Hello
Another day, another way to keep up with the dramas in this +62 nation. Now, we know you've always had a low expectation on police's work, but holy moly, the latest news has made the expectation even lower. Scroll down to get to know more...
First stop, the PDIP drama on Hasto Kristiyanto...
Yang dipanggil pertama sebagai tersangka.
Yep guys, baru aja nih, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadwalkan pemeriksaan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto pada hari Senin (6/1) kemarin banget. Adapun pemeriksaan ini adalah yang pertama kali sejak doi ditetapkan sebagai tersangka pada 24 Desember 2024 lalu.
Tell me.
Well, tapi kamu harus tahu nih, bahwa di pemanggilan pertama itu doi ngga bisa hadir karena ada agenda kegiatan lain. Jadi awalnya, pemanggilan Mas Hasto itu udah dijadwalin pada Senin (6/1) jam 10.00 pagi dijadwalkan untuk memenuhi panggilan penyidik. Ga hanya Mas Hasto, pengacara PDIP Donny Tri Istiqomah juga diumumkan sebagai tersangka oleh KPK.
Remind me their case again...
Well, kedua kader PDIP ini diduga terlibat tindak pidana suap terhadap Komisioner KPU RI Wahyu Setiawan dalam kasus Harun Masiku yang until know is still on DPO list a.k.a buron. Hasto juga didakwa atas obstruction of justice karena dianggap sudah membocorkan OTT yang menarget Harun Masiku di awal 2020 lalu. Ngomongin pembocoran OTT, ada dugaan kalau Hasto andil juga dalam pelenyapan barang bukti penting yaitu handphone milik Harun Masiku.
I see...
Nah selanjutnya, Mas Hasto juga diduga menyuruh salah satu anak buahnya, seorang staf yaitu Kusnadi untuk nenggelamin hp barbuk supaya nggak ditemuin sama KPK. Dalam keterangan Ketua KPK Setyo Budiyanto, Mas Hasto juga diduga ngatur dan kasih instruksi ke Donny Tri Istiqomah buat ngelobi anggota KPU Wahyu Setiawan, berkaitan dengan penetapan Harun Masiku jadi anggota DPRI RI terpilih Dapil I Sumsel. Not only that, Hasto juga diduga mengumpulkan beberapa orang saksi untuk perkara suap Harun Masiku supaya nggak memberikan keterangan yang sebenarnya. Yep, intinya Hasto diduga melakukan segala cara untuk mengganggu proses pengungkapan dan penyelidikan KPK soal kasus Harun Masiku ini, guys.
Wew....
Makanya kan doi jadi tersangka dan mau dimintain keterangan sama KPK. Tapi ya itu, doi nggak bisa memenuhi panggilan KPK hari ini karena alasan memenuhi jadwal kegiatan lain. Dalam keterangan dari Ketua DPP PDIP Bidang Reformasi Hukum Ronny Talapessy, PDIP taat dan hormat dengan proses hukum yang berjalan, dan meminta KPK menjadwal ulang pemanggilan Hasto setelah 10 Januari, di mana peringatan HUT PDI Perjuangan udah selesai.
Terus KPK ok?
Well, KPK sudah merespon statement pihak Hasto, Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika Sugiarto mengonfirmasi bahwa Hasto sudah meminta KPK mengatur ulang jadwal pemeriksaannya. Selain Hasto, KPK pada hari yang sama juga memanggil dua orang saksi kunci yaitu mantan Komisioner KPU RI Wahyu Setiawan juga mantan anggota Bawaslu Agustiani Tio Fridelina.
Ribet yha kasusnya...
Belum selesai, beb. Selain dua orang tadi, KPK juga memanggil saksi lain masih terkait Harun Masiku, yaitu Mantan Dirjen Imigrasi Ronny Sompie pada Jumat (3/1) minggu lalu. Jadi Pak Ronny ini pada 2020 dicopot dari posisinya sebagai Dirjen Imigrasi oleh Menkumham Yasonna H Laoly atas polemik kasus Harun Masiku. Polemik ini muncul karena status Harun Masiku yang buron tapi kok masih diberi akses bebas keluar masuk imigrasi Bandara Soetta. On the other side, Jubir PDIP Guntur Romli membantah seluruh dugaan KPK yang melibatkan Hasto terkait kaburnya Harun Masiku dari OTT dan masih buron sampai hari ini.
I see. Anything else?
Yes. In the middle of all this mess, muncul statement yang cukup kontroversial dari pengamat militer, Connie Rahakundini Bakrie, terkait Hasto. Menurut keterangan Connie, Hasto menitipkan dokumen penting yang disampaikan oleh koleganya sebelum penetapannya sebagai tersangka kasus Harun Masiku. Dalam unggahan akun instagram pribadinya pada Kamis (26/12), dokumen penting titipan Hasto itu disebut udah diamankan dan dinotariskan di Rusia. Keberadaan dokumen penting ini menimbulkan banyak tanda tanya masyarakat luas. Ada dugaan kalau informasi dalam dokumen titipan itu berupa dugaan skandal kasus sejumlah petinggi negara dan elite politik di Indonesia. And now everyone is wondering what's behind the curtain...
Now, your 360º updates about the Singaporean tourists in Bandung...
Jangan ya dek ya....
Yes guys, ada-ada aja warga +62 ini. Di mana Polrestabes Bandung baru aja berhasil menangkap tiga orang pelaku pelecehan turis Singapura di Jalan Braga, Bandung, pada Sabtu (4/1) kemarin. Polisi bergerak cepat setelah video YouTube yang diunggah oleh turis korban pelecehan asal Singapura itu viral di media sosial.
Gimana ceritanyaaa...
So, insiden pelecehan itu terjadi pada akhir tahun, tepatnya hari Minggu (29/12/2024) minggu lalu. Tersebutlah dua orang turis asal Singapura, Joanna dan suaminya Darien yang sedang melalui jalanan Braga untuk menikmati suasana malam di Braga sambil nge-vlog. Ternyata, aktivitas mereka menarik perhatian tiga remaja laki-laki yang berjalan di belakang mereka. Ketiga remaja laki-laki berinisial RF, RM, dan MCA itu akhirnya ngikutin keduanya. Ga ngikutin doang, para bocil gajels itu juga pegang-pegang tas, ngacungin dua jari ke arah kamera, sampai pegang-pegang bagian belakang tubuh Joanna.
Geeez... so, what happened next?
Waktu sadar kalau anak-anak itu pegang-pegang dan terus ngikutin mereka, Joanna langsung bereaksi nggak nyaman dan bilang ke suaminya. Darien juga langsung menoleh untuk memperingatkan soal perilaku nggak pantas itu. Ketiganya langsung lari ke sebuah toko dan nggak berinteraksi lagi dengan dua pasangan suami istri itu. Setelah kejadian nggak menyenangkan itu, Joanna dan Darien berjalan di ruas jalan Braga lainnya karena merasa nggak aman atas kejadian tadi.
Terus-terus...
Ga lama, videonya diunggah ke YouTube. Dalam video itu, Joanna bilang bahwa doi dan Darien punya kesan baik selama empat bulan berlibur di Indonesia, tapi apa yang dialaminya nggak boleh dibiarkan gitu aja. Setelah video Joanna-Darien viral, ramai-ramai itu juga sampai ke telinga Pemkot Bandung. Petugas dari Satpol PP dan kepolisian langsung diutus untuk mencari pelaku dugaan pelecehan ke turis asing yang viral di media sosial.
Terus, ketemu?
Ketemu. Dalam keterangannya pada Jumat (3/1) lalu, Kepala Satpol PP Kota Bandung, Rasdian Setiadi mengungkap kalau pihaknya serius menangani tentang laporan ini dan akan berkoordinasi terus dengan Polrestabes untuk mengungkap identitas pelaku. Not only that, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, Arief Syaifudin juga meminta maaf atas insiden dugaan pelecehan itu. Beliau menegaskan bahwa keamanan dan kenyamanan wisatawan yang datang ke Bandung adalah prioritas. Pada Sabtu (4/1), pihak Polrestabes Bandung berhasil menangkap tiga pelaku yang masih di bawah umur dan berstatus pelajar dan warga Cimaung, Kabupaten Bandung.
YAMPUN BOCIELLL
Ya kan? Terus guys, ketiganya juga mengakui kalo benar mereka bertemu korban di Jalan Braga, Bandung. Waktu diperiksa tiga remaja laki-laki ini ngaku megang bagian belakang korban tapi berkilah kalo itu juga karena jalanan yang sempit. Pada polisi mereka mengaku kejadian itu terjadi setelah mereka pergi nonton pertandingan sepak bola. Posisinya mereka keluar cari makan ketika babak pertama selesai. Intinya mereka tertarik ngeliat ada turis yang nge-vlog berbahasa Inggris. Sampai kemudian terjadi juga hal-hal nggak pantas yang terekam dalam video vlog Joanna-Darien.
Terus sekarang kasusnya gimana?
It's practically over now. Menurut keterangan Kapolrestabes Bandung Kombes Budi Sartono kepada pers, kasus dugaan pelecehan ke turis Singapura di Braga sudah dihentikan. Hal ini karena korban sendiri yang minta biar proses hukum nggak perlu dilanjutkan setelah menerima permintaan maaf dari ketiga pelaku. Besides that, korban juga merasa kalau kejadian dan proses hukum ini bisa jadi pembelajaran bagi ketiganya yang masih di bawah umur supaya nggak mengulangi lagi di masa depan.
Alrite. Anything else?
Selanjutnya, pihak Polrestabes Bandung akan melakukan pembinaan kepada tiga pelaku yang sudah diamankan. Moreover, akan ada koordinasi dengan Dinsos sama Pemkot supaya ada edukasi pada remaja di wilayah Bandung supaya nggak mengulang kesalahan yang sama lagi.
The latest updates on the case of penembakan bos rental mobil at the rest area
Ada anggota TNI AL terlibat!
GIMANA YA MAU PERCAYA SAMA OKNUM BERSERAGAM DI NEGARA INI TUH ADUH. Udah jadi korban, lapor polisi dikacangin, dan aksi kejahatannya ternyata melibatkan anggota TNI AL. Ironis banget kan? Yep, itulah update terbaru dari kasus penembakan seorang bos rental mobil di kawasan Rest Area KM.45 Jalan Tol Tangerang-Merak B pada Kamis (2/1) lalu yang menggemparkan dan menebar horor di tengah masyarakat.
SEREM BGT DUH.
Yep, kasus penembakan ini mulai menemukan titik terang setelah keterangan pada jumpa pers di Markas Koarmada, Senin (6/1) kemarin, Pangkoarmada Laksamana Madya Denih Hendrata menyebut ada tiga anggota TNI AL yang terlibat dalam aksi pidana nan biadab ini, yaitu Sertu AA, Sertu RH, dan Kelasi Kepala (KLK) BA.
Background, pls.
Okay, before going deeper, here's the brief information about the case. So, semuanya berawal dari kasus penggelapan mobil Honda Brio warna oranye dengan nomor polisi B-2669-KZO milik rental mobil CV Makmur Raya di Rajeg Tangerang. Laporan tentang dugaan penggelapan mobil rental ini sudah dilaporkan oleh anak pemilik rental, namanya Agam Muhammad Nasrudin ke Polsek Cinangka, Polres Kota Tangerang di Kamis (2/1). Namun polisi ngacangin pelapor dan minta surat-surat yang emang udah disiapin. Intinya polisi ga mau gerak lah guys, sehingga korban yang bernama Ilyas Abdurrahman, mengejar sendiri mobilnya dan akhirnya tewas ditembak pelaku di rest area pada Kamis (2/1) dini hari.
GUNA POLISI NIH APA SIH YA ALLAH
Well, yang perlu kamu tahu guys, later on terbukti emang ada upaya penggelapan mobil Honda Brio warna oranye oleh pelaku bernama Ajat Sudrajat (AS). Soalnya dari awal, dokumen yang dipersiapkan untuk persyaratan sewa mobil di CV Makmur jaya itu aspal alias palsu. Not only that, dalam keterangan Kapolda Banten Irjen Suyudi Ario Seto, Ajat yang bilangnya mau nyewa mobil buat dipake pergi ke Sukabumi malah nyerahin mobil brio sewaan itu ke tersangka lain berinisial IH yang sekarang masih jadi DPO. Usut punya usut, dokumen aspal yang dipake Ajat buat ngajuin penyewaan mobil juga diduga disiapin juga sama tersangka IH.
OK terus...
Kalo ngasih mobil yang disewain atas nama kita ke orang lain modal dokumen palsu udah kedengeran messed up, wait until you read about: Mobil rental itu dijual sama tersangka IH ke pelaku RH seharga 23 juta. Terus dari pelaku RH, mobil Honda Brio rental itu dijual lagi ke anggota TNI AL lain yang berinisial AA dengan perantaraan SY. Pokoknya waktu sampe ke tangan AA harga mobilnya udah jadi 40 juta.
Busetttt....
Right? Kayak tangled gitu buat paham sama duduk masalahnya. But, don't worry mimin bakal coba urai biar lebih mudah dibayangin sama kamu. Intinya mobil rental yang harusnya atas nama Ajat Sudrajat itu akhirnya pindah-pindah ke banyak orang, deh. Hal ini tentunya terpantau sama pihak rental karena dua dari tiga alat pelacak yang terpasang di mobil udah nggak berfungsi seperti seharusnya. Agam yang merasa curiga lalu mengajak Ilyas, sang ayah untuk mencari mobil Honda Brio itu secara mandiri (karena polisi ga guna, in case you're wondering) dan mendapat informasi bahwa posisi mobil ada di Pandeglang.
Teruss....
Way before the incident happened, ketika bertemu dengan pelaku AA di Pandeglang, korban IAR sudah coba menjelaskan kalau mobil Honda Brio yang sudah ada di tangan pelaku AA adalah mobil rental curian. Tapi, menurut kesaksian Agam, ketiga anggota TNI itu nggak percaya dan nggak mau diajak bicara baik-baik sampai menodongkan pistol. Mobil Brio itu tetap dibawa pergi oleh ketiga anggota TNI itu, dan dari situlah IAR dan dua putranya minta pendampingan ke Polsek Cinangka karena udah ada pengancaman dengan pistol.
:(
Tapi, permohonan pendampingan itu ditolak. Akhirnya mereka bergerak sendiri buat nyari keberadaan mobil Honda Brio milik mereka tanpa didampingi polisi. Sempat terjadi tarik-menarik dan upaya perampasan mobil sampai akhirnya terjadi penembakan yang menewaskan IAR (48) dan melukai rekannya, RAB (60).
Heran w sama seragam coklat itu...
Well, dalam keterangan pers pada Minggu (5/1), Kasie Humas Polresta Tangerang Ipda Purbawa mengungkap ada dua klaster dalam kasus penembakan bos rental mobil ini. Pertama, ada pihak yang menggelapkan mobil, dan kedua, ada pihak yang terlibat penembakan bos rental. Untuk klaster penggelapan mobil sudah ada dua tersangka yaitu AS dan I, yang sampai sekarang masih buron. Sedangkan untuk klaster penembakan, pihak Polresta Tangerang sudah melakukan koordinasi dengan Polisi Militer Angkatan Laut. Dua dari tiga anggota TNI AL adalah anggota Komando Pasukan Katak (Kopaska) dan satu lagi adalah anggota KRI Bontang. Ketiganya saat ini ditahan di Pusat Puspomal.
I see, anything else?
Dalam keterangan pers Pangkoarmada RI Laksamana Madya Denih Hendrata pada Senin (6/1), ketiga anggota TNI itu dikeroyok sekitar 15 orang yang nggak dikenal di Rest Area 45 tol Merak-Tangerang. Dari situlah sebuah tembakan dilepaskan oleh pelaku BA. Lebih lanjut, Laksamana Denih menegaskan akan memproses kasus ini dengan tegas juga transparan. Meanwhile, Kapolda Banten Irjen Suyudi Ario Seto merespons sikap Polsek Cinangka yang nggak melakukan pendampingan pada korban. Irjen Suyudi juga menyatakan akan menindak tegas anggota yang melakukan pelanggaran etika profesi. Sebelumnya Kapolsek Cinangka AKP Asep Iwan udah ngebantah kalo pihak Polsek menolak pendampingan dan ingin memastikan kepemilikan mobil valid lebih dulu.
Now, if you love seafood...
Meet this: motorcycle-sized tuna.
Yoi guys, jadi emang Jepang dikenal sebagai negara yang menjunjung tinggi Boga Bahari. Sehingga lelang produk tangkapan laut di pasar menjadi sesuatu yang bergengsi, terlebih jika dilakukan di pasar ikan Toyosu di Tokyo. Pasar Toyosu merupakan pasar ikan terbesar di dunia. Vendor dari seantero Jepang akan menaruh hasil tangkapan terbaik mereka untuk dilelang di pasar hampir tiap pagi dalam seminggu. Tapi, lelang di momen Tahun Baru adalah yang paling bergengsi. Pada momen ini para penawar akan berdatangan dan memperebutkan kehormatan untuk mendapatkan tuna pertama yang jadi simbol keberuntungan. Nah, tahun ini, tuna sirip biru seukuran motor seberat 276 kilogram berhasil terjual dengan harga 1,3 juta dolar Amerika atau sekitar 207 juta yen. Tawaran ini menjadi yang tertinggi kedua setelah tuna seberat 278 kilogram ditawar dengan harga 3,1 juta dolar Amerika atau 333,6 juta yen di 2019 lalu. Pemenang lelang tuna pertama tahun 2025 di pasar ikan Toyoso adalah Onodera Grup. Tuna sirip biru yang mereka menangkan dalam lelang ditangkap di lepas pantai Oma, di sebelah timur laut Prefektur Aomori. Nelayan bernama Masahiro Takeuchi yang menangkap ikan super besar ini merasa sangat senang. Yep, di usianya yang ke-73 beliau senang bisa nangkep ikan yang ukurannya sangat besar dan jadi primadona di pasar lelang Toyosu tahun ini.
"Kalau itu saya harus mengingat kejadian yang lalu yang menyakitkan, tidak enak ya,"
Gitu guys, komentar dari Mantan Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan pas ditanya soal kasus suap PAW Anggota DPR RI yang menyeret nama Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto dan menjobloskan dirinya ke penjara. Menurut Wahyu, doi ngga tau sumber duit suap yang pernah diterimanya darimana, tapi doi emang kenal baik sama Hasto Kristianto.
When someone is asking you about your ex...
Announcement
Thanks to Ana Silvana for buying us coffee today :)
Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here...just click here. Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!
Catch Me Up! recommendations
In case you want to try something new this year...