Jokowi Dilaporkan Atas Tindak Pidana Nepotisme, Ketua KPK Diperiksa Bareskrim Polri, 1 Dari 4 Orang di Seluruh Dunia Merasa Kesepian, ARMY Indonesia Galang Dana 1M Untuk Palestina

Admin
UTC
1 kali dilihat
0 kali dibagikan

Good morning

On Wednesdays, we keep reading emails while listening to our podcast here. Boy, are you tired with all the election drama? Well, hopefully not yet, because it’ll stay till next year. And if you think you loooove your family so much, read below and think again…

Because… emang boleh se-dinasti ini?

On Pak Jokowi dkk (aka dan keluarga-keluarga)
Iya guys, polemik majunya putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka menjadi bakal cawapres dari Koalisi Indonesia Maju beneran bikin dunia perpolitikan di negeri +62 jadi makin panas. Kayak, dramatis banget gitu loh, karena setelah baru aja Minggu lalu Mahkamah Konstitusi aka MK mengabulkan gugatan batas usia minimal capres-cawapres, terus di hari Minggunya, para ketum parpol Koalisi Indonesia Maju langsung men-declare Mas Gibran buat jadi cawapres Pak Prabowo.
 
I’m aware of that.
Nah, yang mungkin kamu aware juga adalah, Banyak pihak yang sus banget sama skenario ini. Karena putusan MK tadi bener-bener bikin langkah politik Mas Gibran buat jadi cawapres mulusss kayak jalan tol. Nah, salah satu pihak yang sus adalah Tim Pembela Demokrasi Indonesia aka TPDI dan Persatuan Advokat Nusantara. Unlike us yang sambat di Twitter, kelompok-kelompok ini went further dengan  melaporkan Presiden Jokowi serta keluarganya yang terlibat dengan dugaan tindak pidana nepotisme ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Tapi kayak, how did we get here?
Gini. Jadi semuanya berawal dari Minggu lalu, di mana MK pada saat itu menggelar sidang buat membacakan putusan beberapa gugatan yang masuk soal batas usia minimal capres-cawapres. Di awal-awal sidang sih, MK kelihatan kekeuh menolak beberapa gugatan yang ingin menurunkan usia minimal capres-cawapres menjadi 35 tahun, yang salah satunya diajukan sama Partai Solidaritas Indonesia aka PSI. Awalnya warga pada happy tuh karena chance buat politik dinasti yang menjadikan Mas Gibran jadi kandidat cawapres bisa dibilang kandas. Tapi ternyata…

Eh kenapa-kenapa?
But, ternyata ada plot twist nih. Siang harinya MK justru mengabulkan gugatan uji materi yang diajukan oleh mahasiswa Universitas Surakarta bernama Almas Tsaqibbirru. Dalam putusan ini, intinya MK menyatakan seseorang yang berusia di bawah 40 tahun tetap bisa menjadi capres atau cawapres dengan syarat pernah/sedang menduduki jabatan kepala daerah melalui pemilihan umum. Publik otomatis sus parah dong sama putusan MK disinyalir cuma buat meloloskan Mas Gibran buat jadi cawapres, secara MG kan sekarang Walikota Solo. kita juga jadi makin sus karena Ketua MK, Anwar Usman nggak lain adalah om-nya Mas Gibran sendiri.

Waduh duh duh…
Tapi, regardless the public outcry, Koalisi Indonesia Maju yang dari awal santer deket sama Mas Gibran langsung mengumumkan Mas Gibran sebagai cawapres mendampingi Prabowo Subianto. Deklarasi ini terjadi di hari Minggu kemarin di mana para ketum partai berkumpul di kediaman Pakn Prabowo. Meskipun Mas Gibran nggak hadir di langsung di sana, tapi Pak Prabowo dengan tegas bilang kalo ini keputusan aklamasi, bulat, dan udah konsensus.

So, what happened now?
Nah, ngeliat berbagai drama dari putusan MK sampe menjelang deklarasi MG jadi bakal cawapres ini, tentunya banyak yang mikir kayak: Woy ini sih nepotisme in a broad day light! Ya ga si? Ya ga si? Engga? Kalau enggak, mungkin TPDI dan Persatuan Advokat Nusantara aja nih yang ngerasa gitu. Soalnya hari Senin kemarin, mereka udah resmi melaporkan Presiden Jokowi, Mas Gibran, Anwar Usman, dan Ketum PSI Kaesang Pangarep ke KPK nih, guys. Empat orang yang masih satu keluarga ini dilaporkan dengan dugaan tindak pidana nepotisme dalam putusan gugatan uji materi batas usia minimal capres-cawapres. FYI, koordinator pelapor bernama Erick S. Paat bilang kalau Anwar Usman jadi terlapor utama dalam kasus ini.

Kenapa si om?
Karena kalo kata Pak Erick, keliatan banget nih Om Usman dari awal udah punya benturan kepentingan. Hal ini udah diatur dalam Pasal 17 ayat 3, 4, dan 5 UU no 48 tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman yang seharusnya mewajibkan dirinya buat mengundurkan diri. Makanya Pak Erick dan beberapa rekannya percaya kalau Ketua MK tuh udah melakukan tindakan nepotisme, sesuai dengan undang-undang tersebut.

Terus terus…
Nah sejauh ini, laporannya juga udah legit dikonfirmasi sama juru bicara KPK, Ali Fikri pada hari Senin kemarin. Pak Ali bilangnya bakal menindaklanjuti laporan tersebut dengan melakukan analisa dan verifikasi. Sedangkan Pak Erick dari pihak pelapor mengambil dasar hukum UUD 1945 ayat 1 dan 3 TAP MPR no 11 MPR 1998, TAP MPR no 8 tahun 2001, UU no 28 tahun 1999, UU no 31 tahun 1999, dan UU no 18 tahun 2003.

I believe Pak Jokowi said something about this.
Ofc. Dijumpai pada hari Selasa kemarin, Pak Jokowi masih santai betul menanggapi dugaan nepotisme yang ditujukan ke dirinya. Beliau juga nggak bicara banyak tuh soal kasus ini. Pak Jokowi cuma bilang bahwa pelaporan ini tuh merupakan bagian dari bentuk proses demokrasi di bidang hukum. Lebih lanjut, Pak Jokowi akan menghormati segala proses hukum yang akan terjadi.

Kalau mas Gibran bilang gimana deh?
Yha nggak beda jauh dari bapaknya, guys. Selasa kemarin, Mas Gibran juga secara singkat dan santuy mempersilahkan KPK buat menindaklanjuti laporan tersebut. In his words, Mas Gibran bilangnya begini: “Ya, biar ditindaklanjuti KPK ya. Monggo silahkan.” Nggak cuma itu, statement pamungkas Mas Gibran yang bilang, “Ya, saya kembalikan lagi ke warga untuk menilai,” juga muncul lagi ketika ditanya soal nama adiknya Kaesang Pangarep yang ikut keseret dalam polemik ini.

Hadu, anything else I should know?
Well, ternyata nggak cuma keluarga Presiden aja nih yang ada di dalam laporan dugaan tindak pidana nepotisme ini. Total ada delapan pihak terlapor yang terdiri dari Presiden Jokowi, Ketua MK Anwar Usman, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, Ketua PSI Kaesang Pangarep, Mensesneg Pratikno, Ketum Gerindra Prabowo Subianto, prinsipal pemohon Almas Tsaqibbirru, dan kuasa hukum pemohon Arif Suhadi. Hhhmm langsung banyak banget ygy.

Now, a newest update on Firli Bahuri and SYL…

Karena Ketua KPK Firli Bahuri baru aja diperiksa Bareskrim Polri.
Drama antara Ketua KPK, Firli Bahuri dan eks Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo kini memasuki babak baru nih, guys. Setelah beberapa waktu lalu Pak SYL ditetapkan sebagai tersangka KPK, muncul isu baru nih dari pengaduan masyarakat yang menyebut bahwa ada dugaan pemerasan yang dilakuin oleh Pak Firli sebagai Ketua KPK ke Pak SYL sebesar Rp1 miliar. Dari aduan ini, kemarin banget nih, Pak Firli akhirnya menjalani pemeriksaan tdi Bareskrim Polri.

Hold on I need some background.
Sure. To refresh our memory, kasus ini tuh bermula dari penetapan Pak SYL sebagai tersangka KPK pada beberapa waktu lalu. Pak SYL tuh diduga terlibat pemerasan dalam jabatan, gratifikasi, dan tindak pidana pencucian uang di lingkungan Kementan. Nah usai jadi tersangka dan ditangkap KPK, mulai tuh tersebar foto antara Pak SYL dengan Ketua KPK, Firli Bahuri di sebuah lapangan bulutangkis. Nggak cuma sekedar foto aja tuh, tersebar aduan dari masyarakat yang menyebut adanya dugaan pemerasan yang dilakukan Pak Firli ke Pak SYL sebesar Rp1 miliar.

Emang eak?
YNTKTS, wkwkwk. But yang pasti sih, awal bulan September kemarin, Pak Firli udah klarifikasi tuh kalau pertemuannya dengan Pak SYL di lapangan bulutangkis tuh terjadi jauh sebelum KPK melakukan penyidikan. Jadi yha pas itu, status Pak SYL ini tuh bukan pihak yang berperkara di KPK. Lebih lanjut, Pak Firli juga meminta masyarakat buat nggak tergiring opini soal isu liar pertemuannya dengan Pak SYL, apalagi sampai mengaburkan kasus korupsi di Kementan yang tengah diusut KPK.

Tapi kasus dugaan pemerasan ini masih berlanjut dong.
Iyesss. Nah kemarin banget nih, Pak Firli akhirnya memenuhi panggilan kepolisian dalam pemeriksaan kasus dugaan pemerasan ini. Awalnya tuh Pak Firli dijadwalkan diperiksa sebagai saksi pada hari Jumat kemarin di Polda Metro Jaya. Tapi pas itu, Pak Firli minta dijadwalkan ulang nih dan request pemeriksaan dirinya dilakukan di Bareskrim Polri. Ofc permintaan Pak Firli pun disetujui penyidik dan dilakukan pada hari Selasa kemarin.

Bentar-bentar, kenapa Pak Firli request pindah tempat deh?
Well, kalau soal itu, cuma Pak Firli aja nih yang tau. Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Kombes Adi Safri Simanjuntak cuma bilang kalau di hari Senin kemarin, Pak Firli mengirim surat ke dirinya dan direktur Tindak Pidana Korupsi Bareskrim selaku penyidik buat diizinkan pemeriksaan dirinya bisa dilakukan di kantor Bareskrim Polri. Hal ini dinilai mantan penyidik KPK, Yudi Purnomo sebagai langkah strategi dari Pak Firli itu sendiri. Lebih lanjut, Pak Yudi juga bilang bahwa setiap saksi punya hak permohonan yang bisa disampaikan ke penyidik.

Hhhhmm, terus waktu pemeriksaannya gimana?
Nah Pak Firli tuh mulai diperiksa penyidik di kantor Bareskrim Polri pada pukul 10.00 WIB dan baru keluar kantor Bareskrim sepuluh jam kemudian. Usai pemeriksaan pun, Pak Firli sulit banget buat dimintai keterangan, guys. Tapi yang pasti, pas itu tuh Pak Firli nggak sendirian. Di sana juga ada sejumlah pegawai KPK yang salah satunya adalah Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi, Brigjen Asep Guntur Rahayu. Menurut pihak kepolisian, Pak Firli juga didampingi sama Biro Hukum KPK selama proses pemeriksaan.

Emang perkembangan kasusnya sampai mana sih?
Well, kasus dugaan pemerasan ini tuh udah masuk ke dalam tahap penyelidikan berdasarkan gelar perkara pada tanggal enam Oktober lalu. Sampai sekarang ini, pihak penyidik juga udah memeriksa 52 orang saksi di antaranya Pak SYL, para pegawai KPK, dan para saksi lainnya. Nah di kasus ini, penyidik menggunakan Pasal 12 huruf e atau Pasal 12 huruf B, atau Pasal 11 UU Tipikor Jo Pasal 65 KUHP.

Got it now wrap it up please…
Meskipun Pak Firli ini merupakan purnawirawan polisi, pihak kepolisian bilang bahwa nggak ada tuh perlakuan khusus yang diterapin ke Pak Firli dan jajarannya. Hal ini diungkapin langsung sama Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan. Pak Ahmad secara tegas bilang kalau nggak ada perlakuan khusus buat Pak Firli. Pokoknya semuanya sama aja gitu guys.

When you randomly feel lonely…

One in four people in the world feels the same way.
Guyss, kalian masih sering ngerasain kesepian nggak sih? Padahal kalau dipikir, dalam sehari aja kita ketemu banyak banget orang di sekitar kita. Kayak mas-mas ojol, ibu penjaga warung, atau bocil-bocil yang lagi sekolah tuh hampir tiap hari kita lihat. Tapi yha gitu, sometimes kita masih ngerasa kesepian. Nah kalau kamu juga ngerasain ini, well it’s okay to not be okay. Soalnya nih, ada studi terbaru yang menemukan bahwa satu dari empat orang di seluruh dunia tuh ngerasa kesepian lho, guys.

Interesting. Tell me everything.
Sure. Jadi survei yang dilakukan antara lembaga bernama Meta dan Gallup ini baru aja menemukan bahwa hampir satu dari empat orang di seluruh dunia tuh merasa sangat atau cukup kesepian. Survei ini tuh mereka lakukan di lebih dari 140 negara dengan klaim udah mewakili sekitar 77 persen orang dewasa di seluruh dunia. Cuma negara China yang punya populasi penduduk terbesar kedua di dunia aja yang nggak masuk dalam koresponden survei ini.

Give me the details.
You got it. Perlu kamu tahu nih, ternyata 27 persen orang dengan rentang usia 19 sampai 29 tahun tuh merasa begitu kesepian. Ini jadi rentang usia dengan persentase jumlah kesepian tertinggi dibandingkan dengan rentang usia yang lain. Meanwhile, orang dengan usia lebih dari 65 tahun ternyata punya tingkat kesepian yang paling rendah. Cuma sekitar 17 persen dari mereka yang berusia lebih dari 65 tahun yang merasa kesepian.

Whoaaaa
 terus-terus…
Nah, banyaknya orang di usia 20an yang mengalami kesepian ini tuh dinilai cukup wajar sama profesor dari York University bernama Dr. Ami Rokach. Katanya, anak muda yang lagi transisi menuju dewasa emang lebih sering ngalamin ketidakpastian dalam kehidupan. You can name it lah, berbagai ketidakpastian dalam percintaan, pekerjaan, sampai proses dilepasnya mereka sama orang tua tuh cenderung bikin mereka lebih banyak ngerasain kesepian. Hal ini tentu berbeda sama orang dewasa yang cenderung udah bisa menyikapi banyak hal secara lebih bijaksana dan mungkin udah punya sohib atau keluarga yang mereka bangun sendiri.

So
, ada faktor gender nggak nih?
Well kalau kata survey ini sih, nggak ada faktor gender tuh dalam tingkat kesepian seseorang. Soalnya, sekitar 24 persen cewek maupun cowok tuh sama-sama merasa sangat atau cukup kesepian, guys. Padahal survei ini juga mencatat nih kalau emang ada kesenjangan gender di berbagai negara. Tapi yha gitu, hasilnya ternyata jumlah persentase kesepian buat cewek maupun cowok sama-sama ada di angka 24 persen.

Any suggestions to stop feeling lonely?
Kalau soal ini, penulis buku The Instant Mood Fix bernama Remes merekomendasikan kita buat membuka obrolan dengan sebanyak mungkin orang, guys. Remes bilangnya berlatih buat ngobrol dengan orang-orang yang ditemui tuh bisa bikin mood kita lebih baik. Selain itu, Remes juga bilang kalau banyak berlatih mongobrol dengan orang-orang di sekitar juga bisa bikin kamu nggak kesepian.

Hhhm how about social media?
Emang sih, Gen Z kek kita tuh lebih cenderung suka banget main sosmed, terlebih pas kita lagi ngerasa kesepian. But, yang perlu kamu tahu, peneliti kesehatan mental di Cambridge University bernama Dr. Olivia  lebih ngerekomendasiin kamu supaya lebih rajin dalam membagikan apa yang kamu lakukan ke sosmed kamu. Katanya hal ini bisa better tuh daripada kamu cuma pasif ngeliat postingan orang lain dan berujung ngebandinginnya dengan diri kamu sendiri.

Thank you. Anything else I should know?
Well, konsultan penelitian senior di Gallup bernama Ellyn Maese berharap survei ini bisa mendorong penelitian lebih lanjut soal tingkat kesepian yang berbeda-beda di berbagai negara. Mereka juga berharap bakal ada studi lebih lanjut yang membahas antara kesepian dan hubungan sosial dan eventually, mengenyahkan rasa kesepian dari jiwa-jiwa yang kosong. Eciyeeee

Who’s showing Palestine some love?

BTS Army.
 
Iya guys, ga abis-abis deh kita amazed sama fandom dari boyband BTS, ARMY yang selalu melakukan berbagai kegiatan sosial. Kali ini, ARMY di Indonesia baru aja berhasil menggalang dana lebih dari Rp1 miliar dalam empat hari untuk Palestina. Yep, jadi dananya tuh terkumpul melalui proyek hasil inisiasi BTS ARMY Indonesia Peduli Palestina via halaman solusipeduli.org. Dalam keterangannya di media, akun fandom @army_indonesia menjelaskan bahwa penggalangan dananya tuh dibuka mulai Rabu (18/10). Terus cuma selang empat hari kemudian, yaitu pada Minggu sore, diketahui bahwa dana yang terkumpul udah mencapai Rp1.021.841.414 dari sekitar 20.289 donatur. Nantinya, dana ini bakal diproses oleh Human Initiative sebagai lembaga kemanusiaan yang bakal menyalurkan donasi tersebut ke Palestina.
 
FYI guys, ini bukan kali pertama loh Army kompakan melakukan tindakan mulia buat pihak yang membutuhkan. Sebelumnya, Army juga melakukan penggalangan dana untuk korban Tragedi Kanjuruhan dan kejadian bencana alam di berbagai daerah.
 
Trully bringing some (J-)hope…

“Tak ada rekam jejak,” 

Gitu guys bunyi alasan dari seorang politisi Partai Golkar, namanya Arman Garuda Nusantara yang kemarin baru aja menyampaikan penolakannya atas keputusan Partai Golkar yang mengusulkan Gibran Rakabuming Raka menjadi bakal cawapres Prabowo Subianto di 2024. Kata Arman, doi sedih dan heran dengan keputusan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto yang mendukung Gibran. Selain itu, doi juga heran gimana ni beringin kaderisasinya? Kok bisa ngusulin orang di luar partai?
 
When you’re trying to find a job right after college…

Announcement


Thanks to Eve, Dazzling, siwo, and someone for buying us coffee today! 

Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here…just click here Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!

Catch Me Up! recommendations

Bestfriend date? Cute. According to your zodiac sign? Uber-cute!

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.