Admin
UTC
2 kali dilihat
0 kali dibagikan
Who have been reported to the UN recently?
Presiden Jokowi: Hello, it’s me again.
Iyesss kamu nggak salah denger. Jadi sekitar dua bulan ini, pemerintah Indonesia termasuk di dalamnya ada Presiden Joko Widodo tengah dilaporkan nih sama Human Rights Working Group aka HRWG Indonesia. Kali ini laporannya nggak menuju ke Bawaslu, kepolisian, atau ke KPK ygy. Soalnya dalam kurun waktu dua bulan ini, HRWG Indonesia udah mengirimkan dua laporan langsung ke PBB terkait sisi gelap pembangunan di era Presiden Jokowi.
Hold on, I need some background.
You got it. Jadi buat yang belum tau, HRWG Indonesia ini merupakan lembaga non pemerintahan yang aware banget sama berbagai isu HAM di Indonesia. Nah dalam beberapa bulan ini, mereka tuh lagi intens banget menyusun dua laporan terkait dugaan sisi gelap Joko Widodo selama dua periode menjabat sebagai Presiden Indonesia. Nah ternyata mereka nggak ngerjain ini secara individu, guys. Kedua laporan ini juga disusun sama gabungan kelompok masyarakat sipil yang terdiri lebih dari 40 lembaga.
Isi laporannya apa tuh?
Well, kita spill satu-satu yah. Pertama mulai dari laporan berjudul ‘The Dark Side of Indonesia’s Development under Joko Widodo’ yang dibuat koalisi masyarakat sipil Indonesia untuk advokasi HAM internasional isu ekonomi, sosial, dan budaya. Nah laporan ini tuh berisi berbagai sisi gelap pembangunan di era Jokowi selama dua periode kepemimpinannya sebagai presiden Indonesia. FYI, laporan ini udah dikirim ke International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights dari 15 Januari kemarin.
Kalo yang kedua soal apa?
Nah kalo tadi soal isu isu ekonomi, sosial, dan budaya, yang kedua ini cenderung lebih ke soal isu sipil dan politik, guys. Jadi laporan berjudul ‘Repressive Developmentalism and Sectarian Populism in Indonesia’ ini berisi dua modus represi pemerintah Indonesia lewat populisme sekretarian dan dalih pembangunan di Indonesia. Sama halnya kayak laporan pertama, laporan kedua ini juga udah dikirim ke Komite Hak-hak Sipil dan Politik PBB pada 5 Februari kemarin.
Give me the details.
You got it. Jadi Koalisi Masyarakat Sipil Indonesia untuk Advokasi HAM Internasional ada kasih detail nih soal dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan pemerintah dalam situasi pandemi dan pemilu. Yep, mereka ada mention soal pembuatan UU Ciptaker yang mengabaikan daya dukung lingkungan dan masyarakat, revisi UU Minerba yang menguntungkan perusahaan tambang, proyek strategis nasional yang justru mendorong percepatan perusakan lingkungan, sampe pelemahan KPK yang selama ini udah berperan penting buat memberantas korupsi di sektor sumber daya alam.
Banyak ugha yaa…
Wait until you hear about statement Koalisi Masyarakat Sipil Indonesia untuk Advokasi HAM Internasional soal posisi politiknya tahun ini. Dari press release yang mereka terbitkan pada hari Senin kemarin, koalisi ini terang-terangan menggugat Presiden Jokowi buat mundur dari jabatannya sebagai Presiden karena udah nggak berhasil menjalankan pemerintahan yang adil buat semua. Terus mereka juga menghukum Presiden Jokowi dan koalisinya secara sosial dengan nggak memilih capres-cawapres yang melahirkan politik dinasti dan tuna etika. Last but not least, koalisi ini juga mengajak seluruh masyarakat Indonesia buat bersatu dan melawan korupsi, kolusi, dan nepotisme.
So, kapan PBB mau merespon laporan ini?
Nah setelah dapet laporan dari HRWG Indonesia, Komite PBB tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya langsung meeting tuh dan udah netapin tanggal buat melakukan peninjauan terhadap Indonesia pada Selasa dan Rabu pekan depan, guys. Jadi peninjauan ini bakal berlangsung di Jenewa, Swiss dengan diadakan semacam dialog terbuka gitu. Bakal ada perwakilan dari pemerintah Indonesia, pihak HRWG Indonesia, dan Komite PBB pada dialog tersebut.
Kalo yang isu sipil dan politik gimana dong?
Well, sampai sekarang sih masih belum ada statement resmi dari PBB yah soal kelanjutan laporan isu sipil dan politik di Indonesia. Cuma kalo kata pihak HRWG Indonesia sih bilangnya peninjauan ini juga bakal dilangsungkan pada 11 dan 12 Maret 2024. Nah, pemerintah Indonesia wajib buat ikut peninjauan ini karena negara kita udah meratifikasi kovenan internasional tentang hak, ekonomi, sosial, dan budaya. Jadi secara berkala Komite PBB emang bakal menjalani tinjauan berkala buat memastikan negara-negara anggotanya melaksanakan kovenan dengan baik atau nggak.
Got it, anything else I should know?
Got it, anything else I should know?
Anyway, berbagai kelompok hak asasi manusia di Indonesia emang lagi terus coba keep in touch sama update-update perpolitikan di Indonesia. Awal Februari ini, lembaga Amnesty International Indonesia aka AII juga kasih statement kalo pemilu besok bakal jadi momen buat Indonesia buat balik pada pijakan yang kokoh. Secara terus terang, AII juga mengkritik Presiden Jokowi dengan bilang kalo Presiden Jokowi nggak cuma gagal menangani kekejaman di masa lalu, tapi juga mendorong impunitas pada kandidat presiden berikutnya.