Hate Speech di India Meningkat 74%

Admin
UTC
10 kali dilihat
0 kali dibagikan

Now, with religious intolerance on the rise in India...

based on the IHL reports.

Ngeri deh, guys. Saat, ini India merupakan negara dengan populasi penduduk terbanyak di dunia dengan hampir 1,5 miliar warga. Negara ini bisa dibilang diverse, karena meskipun dikenal dengan mayoritas pemeluk agama Hindu-nya, tapi warga Muslim di sana juga banyak, guys, mencapai 250 juta. Nah tapi, yang mengkhawatirkan adalah, menurut laporan India Hate Lab (IHL) pada Senin (10/2), sejak Pemilu tahun lalu, hate speech di India meningkat persentasenya sampai 74%.


Kok bisa?

Kalo menurut riset ini sih, ga jauh-jauh dari pengaruh pemimpinnya, Perdana Menteri Narendra Modi. Jadi, Modi ini berasal dari Partai Bharatiya Janata (BJP) yang memiliki ideologi Hindu supremacist. Dalam pandangan partai ini, warga Muslim tuh kurang "India" dibanding warga Hindu sendiri. Lebih jauh, PM Modi juga diketahui pengen membentuk India menjadi Hindu State, yang artinya menjadikan kelompok minoritas kayak muslim (14% dari populasi) dan Kristen (4,8%) sebagai masyarakat kelas dua di India. Kalo pemerintahnya udah gini, ya ga heran kan kalo rakyatnya jadi banyak melakukan aksi kekerasan pada kelompok minoritas...


How much violence are we talking about?

Based on the report, jumlah insiden hate speech yang menargetkan kaum agama minoritas meningkat dari 668 kasus pada 2023 menjadi 1.165 di 2024. Lebih lanjut, riset ini juga menemukan bahwa BJP menggelar 30% dari acara ujaran kebencian pada 2024. Para pemimpin partai BJP juga menyampaikan sekitar 452 pidato kebencian yang secara persentase naik sebanyak 350% dari tahun sebelumnya. Terus PM Modi-nya sendiri juga udah berkali-kali melontarkan statement Islamofobia dalam pidato kampanyenya tahun lalu. Hal ini lalu dicontoh oleh para pemimpin juga tokoh yang dekat dengan komunitas dan masyarakat akar rumput. 


Sad banget...

True. Jadi balik lagi, BJP ini kan emang pengen merubah India jadi Rahstra Hindu a.k.a tanah airnya umat Hindu. Namun, buat ngewujudin goal ini, kritikus melihat kalo bakal ada yang dikorbanin, yaitu praktek-praktek keberagaman dan toleransi beragama yang sebenernya udah mendarah daging India. Despite the findings, Modi dan BJP berulang kali menyatakan kalo mereka nggak mendiskriminasi kelompok minoritas yang ada di negaranya. Lebih lanjut, Jubir nasional BJP, Jaiveer Shergill bahkan bilang kalo laporan terbitan India Hate Lab sengaja dibuat untuk memfitnah citra India.


Tapi emang separah apa sih diskriminasinya?

Well, beberapa contoh tindak diskriminasi pemerintah India pada umat Islam misalnya penulisan ulang buku soal sejarah India yang mendiskreditkan peran dari kerajaan Mogul Islam dari abad ke-15 atas pembangunan di India. Textbook-nya bahkan bilang bahwa kerajaan ini melakukan tindak genosida terhadap masyarakat Hindu India. Hal ini of course bahaya banget karena bikin generasi muda di India udah belajar soal kebencian terhadap agama lain sejak usia dini. 


Sad :(

Selain itu, banyak juga properti Muslim kayak masjid maupun perumahan yang dihancurkan sama pihak berwenang karena dianggap merambah tanah pemerintah secara ilegal. Selanjutnya, aksi penyerangan dan diskriminasi kepada umat Islam juga terjadi baik secara verbal maupun fisik, dari larangan penggunaan hijab untuk siswi Muslim di sekolah sampai ke tindak pembunuhan. But, one of the most controversial adalah Citizen Amendment Act (CAA) or UU Amandemen Kewarganegaraan.


Apaan tuh??

Alright, to make it easy for you, CAA adalah UU yang bisa mempercepat permohonan kewarganegaraan India buat para imigran Hindu, Sikh, Buddha, Jain, Parsi, sama Kristen yang mencari suaka dari penganiayaan berbasis sentimen agama di negara tetangga India kayak Pakistan, Bangladesh, juga Afghanistan. Nah, para imigran ini bisa dapat kewarganegaraan India kalo udah tinggal selama 5 tahun di sana. But, one thing that stands out from this law adalah pengecualian buat imigran Muslim dari negara-negara itu. Kebijakan CAA ini menjadi yang pertama buat India nerapin kriteria agama sebagai syarat naturalisasi warga negaranya.


Diskriminatif banget dong???

Of courseee. Meski India punya pasal dalam hukum pidana yang melarang hate speech, nyatanya kecenderungan ini udah mengakar di India. Seperti menurut pengacara yang juga pendiri Persatuan Kebebasan Sipil India, Anas Tanwir, yang melihat pengadilan gagal mengambil tindakan nyata untuk mengatasi tindakan ujaran kebencian di negaranya. Misalnya seorang politisi BJP, T. Raja Singh yang menyerukan hate speech terbuka pada pidato bulan Oktober 2024 di Rajasthan. Akibatnya, Singh pun harus berurusan dengan polisi, tapi yha doi tetap bisa ikutan pemilu dan bahkan menang.


Huffft. Anything else?

Yes, masih soal hate speech, laporan IHL, mencatat kalo ada lebih dari 450 hate speech yang disampaikan sama pemimpin BJP. PM Modi bahkan bertanggung jawab untuk 63 di antaranya. Despite that, BJP nggak merespons permintaan media untuk berkomentar soal rilisnya laporan itu. Selain itu, point yang concerning menurut laporan tadi adalah makin banyaknya pidato yang mendukung penghancuran tempat-tempat ibadah. Imbasnya makin banyak penganut supremasi Hindu yang menuntut supaya situs keagamaan diambil dari umat Islam.

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.