Indonesia Resmi Jadi Anggota BRICS

Catch Me Up!
UTC
19 kali dilihat
0 kali dibagikan

A-Z about Indonesia is officially joining BRICS

Yay or Nay?

Yes guys, Indonesia baru aja resmi jadi anggota penuh BRICS pada Senin (6/1). Brasil mengumumkan bergabungnya Indonesia sudah melalui persetujuan anggota BRICS lain yaitu Rusia, India, China, juga Afrika Selatan.


Tell me more.

Okay. Pemerintah Indonesia pada Selasa (7/1) lewat Kemenlu, melihat bergabungnya ke BRICS sebagai langkah strategis buat dukung kolaborasi sama kerja sama dengan negara berkembang lainnya. Anyways, BRICS itu organisasi kerja sama ekonomi antarnegara ekonomi maju dan berkembang yang berdiri sejak 2009. Tujuannya supaya ada opsi buat negara-negara dunia bisa bekerja sama di luar tujuh negara terkaya global a.k.a G7. Hal ini selaras juga sama prinsip kesetaraan, saling menghormati, juga pembangunan yang berkelanjutan di Indonesia. Posisi Indonesia yang terus bertumbuh perekonomiannya, punya komitmen untuk punya kontribusi aktif di BRICS, harapannya biar bisa mengatasi berbagai tantangan global di masa depan.


Okay. Go on...

Other than that, Menlu Sugiono menyebut bahwa angkah Indonesia bersama BRICS ini juga jadi perwujudan dari politik luar negeri bebas aktifguys. Yep, intinya Indonesia terbuka buat kerja sama atau kemitraan sama berbagai negara, tanpa bersikap ekstrem atau memihak ke satu blok kekuatan gitu. 


Bagus dong...

Well, emang in response to that, Duta Besar China untuk Indonesia, Wang Lutong, bilang bahwa posisi Indonesia-China yang sekarang sama-sama anggota BRICS bakal bikin jalur kerja sama Jakarta-Beijing makin bervariasi. At the same time, Indonesia masih harus menghadapi tantangan buat buktiin diri bisa kasih sumbangsih nyata di skala multilateral.


Any thoughts from anyone?

Yep. Jadi belakangan emang ada anggapan kalau langkah Indonesia bergabung ke BRICS berkaitan dengan target Presiden Prabowo buat mencapai target 8% di pertumbuhan ekonomi. Hal ini ditanggapi oleh Direktur Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, yang bilang ada cukup banyak keuntungan buat Indonesia ketika resmi gabung BRICS. Langkah ini secara signifikan bisa mendorong Indonesia lepas dari pasar tradisional Indonesia, yaitu AS dan Eropa.


Make sense...

Yep, salah satu situasi yang cukup genting antara Eropa dan Indonesia belakangan terkait EUDR atas kebijakan ekspor komoditas unggulan Indonesia, yaitu kelapa sawit. Bergabung dengan BRICS dianggap jadi alternatif meski nggak sepenuhnya bisa menjamin pertumbuhan ekonomi menyentuh angka 8%, guys.


Any bad consequences though?

Ada poin bagus, berarti ada poin minusnya juga. Status baru Indonesia sebagai anggota BRICS ini memunculkan risiko bentrok kepentingan sama negara-negara adidaya, misalnya AS. Ada potensi perseteruan soal fasilitas dagang dengan AS yang bisa dicabut atau dikurangi ke depannya. Selain itu, China sebagai salah satu anggota BRICS juga selalu punya potensi terlibat perang dagang dengan AS.


Now what are the benefits?

Ekonom Core Indonesia, Yusuf Rendy Manilet menyebutkan at least ada empat keuntungan utama yang diperoleh Indonesia setelah gabung BRICS, di antaranya akses ke pasar dunia yang makin luas, mengurangi ketergantungan ekonomi ke negara barat, alternatif pendanaan lewat New Development Bank (NDB), sampai kasih posisi tawar yang lebih kuat di tata kelola ekonomi secara global.


Is there a way to overcome the bad impact?

Yes. Setelah kasih beberapa detail soal good impact, Yusuf juga kasih cara buat pemerintah supaya bisa meminimalisir bad impact-nya. Secara umum, Indonesia perlu lebih hati-hati buat jaga keseimbangan diplomatik, supaya nggak kena pressure sama negara-negara Barat. On the other side, perbedaan kepentingan ekonomi antar negara anggota BRICS juga bisa bikin pengambilan keputusan nggak selalu bisa berjalan mulus. Indonesia yang punya sikap buat menerapkan kebijakan politik bebas aktif, tetap harus bisa berkomunikasi sama semua pihak sembari bersikap netral.


I see. Anything else?

Yes. Selama pertemuan puncak BRICS terakhir pada November 2024 di Kazan Rusia, negara anggota BRICS membahas soal peningkatan transaksi non-dollar juga penguatan mata uang lokal. Situasi ini katanya mancing kemarahan Presiden terpilih AS, Donald Trump yang ngancem anggota BRICS dengan tarif 100% kalau ada upaya buat melemahkan dollar AS. Meanwhile, tuduhan pelemahan dollar oleh Trump itu disangkal oleh Menlu Sugiono. Beliau bilang kalo selama pembahasan di KTT Kazan itu, nggak ada pembahasan soal mata uang baru atau dedolarisasi. Pembahasan yang berlangsung selama KTT itu hanya berkutat pada kerja sama multilateral dan kepentingan politik saja. Next stop, pertemuan puncak BRICS di 2025 bakal digelar di Rio de Janeiro di bulan Juli. We'll see...

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.