What's looking pessimistic?
Iya guys, cape banget sama Israel. Karena setelah gencatan senjata tahap pertama berakhir pada Sabtu (1/3) lalu, bukannya lanjut ke tahap dua, Israel justru mengumumkan penghentian bantuan kemanusiaan ke Gaza. Hal ini mereka umumkan sebagai syarat agar Hamas menerima persyaratan baru untuk perpanjangan gencatan senjata dari mereka pada Minggu (2/3).
HADEH. Background pls.
Okay, jadi kesepakatan fase gencatan senjata kedua di Gaza yang seharusnya berlangsung selama 42 hari lagi meliputi penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza. Untuk itu, semua sandera yang masih hidup dan ditahan Hamas bakal dibebaskan dan ditukar sama lebih banyak tahanan dari Palestina. Namun ternyata, hal ini ngga terjadi. Sebaliknya, memasuki bulan Ramadan, Israel malah menghentikan seluruh bantuan kemanusiaan yang mau masuk ke Gaza.
KENAPA SIH MEREKA?
Well, menurut mantan diplomat AS Nabeel Khoury, Israel ingin memperpanjang gencatan senjata fase pertama untuk menjamin pembebasan tawanan yang tersisa sekaligus menghindari penarikan penuh pasukannya dari Gaza. Hal ini nggak lepas dari tekanan dalam negeri Israel ke Netanyahu buat meneruskan perang dengan Hamas.
Terus sekarang jadinya gimana?
Jadinya, bisa dibilang ceasefire deal yang sebelumnya sampe fase tiga itu udah ngga berlaku lagi, guys. Instead, hari Minggu kemarin pemerintahan Netanyahu ngumumin yang namanya “Witkoff plan”, diambil dari nama penasihat timur tengahnya Trump, Steve Witkoff. Dalam plan ini, Israel menuntut dibebaskannya setengah dari tawanan yang ada dan sisanya setelah disetujuinya perjanjian untuk gencatan senjata permanen. Selain itu, secara ga jelas Israel juga kembali memberlakukan blokade bantuan kemanusiaan ke Gaza, yang udah jelas-jelas harus dihentikan dalam perjanjian fase sebelumnya.
Emang ga bisa dipercaya...
Bener. Bagi Hamas, jelas kalau Israel ga bisa komitmen pada terwujudnya perdamaian dan gencatan senjata permanen di Gaza. Hamas juga melihat bahwa tindakan Israel yang menghentikan bantuan kemanusiaan ke Gaza sebagai kejahatan perang dan tindakan pemerasan yang ga banget. Selain itu, Hamas juga meminta pihak mediator untuk menekan Israel supaya berhenti 'menghukum' Palestina lewat blokade bantuan kemanusiaan.
Terus gimana reaksi Israel?
Well, Netanyahu bilang bahwa penolakan Hamas terhadap "Witkoff plan" berarti mengiyakan rencana pemberhentian bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Nggak sampai situ, Kantor Perdana Menteri Israel juga ngingetin soal konsekuensi tambahan kalau Hamas terus menolak proposal itu. Israel menegaskan kalau gencatan senjata nggak akan terjadi tanpa pembebasan sandera yang tersisa.
AS bilang apa?
Alright, as expected from bestie-nya, jubir Dewan Keamanan Nasional AS, Brian Hughes, menyatakan dukungan atas keputusan Israel buat memblokade bantuan kemanusiaan ke Gaza. Lebih lanjut, Brian juga menyinggung soal Hamas yang terlihat nggak tertarik buat bernegosiasi soal gencatan senjata. Hal ini kemudian ditolak oleh anggota Kongres AS, Greg Casar yang menyebut blokade bantuan kemanusiaan Israel di Gaza sebagai hukuman kolektif yang mengerikan dan nggak bisa diterima. Sedangkan, sebuah kelompok zionis liberal AS, J street, mendesak agar Netanyahu kembali ke kesepakatan gencatan senjata dan melanjutkan penyaluran bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Gimana respons negara lain?
As always, sikap Israel ini dikecam sama kelompok-kelompok bantuan kemanusiaan sama PBB. Selain itu, sebagai salah satu mediator gencatan senjata, Mesir dan Qatar menyatakan pihaknya menolak politisasi bantuan kemanusiaan sebagai alat buat menekan warga Palestina di Gaza. Selain itu, Kepala kemanusiaan PBB, Tom Fletcher, menggambarkan keputusan Israel ini sebagai hal yang mengkhawatirkan bagi masyarakat Gaza. Nggak ketinggalan, Kemlu RI dalam postingan X, turut mengecam pemblokiran bantuan kemanusiaan ke Gaza dan menegaskan kalau tindakan Israel ini melanggar kesepakatan gencatan senjata.
I see. Anything else?
Yes, pada fase pertama gencatan senjata sejak Januari tahun ini, sudah ada 33 sandera Israel, lima warga negara Thailand yang bekerja di Israel Selatan yang dibebaskan, dan juga delapan jenazah yang dikembalikan. Sedangkan, Israel sudah membebaskan sekitar 1.737 tahanan Palestina, termasuk 120 perempuan dan anak-anak. Sekitar 1.000 di antaranya yang dibebaskan adalah mereka yang ditangkap pada 7 Oktober 2023, sisanya adalah tahanan seumur hidup dan mereka yang telah dipenjara di Israel selama beberapa dekade.