Admin
UTC
0 kali dilihat
0 kali dibagikan
When you just wanna stay in that lavender haze…
But definitely not in Indonesian haze.
Yep, something that never changes in Indonesia pada saat musim kemarau adalah karhutla dan kabut asapnya. Yep beberapa bulan terakhir ini, banyak banget wilayah di Indonesia yang ngalamin karhutla dan terkena imbas dari kabut asapnya. Terus yang kena efek tuh bukan cuma warga di daerah yang terbakar, tapi negara tetangga Malaysia juga kena dipenuhi asap. Terbaru, Malaysia sampai mengirim surat ke pemerintah +62 buat menyelesaikan masalah kabut asap lintas batas.
Whoa, tell me everything.
Sure. Jadi as we all know, ada banyak banget karhutla yang lagi happening di Indonesia akhir-akhir ini. Karhutla yang terjadi di berbagai wilayah di Sumatra dan Kalimantan juga sampai jadi highlight negara tetangga kita yang tentu aja nggak seneng dong dapet kiriman kabut asap. Nggak tanggung-tanggung, akhir September kemarin, dirjen departemen lingkungan hidup Malaysia bernama Wan Abdul Latiff sampai mengklaim karhutla di Indonesia udah memperburuk polusi udara di berbagai wilayah Malaysia. Pak Latiff bisa ngomong gini setelah lihat citra satelit yang menunjukan banyaknya titik api di Sumatra dan Kalimantan.
Ok then?
Nah, protes negeri jiran ini akhirnya diwujudkan dalam sebuah surat yang dikirimkan ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Indonesia, pada awal bulan ini. Menteri Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, dan Perubahan Iklim Malaysia bernama Nik Nazmi Nik Ahmad bilangnya surat ini mereka kirimkan atas instruksi dari Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim. Surat ini berisikan ajakan Malaysia untuk berkoordinasi dengan pemerintah Indonesia soal kabut asap.
Kenapa mereka ngurusin banget si.
Ya soalnya emang beberapa wilayah mereka udah ikut terdampak asap dari karhutla di sejumlah wilayah Indonesia. Mereka menyalahkan karhutla yang terjadi di Indonesia atas buruknya kualitas udara yang terjadi di negaranya. Nggak cuma itu, Malaysia juga meminta Indonesia dan beberapa negara di kawasan Asia Tenggara buat mengambil tindakan ketika kualitas udara udah memburuk mencapai tingkat yang tidak sehat.
Respon Indonesia gimana tuh?
Well, Kementerian LHK Indonesia Sabtu kemarin akhirnya bikin konferensi pers nih terkait isu ini. Dirjen pengendalian perubahan iklim Kementerian LHK, Laksmi Dewanti menyebut kabut asap karhutla di Indonesia tuh nggak sampai melintas ke negara tetangga. Klaim ini tuh didapat dari data ASEAN Specialised Metrology Center (ASMC) dan satelit Himawari milik BMKG. Dari kedua data citra satelit yang diambil, didapatkan bahwa emang nggak ada tuh yang namanya transboundary haze pollutions aka kabut asap lintas batas.
I want to hear from Ibu Menteri LHK Indonesia.
Oke-oke. Selasa kemarin, Menteri LHK, Siti Nurbaya sih bilangnya emang ada potensi kabut asap dari karhutla di Indonesia yang menyebrang ke Malaysia. Tapi kata beliau, sampai saat ini sih nggak ada tuh kabut asap yang menyebrangi lintas batas negara. Lebih lanjut, Ibu Siti malah bilang di Malaysia sendiri juga punya hotspot di wilayahnya. Buat yang nggak tahu, hotspot aka titik panas ini tuh merupakan indikator karhutla yang terdeteksi di suatu lokasi, dengan penampakan suhu yang relatif tinggi dibandingkan suhu sekitarnya.
Oh gitu.
FYI guys, statement Ibu Menteri ini mirip-mirip sama yang diomongin Wahana Lingkungan Hidup Indonesia aka Walhi, guys. Soalnya Jumat kemarin, manajer kampanye hutan dan kebun Walhi bernama Uli Arta Siagian menyebut bahwa pihak Malaysia juga harus bertanggung jawab atas tiga perusahaanya yang ada di Kalimantan Barat yang turut jadi konsesi karhutla. Makanya pihak Walhi juga mendesak pemerintah Malaysia buat bertindak tegas atas perusahaannya yang turut menyumbang kadar asap di Indonesia.
Daripada blaming game mending… solve the problem ga si?
Got it. Anything else I should know?
Daripada blaming game mending… solve the problem ga si?
Sebenernya itu yang dicoba lakukan sama Kementerian LHK gengs. Jadi saat ini tuh, KemenLHK lagi intens menyegel beberapa lahan bermasalah di Sumatra dan Kalimantan. Dirjen penegakan hukum Kementerian LHK, Rasio Ridho Sani menyebut udah menyegel 35 lahan bermasalah di Sumatra dan Kalimantan, Sabtu kemarin. Beberapa lahan yang disegel ini termasuk lahan yang dimiliki perusahaan asing dari Malaysia dan Singapura. Nggak cuma menyegel aja, pihak Kementerian LHK juga rencananya bakal mengambil jalur hukum hingga pencabutan izin atas beberapa perusahaan yang bermasalah.
Got it. Anything else I should know?
FYI, kabar ribut-ribut Malaysia dan Indonesia soal asap kabut karhutla ini kemudian mendapat perhatian dari Pak Joko Widodo. Sabtu kemarin, Pak Jokowi mengklaim Indonesia bisa menangani permasalahan karhutla dengan baik. Lebih lanjut, Pak Jokowi juga membandingkan peristiwa karhutla yang terjadi pada 2015 dengan karhutla yang terjadi di tahun ini. Kata beliau sih, karhutla yang terjadi tahun ini masih mending dibandingkan pada 2015 lalu.