Hasil & Drama Setelah Pencoblosan Pemilu 2024, Situasi Panas Politik di Rusia, Anwar Usman Ajukan Gugatan ke PTUN, Efek Negatif Jangka Panjang Rokok

Admin
UTC
0 kali dilihat
0 kali dibagikan

Good morning

How was your election weekend? Happy? Tired? Celebratory? Well, in case you’re not following any post-election updates, you don’t need to worry because we got you all the news here. We also got more info on Navalny, Anwar Usman, toooo cigarettes. Let’s go!

Now, since it’s Monday. Let’s talk about…What’s happening after the election?

Yep. Hang in there, everybody. We are still gonna talk about Pemilu because… It’s not done yet. Iya, nyoblosnya doang yang udah, tapi hasil dan segala drama after the election tuh masih tetap berjalan, guysMore on those, scroll down deh.

  • Final quick count. Yep, setelah pencoblosan hari Rabu kemaren, sejumlah lembaga survei tuh kan kemudian rame-rame merilis hasil quick count mereka ya. You name it, mulai dari Lembaga Survei Indonesia, Poltracking, Indikator Politik Indonesia, dll pada update semua kan. Nah setelah kurang lebih 4 harian update, akhirnya Sabtu kemaren quick count ditutup, guys. Mereka semua menyimpulkan paslon nomor urut 2, Prabowo-Gibran, unggul jauh dengan perolehan suara di atas 50%.
  • Real count KPU pun berkata demikian. Kayak yang udah kita bahas kemarin, despite all the results yang dirilis lembaga survei, yang paling sah menentukan siapa pemenang Pemilu tuh tetap Komisi Pemilihan Umum. Nah kalau udah sama KPU, berarti bukan quick count lagi yang diomongin di sini, tapi real count yang emang legit dan sah dan bakal jadi rujukan siapa yang bakal dilantik jadi presiden dan wakil presiden nanti. Adapun sampai detik ini, real count oleh Komisi Pemilihan Umum masih terus berjalan.
  • Ini update-nya… Adapun per Sabtu kemaren, terakhir di-update di jam 19.30 WIB, Prabowo-Gibran tetap masih unggul dengan perolehan 57,95% suara, disusul paslon nomor urut 1, Anies-Muhaimin dengan 24,48% suara, dan last AND least, ada Ganjar-Mahfud dengan 17,57%. Pls take note ini masih sementara yah. Dari data KPU, real count ini baru memuat 66,61%-nya aja guys, dari total 823.236 TPS yang tersebar di seluruh Indonesia dan luar negeri.
  • Di mana aja 02 menang? Di sini nih… Again, berdasarkan data real count KPU, pasangan Prabowo-Gibran berhasil unggul di sejumlah provinsiguys. Let’s say di provinsi battleground kayak Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah, 02 unggul dengan perolehan lebih dari 50%. Terus selain di situ, SELURUH provinsi di Sulawesi dan Kalimantan, juga Prabowo-Gibran yang menang. Ada juga Bali, Bangka Belitung, NTT, dan Papua yang juga didominasi 02.
  • Now, to dugaan kecurangan. Ini yang dari kemaren diomongin netizen di jagat internet, guys. Iya, dari tadi kan kita ngomongin angka, ngomongin data KPU, dll kan. Nah yang harus kamu tahu adalah, ada dugaan kecurangan di sini di mana perolehan suaranya ada yang di-mark up, terus udah di-input, diturunin lagi, yang gitu-gitu. Hal ini juga yang sekarang jadi concern-nya Timnas AMIN dan TPN Ganjar-Mahfud.
  • Gini gini…. Dari awal kamu nyoblos di TPS, hasilnya itu kan dihitung sama para abdi negara idaman mertua yang bertugas siang malam itu ya (baca: Petugas KPPS). Nah setelah dihitung, perolehan hasilnya kemudian di-compile di satu form, Formulir C1 namanya. The thing is dari Sabang sampai Merauke, bahkan luar negeri, TPS kan ada ratusan ribu ya jumlahnya. Terus gimana caranya KPU yang ada di Jakarta bisa dapat hasil dari segitu banyak TPS? Yak, KPU dibantu sama satu sistem di mana petugas KPPS tinggal upload form C1 tadi ke sistem, guys. Sirekap namanya. Nah di sini masalahnya. Sirekap ini dinilai malah bikin ribut karena perolehan suaranya beda sama Form C1, jadi curang gitu kan jatohnya.
  • Mulai dari suaranya di mark up sampai di-input terus dihapus lagi… Yep. kalau kata orang-orang sih, emang perlu diaudit lagi itu tim IT-nya Sirekap, guys ehehehe. Secara, nggak cuma ke paslon tertentu aja, tapi tiga-tiga paslon semuanya keliatan di-mark up perolehan suaranya. Khususnya pada paslon nomor urut 02, Prabowo-Gibran. Timnas AMIN bahkan ngeklaim mark up suara begini terjadi di 36 provinsi. Hampir seluruh Indonesia ga tu. Contohnya kayak TPS 026, di Kembangan, Jakarta Barat. Dari yang di form C1-nya paslon 02 tuh cuma memperoleh 80 suara, eh pas di-upload di Sirekap, total suara paslon 02 langsung melejit ke 720.
  • KPU belike, “Iya, ntar dikoreksi”. Menanggapi hal ini, Ketua KPU, Hasyim Asy’ari dalam konferensi persnya kemaren bilang emang ada yang salah waktu konversi total suara dari Form C1 ke Sirekap, guys. Tapi error-rate-nya kecil doang, ceunah. Cuma 0,64%. Dan nggak cuma terjadi di Pilpres doang, tapi Pileg juga. In that sense, Pak Hasyim bilang segala error ntar bakal dikoreksi.
  • Tapi ada juga yang langsung dikoreksi, nggak pake ntar-ntar. Ini yang terjadi ke paslon 01, Anies-Muhaimin. Gini ceritanya, guys. Di TPS 006 Way Lima, di Kabupaten Pesawaran, Lampung, paslon 01 ini diinput ke Sirekap mendapat suara sebanyak 3.514.615. Yep, you read it rightTiga juta banget, guys. Karena udah keburu di-upload, perolehan suara AMIN secara total jadi meningkat drastis kan tuh. Tapi hal itu nggak berlangsung lama, guys. Karena beberapa saat kemudian, persenan suara 01 langsung turun lagi.
  • Kalau kata KPU, datanya harus akurat. Tiga juta suara tadi dianulir karena nggak sinkron sama Form C1-nya.  Yang bener, 01 mendapat 35 suara, terus 02 146 suara, dan 03 15 suara. Hal ini kemudian juga membantah anggapan KPU sengaja nurunin suara 01. Well, disampaikan langsung oleh Komisioner KPU, Idham Holik, data yang dari form C1, terus di-upload ke Sirekap, sampai yang ditampilkan ke publik tuh semuanya harus akurat, guys. Secara, KPU juga memegang prinsip jujur dan akuntabel kan. Jadi, ya harus beneran jujur dan akuntabel.
  • Ini kata tiga kubu soal dugaan kecurangan Pilpres. Nah menanggapi semua polemik soal Sirekap, Timnas AMIN sih ngeliatnya hal ini emang di-setting buat memenangkan salah satu paslon. Jubir Timnas AMIN, Refly Harun bahkan menyebut banyak anomali di sini, since mereka punya data sendiri secara internal yang siap dibuka ntar di hadapan Mahkamah Konstitusi waktu KPU mau ngumumin hasil Pilpres.
  • Meanwhile, kalau kata TPN Ganjar-Mahfud… Sirekap ini emang ngaco. Sampai terheran-heran tuh mereka. Iya, disampaikan oleh Deputi Kanal Media TPN, Karaniya Dharmasaputra, Sirekap ini ngaco dan error-nya luar biasa tinggi katanya. That being said, DPR kudu turun tangan. Karaniya bahkan went further dengan bilang bahwa DPR kudu memanggil tuh orang-orang KPU biar segala drama perhitungan suara ini bisa jelas.
  • Meanwhile, 02 be like: “Dih….” *Sambil rolling eyes. Hehehe gitu deh kira-kira, guys. Soalnya nih, kalau kata TKN, Rosan Roeslani, dari awal tuh elektabilitasnya Prabowo-Gibran udah leading jauh. Terbukti sampai sekarang pun 02 juga masih leading kan. In that sense, Pak Rosan ngeliatnya kalau ada narasi curang begitu tuh ya… Karena mereka tahu aja mereka bakal kalah. Toh mereka juga punya bukti kuat di data-data TPS bahwa 02 emang unggul. Jadi kalau ada yang bilang curang, ya tinggal ke jalur hukum aja, katanya gitu.
  • Presiden Jokowi juga bilangnya gitu. Jadi menanggapi semua isu kecurangan dalam Pemilu 2024 ini, Presiden Joko Widodo kan akhirnya juga speak up ygy. Nah kalau kata Pak Presiden nih, jangan bisanya cuma teriak-teriak ‘curang’ doang, kalau ada bukti, cus langsung bawa ke Badan Pengawas Pemilu aka Bawaslu dan juga Mahkamah Konstitusi. In his words, Pak Jokowi bilang, “Tapi, kalau memang ada betul, ada mekanismenya untuk ke Bawaslu. Mekanisme nanti persidangan di MK. Nanti saya kira udah diatur semuanya.”
  • Petugas KPPS meninggal duniaLast but not least, let’s talk about the grief yang dirasain petugas pemilu dan keluarganya di Pemilu 2024 ini. Yang harus kamu tahu adalah, dari data Kementerian Kesehatan, ada sebanyak 57 orang yang meninggal ketika bertugas mengawal Pesta Demokrasi ini. To be specific, datanya gini nih: Ada 29 petugas KPPS, 10 Linmas, 9 saksi, 6 petugas, 2 PPS, dan 1 Bawaslu.
  • Deja vu Pemilu 2019. Ngeliat berita kayak gini, ofc langsung deja vu ke Pemilu 2019 ya. Fenomenanya sama, banyak petugas KPPS dan petugas Pemilu lainnya yang meninggal saat menjalankan tugasnya. Menyikapi hal ini, Pak Idham Holik menyebut pihaknya padahal udah ngusulin KPPS tuh 2 panel: 1 panel buat ngurusin suara Pilpres sama DPD, satu lagi buat DPR dan DPRD. “Tapi ternyata pada saat kami rapat konsultasi dengan pembentuk undang-undang, pembentuk undang-undang masih memandang cukup satu panel, seperti 2019.”

Now, this is why opposition is very IMPORTANT in politics…

Meet: Alm. Alexei Navalny
Yep, nggak cuma Indonesia aja yang sekarang ini kondisi politiknya lagi rame banget setelah tengah pekan kemarin baru aja selesai nyelenggarain coblosan buat pemilu. Rusia yang bulan depan bakal nyelenggarain pemilu ternyata juga lagi ngadepin situasi panas dalam politik internal negaranya setelah pemimpin oposisi ter-famous di Rusia, Alexei Navalny dilaporkan meninggal dunia di dalam penjara. Kejadian ini bikin aksi protes di Rusia meningkat sampai kepolisian setempat menangkap lebih dari 400 pengunjuk rasa di seluruh Rusia.

Hold on, I need some background.
You got it. Jadi kalian pasti udah tau dong kalo Presiden Rusia, Vladimir Putin tuh udah memimpin Rusia dari lama banget, guys. Total doi udah menjabat jadi Presiden Rusia selama lebih dari 20 tahun dan yhaaa gabisa dibilang jadi pemerintah selama itu doi lurus-lurus aja yah. Namanya memimpin lama, Putin tentu banyak diserang isu pemerintahan yang ngga baik kayak korupsi, pelanggaran HAM, sampe menggunakan kekuasaannya untuk membungkam orang yang ngga suka sama doi. Nah, salah satu pemimpin oposisi paling terkenal di Rusia itu bernama Alexei Navalny.

Ok terus-terus…
Nah Navalny sama kawan-kawannya ini juga udah dari lama aktif mengkritik Presiden Putin gitu, guys. Adapun isu yang paling vokal disampein sama Navalny ini salah satunya soal dugaan korupsi Presiden Putin. Navalny yang juga jadi aktivis anti korupsi di Rusia ini udah beberapa kali keluar masuk penjara karena berbagai tuduhannya ke jajaran pemerintah Rusia. Nggak cuma dipenjara aja nih, Navalny ini juga sempet diracun pada Agustus 2020 lalu yang diduga kuat dilakukan karena kritiknya ke Presiden Putin dan pemerintah Rusia pada saat itu.

WHAT?
 Sampe diracun??
Iyesss, guys. Cuma pas itu sih untungnya Navalny masih bisa diselamatkan setelah timnya berhasil bawa doi terbang langsung ke Jerman buat mendapatkan perawatan khusus. Setelah sekitar lima bulan dirawat di Jerman, Navalny yang udah pulih akhirnya memutuskan buat pulang ke Rusia. Cuma ternyata pihak kepolisian Rusia udah nunggu doi buat pulang dan langsung menahan Navalny begitu dirinya landing di bandara Moskow pada Januari 2021. Pas itu Navalny dituduh terlibat dalam beberapa kasus mulai dari pencucian uang sampe tuduhan ekstremisme yang membuatnya dapet hukuman sampai 19 tahun penjara.

Bjirrr, lama banget.
Bukan lagi sih ini. Soalnya yha kalo ditotal nih, Navalny tuh baru bakal bebas pas doi umur 70 tahun. Ofc banyak pihak yang menilai kalo berbagai hukuman yang dijatuhkan ke Navalny ini bemotif politik dan cuma upaya pemerintah Rusia buat membungkam Navalny aja. Apalagi sebulan sebelum Rusia ngadain Pemilu, Navalny tiba-tiba aja dilaporkan meninggal dunia di dalam penjara terpencil IK-3 yang ada di Lingkaran Arktik, Rusia pada Jumat kemarin.

HAH meninggal kenapa katanya?
Well, pihak penjara sih nggak dijelasin pasti gimana Navalny bisa tiba-tiba meninggal dunia pada Jumat kemarin. Pihak penjara cuma bilang kalo Navalny sempet ngeluh kalo kondisi dirinya lagi nggak enak badan setelah dirinya jalan kaki biasa di sekitar wilayah penjara. Nggak lama setelah itu, Navalny langsung nggak sadarkan diri dan meninggal dunia ketika tim medis penjara dateng. Pihak keluarga juga cuma diberi kabar kalo Navalny kena ‘sudden death syndrome’ tanpa tau pasti penyebab pasti kematian sang aktivis.

OMG:((
Anyway, the drama is not over. Pihak keluarga yang dateng langsung tempat Navalny juga sempet dihalang-halangi buat ketemu jenazah korban. Petugas berdalih kalo masih perlu ada pemeriksaan ulang buat jenazah Navalny. Hal ini nih yang bikin temen-temen dan keluarga Navalny pada sus banget sama para petugas yang cenderung lagi nutupin sesuatu gitu. Terus para petugas ini juga mastiin jenazah Navalny langsung dikembalikan ke keluarga tanpa perlu ada pemeriksaan ulang selain dari pihak pemerintah Rusia.

Gils, sus abis.
Emang, guys. Nah setelah kabar meninggalnya Navalny ini kesebar, banyak masyarakat Rusia yang berdukacita. Warga pada berbondong-bondong dateng ke monumen perjuangan buat meletakkan bunga dan lilin sebagai bentuk penghormatan terakhir buat Navalny. Seiring dengan berita soal tewasnya Navalny, warga yang juga udah bosen bet sama pemerintahannya Putin mulai pada turun ke jalan untuk melakukan protes anti pemerintah. Total udah ada lebih dari 400 orang dari 36 kota di seluruh Rusia yang ditangkap karena gelombang protes ini.

Ouch 🙁 anyone said anything?
Well, sekarang ini banyak pemerintah dunia yang lagi mendesak Presiden Putin dan pemerintahannya buat bertanggung jawab atas kematian Navalny. Salah satunya dateng langsung dari Presiden AS, Joe Biden yang bilang kalo kematian Navalny ini merupakan konsekuensi nyata dari ulah Presiden Putin dan para penjahatnya lakuin ke Navalny (Kayak dia juga ga jahat sama Gaza ygy). Hal serupa juga disampein sama Menlu Inggris, Lord Cameron yang kasih statement bahwa pihaknya bakal ngambil tindakan dengan bilang, “When appalling human rights outrages like this take place, what we do is we look at whether there are individual people that are responsible and whether there are individual measures and actions we can take.”

Terus Presiden Putin ada ngomong apa gitu nggak?
Samsek nggak dong. Sampe berita ini ditulis, Presiden Putin belum ada ngeluarin statement apapun soal kasus meninggalnya Navalny. Aktivis HAM sekaligus jurnalis Rusia bernama Eva Merkacheva sempet bersaksi kalo selama ini, Navalny udah sering banget ditempatin di sel isolasi sampe setidaknya 27 kali. Padahal based on Undang-Undang Rusia, tahanan cuma boleh dimasukan ke sel isolasi selama 15 hari doang. So, kata Eva sih, hal-hal macem ini yang memungkinkan Navalny dalam kondisi yang nggak sehat dan meninggal dunia.

:(( Anything else I should know?
FYI, beberapa tahun ini pihak-pihak oposisi Rusia tuh dikabarkan meninggal nggak wajar lho, guys. Sebelum Navalny, Pemimpin oposisi Rusia bernama Boris Nemtsov ditembak mati di jembatan Moskow, Rusia pada 2015 lalu. Terus selain itu, Agustus tahun kemarin dunia internasional juga sempet heboh setelah pemimpin kelompok Wagner, Yevgeny Prigozhin tewas dalam kecelakaan pesawat yang nggak wajar setelah dirinya memimpin tentara bayaran buat ngelakuin pemberontakan bersenjata di tengah perang Rusia-Ukraina.
 
Kayak, tbl gasi…

Who wants to get his job back?

Anwar Usman.
Kamu masih inget ‘Si Paman MK’ dong? Itu loo, adik iparnya Presiden Jokowi, yang juga pamannya Cawapres nomor urut 02, Gibran Rakabuming Raka, yang beberapa waktu lalu dicopot dari jabatannya sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi karena pelanggaran etik berat. Update-nya sekarang, blio lagi effort buat balik lagi sebagai Ketua MK, guys. Bahkan lagi ngajuin gugatan ke PTUN Jakarta. So, meet again: Anwar Usman.

Lupa nama ingat rasa…
Iya… rasa-rasanya kok bisa??? Gitu kan ges? Anyway, kamu pasti udah khatam lah ya sama semua drama di balik pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapres mendampingi Prabowo Subianto. Mulai dari gugatan ke MK tentang syarat usia calon capres-cawapres, sampai conflict of interest antara Mas Gibran, Presiden Joko Widodo, dengan Ketua MK yang memutuskan pada saat itu, Anwar Usman. Iya, mereka semua tuh keluarga, guys. Ayah-anak-paman. Hal ini kemudian jadi masalah dong. Akhirnya diajuinlah gugatan lanjutan ke Majelis Kehormatan MK aka MKMK.

Go on…
Berproses lah perkara ini di MKMK kan, di mana per 8 November 2023 lalu, MKMK yang diketuai Jimly Asshidiqie akhirnya memutus Anwar Usman terbukti melakukan PELANGGARAN BERAT dan harus dicopot dari jabatannya sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi RI (Read the full story here). Terus ya udah, Ketua MK selanjutnya digantikan oleh Suhartoyo ya. Nah menyikapi hal ini, Pak Anwar cuma bilang, “Jabatan itu adalah milik Allah SWT, Tuhan yang Maha Kuasa. Sehingga pemberhentian saya sebagai ketua tidak sedikit pun membebani diri saya,” katanya gitu. Itu statement-nya di tanggal 8 November 2023 ygy. Pls quote that.

Okay….
HOWEVER, belum nyampe sebulan, dari yang katanya “Jabatan hanya milik Allah”, sekarang kita tahu kalau Pak Anwar masih tetep ngincer jabatannya, guys. Iya, hal ini legit confirmed karena 24 November 2023 lalu, Anwar Usman masukin berkas gugatannya ke PTUN Jakarta. Ada beberapa poin dalam gugatannya. Kita bahas satu-satu yah.

Yes pls…
Dalam gugatannya, Anwar Usman meminta: 1) Minta hakim PTUN membatalkan Putusan MK terkait pengangkatan Pak Suhartoyo sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi, 2) Minta hakim mewajibkan Pak Suhartoyo buat mencabut putusan MK terkait pengangkatannya sebagai ketua, 3) Minta hakim mewajibkan Pak Suhartoyo balikin nama baiknya, dan juga balikin posisinya sebagai Ketua MK Periode 2023-2028.

GAG MALU TA?
Ehehehe ya gitu deh, guys. Gugatan ini kan masih berproses ya di PTUN. Tapi yang harus kamu tahu adalah, update-nya sekarang, Kamis kemaren, itu PTUN udah mengeluarkan putusan selanyaguys. Pls take note ini putusan sela, ya. Alias baru sementara, belum final. Tapi ya tetap aja bikin publik meradang. Soalnya putusannya gini nih: Menunda Putusan MK terkait Pengangkatan Ketua Mahkamah Konstitusi Masa Jabatan 2023-2028.

Negara cuma punya bapak dan keluarga bapak. Any words?
We know, rite. Tapi ya balik lagi, guys. Ini tuh baru putusan sela, ya. Hasil finalnya, baru bakal disidangkan 21 Februari besok. Nggak tahu putusannya bakal kayak apa. Tapi kalau kata eks Ketua MK yang juga Cawapres nomor urut 3, Mahfud MD, “PTUN jangan main-main untuk mencoba mengabulkan.”

We stand
 with Pak Mahfud. 
Iya, soalnya kalau kata Pak Mahfud, PTUN tuh nggak bisa mengabulkan gugatannya Anwar Usman. Yep, ada perbedaan antara PTUN yang cuma mengadili keputusan tata usaha negara di mana sifatnya konkret, individual, dan final, sama MKMK merupakan putusan profesional dewan etik. Lebih jauh, Prof. Mahfud bandinginnya gini: Ketika Dewan Kehormatan Penyelanggara Pemilu menyatakan KPU melanggar kode etik atas pencalonan Gibran sebagai Cawapres, status Gibran tetap legit kan. Gibran tetap lanjut sampai bisa dicoblos sama rakyat. Nah di sini case-nya juga kayak gitu. Status pemberhentian dan pengangkatan Pak Suhartoyo harusnya nggak bakal keganggu di sini, guys. Harusnya yaa ehehehe.

I see. Anything else? 
Btw, speaking of gugatannya Anwar Usman, ada satu lagi yang nggak boleh di-skip di sini, guys. Bukan Pak Jokowi, bukan Mas Gibran. Yep, it’s Denny Indrayana. Jadi selain Pak Anwarnya sendiri, Denny Indrayana ini diketahui ngajuin gugatan juga ke PTUN Jakarta di mana dia, dan circle-nya which is Pergerakan Advokat Nusantara dan Tim Pembela Demokrasi Indonesia mau join dan melakukan intervensi di kasusnya Pak Anwar. Mereka bilangnya sih hal ini perlu since mereka yang mengontrol perkara ini dari awal ya. Tapi Kamis kemaren, Hakim PTUN menolak gugatan ini karena ya emang nggak perlu aja ada intervensi dari pihak lain.

It’s giving
 mak-mak kompleks energy tho :))))

When “sebats dulu” is your daily mantra…Guys seriously, think again. 

Calling orang-orang yang sering nunda kerjaan dengan dalih sebat duls, karena ternyata mau sebats, dua bats, bahkan 12 bats… ternyata rokok sangat-sangat ga bagus buat kesehatanmu dan punya efek negatif jangka panjang. Soalnya studi baru yang dirilis jurnal Nature pada hari Rabu kemarin bilang kalo seorang merokok bisa menurunkan kemampuan tubuh buat ngelawan infeksi. Jadi, seorang perokok tuh lebih rentan kena masalah infeksi macem rheumatoid arthritis dan lupus meskipun dirinya udah berhenti merokok selama bertahun-tahun. Hal ini udah tentu menambah risiko gangguan kesehatan serius yang dialami para perokok macem kanker, serangan jantung, dan stroke.

So yea
, buat kalian para perokok, better stop rokok sekarang juga deh. Soalnya studi ini juga ngasih tau kalo butuh waktu senggaknya sampe sepuluh tahun sampe harapan hidup seorang perokok bisa kembali normal lagi. Manfaat berhenti merokok juga kebanyakan bakal kerasa setelah tiga tahun bener-bener berhenti merokok. Jadi kuy lah stop merokok biar 225.700 orang yang meninggal setiap tahunnya karena rokok di Indonesia bisa ditekan dan nggak kejadian di kamu, guys.

Emang sebats yang paling enak adalah dikasih banyak bahts… dari Thailand. EhE EHeheE

“Semoga tidak terjadi apapun ya. Karena kan kondisinya saat ini sangat berat.”

Gitu guys kata Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini pas dateng buat nyoblos di TPS 030, Wiyung, Surabaya, pada Rabu minggu lalu. Kata Bu Risma, saat ini kondisi emang lagi berat, jadi doi berharap ngga terjadi apa-apa di masyarakat. Selain itu, mantan Walikota Surabaya tersebut juga mengajak para pemilih untuk ngga golput, karena hasil pemilu kali ini bakal menentukan kondisi bangsa dalam lima tahun ke depan.
 
When it’s closer to tanggal tua…

Announcement


Thanks to Ben Kasyafani for buying us coffee today!

Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here…just click here Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!

Catch Me Up! recommendations

In case you want to be creative, checkout these overnight oat recipes

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.