Hewan Viral Tingkatkan Pemasukan Kebun Binatang

Admin
UTC
15 kali dilihat
0 kali dibagikan

While everyone is going crazy about the baby animals at the zoo...

Is it gonna last forever?

Guys, siapa nih di antara kamu yang sempat tergila-gila sama Moodeng, bayi kuda nil dari ThailandOr are you one of the people that can't stop retweeting about Pesto, bayi penguin raja dari Australia? Keduanya begitu menggemaskan dan mendapat sorotan dari seluruh penjuru dunia. Saking populernya, banyak merchandise bahkan single lagu dibuat untuk Moodeng dalam berbagai bahasa. Not only that, Pesto bahkan dihampiri oleh musisi papan atas seperti Olivia Rodrigo sampai Katy Perry. Tapi, pernah kebayang nggak sih gimana jadinya bayi-bayi hewan ini kalo udah tumbuh dewasa dan nggak selucu ketika masih bayi? Misalnya, ketika Pesto masuk usia satu tahun, bulunya akan mulai hilang, tapi kepercayaan diri dan kemampuan renangnya bakal meningkat. Situasi ini bikin beberapa tamu bertanya-tanya kenapa Pesto keliatan berbeda dan sulit dikenali. Nggak bisa dipungkiri kalau kelucuan bayi-bayi hewan inilah yang membawa popularitas dan pundi-pundi yang menyokong operasional kebun binatang juga akuarium ini.


Tiket masuk buat melihat bayi hewan yang sedang viral ini dijual dengan harga tinggi, tergantung banget juga sama atraksi yang ditawarin, mulai dari tur sampai melihat persiapan makanan buat mereka. But, one thing that is surely making a bunch of money adalah produksi merchandise yang banyak diincar fans. Biasanya, merchandise ini berbentuk boneka binatang, kaos, magnet kulkas, gantungan kunci, sampai buku anak-anak. Menurut Professor Neil Carr dari Departemen Pariwisata Universitas Otago, Selandia Baru, keberadaan kebun binatang nyatanya memang merupakan salah satu bisnis hiburan. Bagian depannya adalah apa yang tersedia untuk dipantau pengunjung, sedangkan bagian belakang adalah ruang buat merawat induk dan bayi hewan. On the other side, sebuah kelompok hak asasi hewan asal Inggris yaitu Born Free menyoroti fenomena viralnya hewan di kebun binatang. Menurut mereka, fenomena ini lebih mirip perangkap buat para hewan yang harusnya hidup di alam liar. Popularitas won't last forever, nggak sejalan juga sama dorongan naluri mereka buat hidup bebas di habitatnya. While menurut Professor Carr, keberadaan hewan viral bisa mengajak pengunjung buat memperhatikan juga hewan-hewan lain yang dirawat di kebun binatang atau akuarium yang sama.

Β© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.