Jokowi Gelar Pertemuan Dengan Joe Biden, Korupsi Pengadaan APD Covid-19 di Kemenkes, Jenderal Agus Subiyanto Jadi Panglima TNI, Konser Coldplay di GBK Akan Digelar Hari Ini

Admin
UTC
1 kali dilihat
0 kali dibagikan

Hello

Wednesday is here, and so is our podcast, and finally… those fingers gesture. Last night, all of our presidential candidate pairs got their numbers, so be careful now with those ☝️✌️👌 because they’re so meaningful. Now, on to Washington DC….

Who’s trying to make a (grand) move?

Pak Jokowi, dalam isu Palestina.

Yep, beliau baru aja nih guys ngeeeeeng ke Washington DC untuk menggelar pertemuan sama presiden Amerika Serikat, Joe Biden. Sebelumnya, Pak Jokowi tuh baru aja kelar menghadiri KTT OKI & Arab Nations di Riyadh, Saudi Arabia yang khusus ngebahas krisis di Gaza. Dari situ, beliau kemudian membawa “pesan” dari negara-negara Arab dan mayoritas Islam tadi ke Joe Biden, supaya si mister bisa ngebujuk pihak Israel supaya “Buruan gencatan senjata pls”.

Hold on, I need some background. 
You got it. Jadi seiring dengan kondisi di Jalur Gaza, Palestina, yang makin frustrating, dunia internasional kan juga makin terpanggil untuk do something soal masalah ini ya. Sampai dibahas juga kan itu sama Dewan Keamanan PBB bahkan ke Sidang Majelis Umum PBB. Tapi ya gitu, sampai hari ini, detik ini, rakyat Palestina, khususnya di Gaza juga masih menderita dan nelangsa :(((. Ini juga yang akhirnya membuat pimpinan negara-negara Liga Arab dan negara mayoritas muslim lainnya, termasuk Indonesia sampai meet up nih minggu lalu di Riyadh (Read the full story here).

Ok I’m aware of that.
 Lanjut…
Nggak sampai di situ. Langkah penyelesaian genosida di Gaza kemudian di-follow up lagi sama Presiden Jokowi di mana abis dari Riyadh, Pak Jokowi beserta rombongan langsung cus terbang lagi ke Washington DC. Pak Jokowi kemudian ketemu sama bohirnya Israel yang paling rajin ngasi senjata dan duit ke mereka buat nyerang Gaza, gak lain gak bukan si Joe Biden. Nah makanya, Pak Jokowi ketemu sama doi dengan harapan bisa lah ada gencatan senjata niii di Gaza…

Gimme all the details….
Sure. Dalam pertemuannya kemarin di White House, Presiden Jokowi bilang bahwa dia berharap Biden tuh bisa ngebujuk pemerintah Israel untuk segera melakukan gencatan senjata di Gaza. “Gencatan senjata adalah suatu keharusan untuk kemanusiaan,” kata Pak Jokowi. Sebenernya guys, ini bukan kali pertama Israel didesak buat gencatan senjata. Sebelumnya, PBB juga udah menyerukan mereka buat udah dulu plz nyerangnya…. Ya tapi PM Israel Benjamin Netanyahu kan nggak mau ya. Pake acara playing victim pula. Katanya kalau gencatan senjata berarti “Surrender to terrorism and barbarism” (???). Kebijakan ini kemudian didukung AS yang memilih untuk mem-veto resolusi dari Dewan Keamanan PBB yang memerintahkan Israel untuk melakukan gencatan senjata.

Sama gilanya ni dua negara w liat-liat.
We know riteeee. Ya gimana, diketahui dari berbagai sumber, Amerika Serikat tuh udah mengekspor berbagai alat persenjataan ke Israel, guys. Bahkan, 70% senjata Israel tuh asalnya dari Amerika Serikat. Ini juga yang kemaren jadi pembahasan di KTT Gabungan Liga Arab dan OKI. Menurut pemimpin negara Arab dan negara mayoritas muslim ini, ekspor senjata dan amunisi ke Israel tuh harus dihentikan. Pembahasan ini kemudian juga dibahas Pak Jokowi ke Joe Biden. “Enough is enough, Pak.” Gitu.

Couldn’t agree more. 
Indeed. Nggak cuma itu, masih dalam pertemuan kemaren, Presiden Joko Widodo juga menyampaikan pesan yang sebelumnya dititip oleh Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, ke Presiden Biden. Jadi di Riyadh kan Pak Jokowi sempat ketemuan tuh sama Presiden Abbas. Di situlah mereka ngobrol panjang lebar di mana Presiden Abbas mengapresiasi Indonesia yang konsisten mendukung perjuangan Palestina. Nah, knowing Presiden Jokowi mo cusss ke DC buat ketemu Biden, di situlah Presiden Abbas nitipin pesannya itu. Nggak diketahui pasti sih isi pesannya begimana, Tapi yang pasti, balik lagi ke awal bahwa gencatan senjata dan perundingan damai kudu segera dilakukan.

So now the question is, 
“Biden bakal dengerin Pak Jokowi nggak?”
Good question. Kalau kata pengamat HI dari Binus University, Tia Mariatul Kibtiah, peluang Jokowi bisa ngelobi Biden tuh ya masih 50:50guys. Karena ya itu tadi, Israel sama AS tuh punya hubungan diplomatik kuat banget. Kebijakan dasar AS bahkan disebut Pro-Israel. However, ngeliat tahun depan di AS juga mau Pilpres dan Joe Biden kan nyalonin diri lagi ya, hal ini dinilai bisa aja jadi kesempatan buat ngambil hati masyarakat AS yang emang terbelah, antara dukung Israel maupun yang mendesak gencatan senjata.

Got it. Anything else I sh
ould know? 
FYI selain bahas serangan Gaza, pertemuan Joe Biden dan Presiden Jokowi juga ngebahas soal hubungan diplomatik dua negara. Iya, kerjasama dua negara ini bahkan disebut udah naik level jadi ‘strategis-komprehensif’. Ini udah tingkatan paling tinggi nih dalam hubungan bilateral. Secara Indonesia dan AS tuh partner yang jadi kuncian di masing-masing regional kan. AS jadi salah satu main partner kita di wilayah Amerika, dan kita juga jadi salah satu main partner mereka di wilayah ASEAN. That being said, selain fokus di kerjasama ekonomi dan supply chain, kemaren berbagai kerjasama baru juga disetujui kayak di bidang pertahanan, luar angkasa, cyber security, sampai ancaman nuklir.

Now, let’s go back down the memory line…

Ke tahun 2020.
2020, ingetnya apa guys selain pandemi Covid-19? Dalgona? orang minum cairan pembersih? Konser banyak yang di-cancel? Yahhh pokoknya something yang related to pandemi lah ya. We got it. Tapiiiii bukan negeri Wakanda nih namanya kalo ga ada yang satu itu. Iyaaa, itu tuh. Korupsi. HEHEHE.

IH apasi.
Iya, jadi baru aja minggu ini, diketahui Komisi Pemberantasan Korupsi aka KPK lagi menyelidiki kasus dugaan korupsi pengadaan Alat Pelindung Diri aka APD Covid-19 di Kemenkes. Ga tanggung-tanggung guys, nilai proyek APD ini mencapai Rp3,03 triliun.

BUSET.
Goks kan? Jadi gini, ngomongin pandemi, kamu tentunya masih inget sama mendadak penting bangetnya APD, aka Alat Pelindung Diri. APD alias baju hazmat yang juga sempet langka di awal-awal pandemi kemarin tuh punya peran penting banget, guys. Yep, para nakes pada saat itu bener-bener butuh APD buat mencegah penularan Covid-19 selama mereka melakukan perawatan terhadap pasien Covid-19. Nggak cuma para nakes yang ada di rumah sakit doang, APD ini tuh juga dipakai sama para sopir ambulans, satgas Covid-19 yang semprot-semprot desinfektan, sampai para nakes yang ngasih vaksin.

Ok terus-terus.
So, emang sepenting itu peran APD pas saat pandemi kemarin. But you know, ternyata ada pihak-pihak yang nggak ngotak justru diduga ngelakuin tindakan korupsi dari pengadaan APD Covid-19 di lingkungan Kemenkes. Yep, hal ini juga legit disampein pada hari Jumat kemarin sama jubir penindakan dan kelembagaan KPK, Ali Fikri yang bilang bahwa nilai proyek pengadaan APD yang dikorupsi sebanyak Rp3,03 triliun untuk lima juta set APD pada tahun anggaran 2020-2023.

Astagfirullah.
Emang perlu banyak-banyak istigfar sama ulah para koruptor tuh. Soalnya kata Pak Ali, kasus ini tuh udah ngerugiin negara sampai ratusan miliar. Jumlah ini juga masih sangat mungkin buat berkembang lagi mengingat sampai berita ini ditulis, proses penyidikan juga masih berlangsung. Lebih lanjut, pihak KPK juga bakal menjerat para tersangka dengan Pasal 2 dan 3 UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Kasih tau ke kita siapa aja tersangkanya?
Well kalau soal ini, Jumat kemarin, wakil ketua KPK bernama Alexander Marwata bilang kalau tuh KPK udah menetapkan tersangka dalam kasus ini. Meskipun gitu, pihak KPK baru akan mengumumkan identitas para tersangka ketika udah dilakukan penahanan. Namun yang pasti, KPK sekarang udah mencegah beberapa orang untuk keluar negeri dulu nih dalam kaitanya sama kasus korupsi ini. Mereka ini adalah dua ASN bernama Budi Sylvana dan Hermansyah, dua pihak swasta bernama Satrio Wibowo dan Ahmad Taufik, serta seorang advokat bernama Isdar Yusuf.

Remember. Their. Names.
Iya banget, guys. Terlebih di sana juga ada nama Budi Sylvana yang pada tahun 2020-2021 menjabat sebagai kepala pusat krisis Kemenkes. Pak Budi yang juga pernah menjadi penjabat pembuat komitmen yang belum lama ini juga digugat secara perdata sama PT Permana Putra Mandiri pada bulan Juni lalu. Di situ, Pak Budy diduga melakukan ingkar janji alias wanprestasi dalam pembelian APD.

Haduh, terus dari Kemenkes ada bilang apa nih?
Nah kepala biro komunikasi dan pelayanan publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi bilangnya kalau sebenernya Kemenkes tuh punya pengaturan pencegahan kasus korupsi internal. Tapi yha gitu, masih aja ada beberapa pihak yang nggak bertanggung jawab menyalahgunakan wewenangnya untuk korupsi. Ibu Nadia juga bilang kalau kasus ini akan jadi evaluasi untuk terus meningkatkan upaya Kemenkes untuk mencegah praktek korupsi.

Pak BGS-nya ada komen ga ni?
Ada dong. Sabtu kemarin, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bilang bahwa kasus korupsi ini tuh terjadi bukan pada saat dirinya menjabat. Pak BGS sendiri juga sebenernya udah mengendus adanya jejak pembelian yang nggak sesuai sama harga aslinya. So dari situ, Pak BGS dan pihak Kemenkes mendukung penuh segala tindakan penegakan hukum yang sekarang ini sedang diproses.

Sebelum Pak BGS kan Dokter Terawan…
Yep, emang pas awal pandemi kemarin tuh, jabatan Menteri Kesehatan sempat diisi oleh Dokter Terawan sebelum akhirnya diganti sama Pak BGS pada Desember 2020. Hal ini juga legit disampaikan Ibu Siti yang bilang kalau korupsi ini terjadi sebelum Pak BGS menjabat. Dari tahun anggaran yang disebutkan Pak Ali sebelumnya juga mengarah pada era Dokter Terawan ketika menjadi Menkes. Tapi yang jelas sih, sampai sekarang sih belum ada nama Dokter Terawan dalam kasus korupsi ini.

JAHAT banget sumpah korupsi pas lagi bencana 🙁
Yaaa emang gitulah koruptor di negeri Wakanda. Penemuan ini juga seolah ngingetin kita sama korupsi dana bantuan sosial Covid-19 yang dilakukan pas lagi pandemi juga, dan melibatkan mantan Mensos Juliari Batubara. Nah yang perlu kamu ingat adalah, sejak 2020 itu udah santer diberitakan bahwa korupsi pas lagi masa darurat bencana bisa berpeluang dijatuhi hukuman mati.
 
W dukung sih jujur. Anything else?
Since Pak BGS menjabat sebagai Menkes, emang ada beberapa kebijakan yang diambil untuk mencegah adanya korupsi, guys. Mulai dari proses pengadaan yang wajib dilakukan via e-catalogue buat mencegah adanya mark up harga sekaligus menjamin transparansi harga. Pengadaan juga dilakukan lewat satu pintu via unit pengadaan. Jadi yha supervisi bisa lebih gampang dilakukan.

Who’s working at the new office?

Jenderal Agus Subiyanto
Kepemimpinan di TNI bakal ganti lagi nih, guys. Iya, since Panglima TNI yang sekarang yaitu Laksamana Yudo Margono bakal segera pensiun, maka dicarilah sosok baru buat menggantikan Pak Yudo. Adapun posisi strategis tersebut baru aja di-fix-in Senin kemarin sama Komisi I DPR RI, yang nge-acc satu-satunya nama yang diajukan Pak Jokowi. Everybody meetJenderal Agus Subiyanto.

Who is he?
Tentara lah, yang pasti. Going into more details, Jenderal Agus ini belum sebulan menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), di mana beliau baru banget dilantik pada 25 Oktober lalu. Pak Agus ini lulusan Akmil tahun 1991 dan mulai meniti kariernya di Kopassus. Dari situ kariernya terus menanjak dari jadi Komandan Kodim di Solo, Kepala Staf Divisi Infanteri di Kostrad, Komandan Induk Kodam, sampai di 2020, doi jadi Komandan Pasukan Pengamanan Presiden. Jadi ya gitu, kariernya terus menanjak sampai jadi Wakasad, KSAD, dan sekarang diusulkan jadi Panglima TNI deh.

I spy with my little eye…
Iya, Solo? Itukan maksud Mas Anang? Gini gini guys, jadi Senin kemarin, concern soal Pak Agus yang disebut sebagai “Orangnya Jokowi” ini dijawab langsung oleh ybs. Ditemui di DPR pasca Fit and Proper Test, Pak Agus menegaskan bahwa beliau tuh ngga cuma pernah dinas di Solo aja. Dirinya juga pernah menjabat jadi Danrem di Bogor, jadi Pangdam III Siliwangi, dan deket juga sama para kepala daerahnya. Dalam kesempatan yang sama, Pak Agus juga menegaskan bahwa kalo jadi panglima, dirinya bakal tegas menjaga netralitas pemilu 2024.

Hmmm ok deh.
Nah lanjut lagi ke fit and proper test-nya. Jadi sesuai prosedur, Presiden Jokowi kan kemudian bersurat ke DPR RI terkait pengusulan Jenderal Agus sebagai Panglima. Dari situ diproseslah sama Komisi I DPR melalui proses fit and proper test. Nah proses itu dilakukan kemarin banget, yang kurleb berisi tanya jawab dari para anggota DPR RI komisi I soal visi misi Pak Agus kalo jadi panglima. Adapun disampaikan oleh Anggota Komisi I DPR RI, Dave Laksono, ada sejumlah aspek yang jadi materi fit and proper test kali ini.

Such as….
Misalnya, kayak reformasi dan regenerasi di TNI gimana. Terus gimana TNI bisa meningkatkan moralitasnya, ngejaga kualitasnya, sampai gimana kemampuan TNI bisa terus meningkat waktu tempur di era digital kayak sekarang. Nah sama Jenderal Agus, test ini kemudian dibalas dengan memaparkan visinya yang disebut PRIMA.

Apatu? 
PRIMA ini akronim, guys. Kepanjangannya: Profesional, Responsif, Integratif, Modern, dan Adaptif. Jadi, di hadapan bapak ibu Komisi I, Jenderal Agus kemarin jelasin bahwa visinya adalah untuk nge-maintain profesionalismenya para TNI sebagai alat pertahanan negara, jadi lebih mantep gitu. Terus di samping itu, TNI juga kudu bersikap responsif sama perkembangan lingkungan yang happening sekarang.

Is that it?
Belum selesai, beb. Kalau udah menjabat sebagai Panglima TNI ntar, Jenderal Agus juga bakal memantapkan kualitas TNI supaya lebih integratif dan makin bersinergi sama kepolisian, kementerian, lembaga negara, dan komponen-komponen lainnya. Terus juga mempercepat modernisasi alutsista sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Last but not least, beliau juga mau mewujudkan TNI yang adaptif terhadap tuntutan tugas dan spektrum ancaman.

Naisss. 
Terus ya udah, dengar pemaparan kayak gini, Komisi I is sold, guys. Yep, mereka approved Jenderal Agus jadi Panglima TNI selanjutnya. Adapun disampaikan langsung oleh Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid, in her words, Mbak Meutya bilang, “Memberikan persetujuan terhadap pengangkatan Jenderal TNI Agus Subiyanto sebagai Panglima TNI.” Persetujuan ini kemudian bakal ditetapkan lagi di rapat paripurna DPR terdekat, guys. Nah kalau udah, baru deh bisa dilantik sama Presiden Jokowi. Abis tu udah, resmilah Jenderal Agus menjabat sebagai Panglima TNI menggantikan Laksamana Yudo Margono.

Got it.
 Terus yang jadi pengganti KSAD sokap?
Nah soal itu juga. Kamu harus tahu nih guys, requirement buat jadi KSAD tuh at least udah harus menjabat sebagai perwira tinggi dengan pangkat bintang tiga. Letjen lah ya. Nah dari sini kemudian mengerucut dong tuh nama-namanya. Yang dinilai kuat tuh ada Pangkostrad Letjen Maruli Simanjuntak, terus Kepala BNPB Letjen Suhartoyo, sampai Koorsahli KSAD, Letjen I Nyoman Cantiasa. Adapun dalam keterangannya kemarin, Panglima Laksamana Yudo bilang “Semua kandidat udah bagus semua.” Jadi ya nggak tahu, kata Pak Yudo. Liat ntar deh ya siapa yang akhirnya diangkat jadi KSAD.

I see. Anything else?
Btw, dari tadi ngomongin Panglima TNI, kalau udah dilantik ntar nih, Jenderal Agus tuh punya beberapa tugas yang harus diselesaikan, gengs. Yep, mulai dari internal TNI di mana masih banyak kekerasan misalnya.  Terus polemik peradilan militer di TNI di mana mereka dapat vonis ringan just because mereka prajurit. Sampai wacana revisi UU TNI. Pokoknya lieur lah, guysNot to mention tahun depan ada Pemilu dan Pilkada Serentak kan. Nah TNI punya tugas berat tuh buat mengamankan Pemilu, while at the same time juga menjaga netralitas mereka.

Now, let’s take a break from politics and enjoy some songs from…Coldplay.

Halooo, para budak korporat yang hari ini ambil cuti buat nonton Coldplay di GBK, Jakarta. Udah tau belum ntar malem mau pake outfit apa? Anything you wear, please enjoy your concert yah! We know setelah kemarin agak harap-harap cemas karena banyak yang demo soal Coldplay, but officially hari ini banget nih, Coldplay tetep jadi manggung kok di GBK. Ini juga udah legit disampein langsung sama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno yang bilang show must go on buat Coldplay.
 
Nah, untuk bikin kamu makin nyaman nonton konser Coldplay, pemerintah udah melakukan berbagai adjustment, salah satunya PT MRT Jakarta yang  bakal memberlakukan jadwal operasi khusus buat konser Coldplay hari ini. Jadi khusus hari ini aja nih, MRT bakal beroperasi mulai pukul lima pagi sampai setengah dua dini hari nanti. Ini juga termasuk headway alias waktu tunggu lima menit pada jam 07.00-09.00 WIB dan 17.00-19.00 WIB. Selain di jam tersebut, headway-nya jadi sepuluh menit. Pokoknya semuanya demi mendukung konser Coldplay deh.

Enjoy the show, guys!

“Kita cari terus.”

Wihiiii gitu guys kata Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Pak Firli Bahuri kemarin, yang menegaskan bahwa pihaknya ngga pernah berhenti mencari buronan mantan calon legislatif (caleg) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Harun Masiku yang sampe sekarang jyjyr gatau ada di mana. Kata Pak Firli, sejak dirinya menjabat jadi ketua KPK, pencarian terhadap para DPO termasuk Harun Masiku tuh dilakukan terus, dan ngga akan pernah berhenti.
 
When someone asks you “Pacarnya mana?”

Announcement


Thanks to Si Itu, Leogeobeo, and Someone for buying us coffee today! 

Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here…just click here Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!

Catch Me Up! recommendations

Trying to lose some weight? Try these exercises.

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.