingya yang sakit juga dibolehkan untuk mendarat dan saat ini lagi menjalani pengobatan di rumah sakit setempat. Adapun kebanyakan yang sakit ini adalah anak-anak, karena kondisi di dalam kapal yang berdesak-desakan dan perjalanan laut yang terlalu rigorous buat mereka.
Tapi emang mereka sebenernya mau ke mana sih?
Well, masih kata Pak Joko, keberadaan kapal Rohingya ini diketahui dari ditemukannya mayat perempuan di sekitar pelabuhan Labuhan Haji, Aceh Selatan pada Kamis 17 Oktober lalu. Terus polisi kemudian melakukan penyisiran dan menemukan kapal nelayan KM Bintang Raseuki sekitar 4 mil dari pelabuhan. Di sinilah polisi menemukan para refugees tadi.
Ya ampun...
Nah dari penelusuran lanjutan, diketahui juga bahwa kapalnya sendiri dimiliki oleh warga Aceh berinisial H. Terus, para pengungsi ini juga diduga nyampe di Perairan Aceh Selatan pada Rabu 16 Oktober setelah dijemput di area Cox Bazaar yang merupakan area tempat pengungsian. Dari situ, rencananya mereka mau menuju ke Malaysia, namun ya berakhir di Aceh ini.
Gokil banget perjalanannya...
Iya guys, nah yang harus kamu tahu, jumlah pengungsi di kapal ini tadinya ada 216 orang, tapi 50 orangnya udah berhasil dibawa ke darat dan saat ini diperkirakan lagi OTW ke Riau untuk dibawa ke tujuan selanjutnya. Makanya, ada banget dugaan perdagangan orang di sini dan polisi lagi terus melakukan investigasi.
Hiks. Anything else I should know?
Well, terkait para pengungsi ini, UNHCR sebagai lembaga PBB yang ngurusin pengungsi meminta pemerintah Indonesia untuk menerima dulu para pengungsi ini karena kasian banget, mereka udah terombang-ambing di laut selama berminggu-minggu. UNHCR juga menegaskan komitmennya yang bakal ngasih bantuan buat mereka. Tapi ya gitu, Indonesia sendiri bukan negara yang turut meratifikasi konvensi refugee PBB, jadi kita ngga ada kewajiban untuk menyelamatkan mereka. Terus ditambah warga lokal juga menolak kehadiran mereka. Jadi yhaa rumit.