Now, meet everybody's public enemy...
Yes, si gila yang shamelessly melakukan genosida di Gaza ini emang ga ada yang bisa dipegang omongannya, guys. Udah berhasil mencapai gencatan senjata, eh mereka malah duluan kembali melancarkan serangan militer ke Gaza. Hasilnya, lebih dari 1.200 orang meninggal termasuk anak-anak, petugas medis hingga orang tua sejak ceasefire gagal diberlakukan. Jadinya sejak Oktober 2023, genosida Israel udah menewaskan sekitar 50.695 orang dan melukai 115.338 orang lainnya.
Kapan kelar sih nih Israel...
Makanya, selain menuai kritik pedas dari berbagai belahan dunia, baru-baru ini perkumpulan ulama dunia juga menyerukan fatwa jihad melawan Israel. Yep, dalam keterangannya kemarin, Sekjen International Union Of Muslim Scholars (IUMS), Ali al-Qaradaghi, menyerukan ke semua negara Muslim buat terlibat secara militer, ekonomi, juga politik demi menghentikan aksi Genosida Israel. Adapun seruan ini berupa dekrit berisi 15 poin yang menyatakan Genosida di Gaza sebagai kejahatan besar.
Apa isi fatwanya?
Poin-poin fatwa ini menyoroti kegagalan pemerintah Arab dan Islam buat mendukung Gaza yang terus mengalami penghancuran. FYI guys, fatwa adalah ketentuan hukum Islam yang bersifat nggak mengikat dari kesepakatan ulama yang dihormati. Biasanya fatwa ulama juga didasarkan ke kitab suci Al-Quran dan sunnah Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman. Nah, dalam fatwa yang disetujui oleh 14 ulama dunia lainnya ini, umat Islam dilarang keras kasih segala bentuk dukungan ke Israel yang sampai saat ini terus melancarkan pemusnahan kaum Muslim di Gaza.
Nice...
Adapun larangan itu termasuk nggak boleh juga jual senjata ke Israel dan melakukan blokade atas segala pergerakan Israel di semua jalur kayak di Terusan Suez, Bab al-Mandab, Selat Hormuz, juga sarana darat, laut, atau udara. Fatwa IUMS ini juga menyerukan buat semua negara Muslim meninjau ulang perjanjian damai dengan Israel. Selain itu, seruan juga khususon dialamatkan ke umat Muslim di AS supaya bisa menekan Trump supaya memenuhi janji kampanyenya untuk menekan agresi dan menciptakan perdamaian.
Apa lagi apa lagii?
Adapun seruan intervensi militer dalam fatwa ulama itu disebut sebagai kewajiban yang mengikat bagi beberapa pihak, di antaranya: rakyat Palestina, negara-negara tetangga Palestina (kayak Mesir, Yordania, juga Lebanon), juga semua negara Arab dan Muslim. Nah, negara-negara Muslim dan Arab juga wajib membentuk aliansi militer terpadu buat melindungi Palestina. Selain itu, Qaradaghi juga melarang keras para pemimpin muslim untuk memasok sumber daya kaya minyak bumi, gas, dan lainnya ke Israel. Pasalnya berbagai sumber daya itu bisa dipakai Israel buat terus melancarkan serangan ke Gaza.
Setuju sih...
Finally, Qaradaghi juga berpesan pada para ulama dan pemuka agama agar mereka lebih vokal bersuara dan menyebarkan kebenaran atas aksi genosida di Palestina. Selain itu, komite IUMS juga menegaskan bahwa persatuan umat Islam di seluruh dunia saat ini adalah hal yang sangat penting. Lalu, di poin ke-14, fatwa itu juga mengajak umat Islam buat memanjatkan Qunut Nazilah setiap kali menjalankan salat. FYI, Qunut Nazilah adalah doa yang dibaca dalam salat ketika terjadi bencana perang, wabah, atau musim paceklik berkepanjangan.
Jadi ini fatwanya buat Indonesia juga?
Iya. Pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga udah secara resmi menyatakan dukung ke fatwa jihad melawan Israel yang dikeluarkan oleh IUMS. Menurut Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Prof. Sudarnoto Abdul Hakim, fatwa IUMS sejalan dengan fatwa MUI yang lebih dulu menyatakan wajib bagi umat Islam untuk bela Palestina. Lebih lanjut, Prof Noto menekankan kalau dunia Islam perlu berkonsolidasi dan nggak boleh terus tinggal diam melihat warga Palestina terus mengalami pembantaian dan penderitaan karena Israel yang didukung AS.
I see. Anything else?
Well, kondisi di Gaza sekarang udah bener-bener hopeless, guys. Karena meski diprotes di mana-mana, Israel masih melakukan pembunuhan dengan ngga liat-liat orang. Terbaru, pada Minggu (23/3), Israel menembak mati 15 pekerja kemanusiaan dan menguburkannya di kuburan dangkal yang ada di Jalur Gaza. Awalnya pihak Israel ngakunya para anggota militer Israel menembak karena merasa terancam sama keberadaan enam militan Hamas dalam rombongan itu. Padahal menurut laporan AFP, 15 pekerja kemanusiaan yang tewas ditembak adalah delapan staf Bulan Sabit Merah, enam anggota badan pertahanan sipil Gaza, dan satu staf badan PBB untuk pengungsi Palestina. Udah tau salah, mereka cuma bilang bahwa bakal melakukan penyelidikan mendalam.