Kabinet Zaken Prabowo-Gibran

Admin
UTC
12 kali dilihat
0 kali dibagikan

When you're wondering, "Siapa yang jadi menteri ntar?"

 

Meet: Kabinet Zaken

Well well well, in less than 30 days, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka bakal dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029. Sekarang, yang jadi pertanyaan publik adalah: “Siapa-siapa aja yang bakal bantuin Pak Prabowo dan Mas Fufu… Eh, maksudnya Mas Gibran buat jalanin pemerintahan?” Nah, yang harus kamu tahu adalah, belakangan rame banget dibahas bahwa Prabowo-Gibran bakal banyak diisi sama kalangan profesional, guys. And that’s called…Kabinet Zaken.


Tell. Me. Everything. 

You got it. Jadi guys, ngomongin spot menteri di pemerintahan Prabowo-Gibran, kamu harus tahu dulu bahwa UU Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara tuh minggu lalu banget (19/9/2024) baru aja direvisi sama DPR. Udah sah jadi Undang-Undang, adapun salah satu yang di-highlight dalam UU terbaru ini adalah: pasal 15-nya tuh. Intinya ngomongin kalo jumlah keseluruhan kementerian yang dibentuk tuh ditetapkan berdasarkan kebutuhan presiden, guys.


WHAT???

Yep. You read it right. Kalau di UU sebelumnya kan kementerian tuh cuma dibatasi 34 aja ya jumlahnya. Nah sekarang unlimited dah tuh. Kalau Pak Prabowo butuh 100, ya gas 100 ehehehe. Hal ini kemudian jadi concern semua pihak dong. Apalagi kalau bukan soal “Bagi-bagi kue”-nya itu. Iya, considering ada banyak pihak kan di belakang Prabowo-Gibran saat ini. KIM aja udah rame, partai-partai pengusung sedari awal kayak PAN, Golkar udah pada minta jatah menteri, sekarang ketambahan lagi KIM Plus. Dengan jumlah menteri yang tak terbatas, pengamat politik menyebut udahlah mending Prabowo-Gibran bikin Kabinet Zaken aja. 


Apatu? 

In a nutshell, pembentukan kabinet zaken ini didasarkan pada kemampuan dan keahlian seseorang di bidang tertentu, guys. Nggak harus semuanya terafiliasi sama partai politik gitu lo. Kayak, bukan berarti lo kader partai terus bisa jadi menteri. Instead, kalo lo ahli di olahraga misalnya, bisa ngurusin masalah olahraga di tanah air, ya lo jadi Menpora. Gitu ya kurang lebih. Nah, disampaikan oleh Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani, kabinet zaken ini yang akan dibentuk Prabowo Subianto di masa pemerintahannya, gengs.


Jadi pure professionals gitu ya? 

Ya nggak gitu juga kalau kata Pak Muzani. Dalam keterangannya minggu lalu, Selasa (17/9/2024), ada juga orang-orang ahli ini yang juga berasal dari partai politik. Jadi nggak yang nonpartai banget kayak Bu Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan atau Bu Retno Marsudi sebagai Menteri Luar Negeri gitu lo. “Artinya ada dia memang ahli di bidangnya tapi dia secara politik terafiliasi oleh satu partai politik yang berkoalisi,” kata Pak Muzani.


So how did everyone react to this? 

Menyikapi hal ini, partai-partai koalisi di KIM Plus sih sekarang lagi pada siap-siap ygy. Salah satunya Partai Keadilan Sejahtera aka PKS. Plh Presiden PKS, Ahmad Heryawan, menyebut PKS tuh punya kader-kader yang punya background sebagai professionals yang siap jadi menterinya Prabowo-Gibran. “Banyak professor,” cenah. tapi nggak mau di-spill sih siapa aja. Pun sampai sekarang pihaknya juga masih komunikasi terus sama KIM Plus dan Pak Prabowo terkait menteri-kementerian ini.


Speaking of KIM Plus…

Rame kan si KIM Plus tuh diliat-liat. Partai parlemennya aja ada tujuh, belom lagi yang non-parlemennya. Nah, in that sense, kalau keramean begini, kabinet zaken dinilai nggak possible deh, guys. Iya, disampaikan oleh Direktur Indonesia Political Opinion, Dedi Kurnia Syah, kalau koalisi rame tuh, yang ada tokoh non partai pun kalau masuk ke kabinet ya atas rekomendasi partai. Jadi sama aja boong dong? Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad juga dua mingguan kemaren di hari Sabtu (14/9/2024), sempat menyebut, “Nanti gua bilang banyak profesional ternyata nanti enggak. Susah ngomongnya," katanya. Liat ntar deh ya.


I see. Now wrap it up…

Dari tadi ngomongin Kabinet Zaken, satu hal yang harus kamu tahu adalah: Kabinet Zaken ini sebenernya bukan hal yang baru di Indonesia, guys. Pernah banget diterapkan di masa Orde Lama bahkan sampe Orde Baru dan di Pasca-Reformasi. Misalnya ada Kabinet Natsir (September 1950-April 1951), terus Kabinet Wilopo (April 1952-Juli 1953) sampai Kabinet Djuanda (April 1957-Juli 1959). Gongnya tuh di era Presiden Habibie sih, lewat Kabinet Reformasi Pembangunan (Mei 1998-Oktober 1999) di mana 75% menterinya tuh berasal dari kalangan profesional dan independen.

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.