Who's having the first day at work?
Menteri-Menterinya Prabowo Subianto.
Udah ada plot twist maasa??!!!
Yep. You read it right. Baru aja hari Senin (21/10/2024) dilantik, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto udah menghadirkan plot twist aja nih, guys. Apalagi kalau bukan…. kehadiran Luhut Binsar Pandjaitan di Upacara Pelantikan Menteri dan Wakil Menteri yang digelar kemarin di Istana Negara. Opung Luhut resmi ditunjuk sebagai Ketua Dewan Ekonomi Nasional, gengs. Maksudnya kayak… malemnya ga dikenalin ke warga, terus kok ujug-ujug muncul, Pung?
Coba jelasin dulu pelan-pelan.
Sure. Jadi guys, kayak yang udah kita bahas kemaren, beberapa saat sejak dilantik sebagai Presiden RI, Presiden Prabowo Subianto tuh nggak pake babibu langsung mengumumkan nama-nama menteri, wakil menteri, dan kepala badan yang bakal bekerja di pemerintahannya. Kabinet Merah Putih namanya. Adapun Kabinet Merah Putih ini juga langsung dilantik kemaren, dengan total 109 orang. Nah, yang mengejutkan adalah, Menko Maritim dan Investasi periode 2019-2024, Luhut Binsar Pandjaitan, juga ikut dilantik, guys.
WOW tiba-tiba ada Opung….
We know riteeee. Kehadiran Opung kemaren dinilai mengejutkan banyak pihak ygy. Secara, sejak beberapa bulan lalu tuh Opung LBP udah ngomong mau pensiun aja, nggak mau jadi menteri lagi, gitu-gitu. Terus, waktu Calon Menteri dan Wakil Menteri pada dipanggil ke rumahnya Pak Prabowo di Kertanegara tempo hari, Opung Luhut juga nggak keliatan. Eh, raja terakhir munculnya di pelantikan, dong. Luhut Binsar Pandjaitan dilantik sebagai Ketua Dewan Ekonomi Nasional.
Kerjanya ngapain?
Well, in a nutshell, Dewan Ekonomi Nasional ini fungsinya ngasih nasihat ke Presiden terkait bidang ekonomi, guys. Iya, dalam keterangannya di media sosial, Opung Luhut juga menyebut tugas Dewan Ekonomi Nasional ini ya ngasih masukan supaya program-program prioritas pemerintah di bidang ekonomi bisa segera achieved. Apalagi sekarang banyak lah bottleneck-nya: ketahanan pangan, transisi energi, climate crisis, perkembangan teknologi (Hello, AI), serta berbagai dinamika geopolitik. Gitchu deh….
Terus, yang lain gimana?
Ya gitu. Menteri dan Wakil Menteri lainnya sih selesai dilantik udah pada langsung cuss ke kantor masing-masing untuk upacara pisah sambut ygy. Kayak Kemenkumham, Kemenparekraf, Kemendikbud Ristek, dll, Yep, in case you noticed, tiga kementerian yang mimin sebutin ini di era pemerintahan Pak Prabowo pada mecah, guys. Jadi pisah sambutnya double triple deh tuh kemaren.
Walk me through dong…..
Contoh kayak Kemendikbud Ristek ya. Dari satu kementerian yang dipimpin Nadiem seorang, sekarang dipecah tiga, guys. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah di mana dipimpin oleh Abdul Mu’ti, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi yang dipimpin oleh Satryo Soemantri Brodjonegoro, serta Kementerian Kebudayaan yang dipimpin Fadli Zon. Riil Mas Nadiem menyerahkan jabatannya ke tiga menteri. Adapun dalam acara serah terima dan pisah sambut di Kemendikbud Ristek kemaren, ada beberapa hal yang perlu kamu notice..
Apa ajatu?
Pertama, soal Kurikulum Merdeka yang di-initiate Nadiem Makarim. Disampaikan oleh Mendikdasmen Abdul Mu’ti di kesempatan kemaren, Prof. Mu’ti bilang dia bakal mengkaji kurikulum itu dengan hati-hati, guys. In that sense, terkait apakah Kurikulum Merdeka ini bakal dilanjutkan atau enggak, Prof. Mu’ti menyebut, “Kami tidak akan terburu-buru mengambil keputusan, apalagi masih ada polemik di masyarakat,” katanya gitu.
Meanwhile, spesifik soal Pendidikan Tinggi-nya, Mendiktisaintek Satryo Brodjonegoro dalam keterangannya kemaren menyebut bakal benerin aspek-aspek yang masih kurang di dalam lingkup pendidikan tinggi.
UKT pak. UKT….
He heard you deh, guys. Soalnya kemaren Prof. Satryo bilang, “Intinya, tidak ada mahasiswa yang tidak bisa kuliah hanya karena tidak punya uang,” katanya gitu. That being said, sebagai menteri, Prof. Satryo commit bakal cari solusi dari setiap masalah di perkuliahan. Baik itu masalah biaya, masalah regulasi, sampai masalah mental mahasiswa. Pokoknya yang penting u kuliah aja, gitu lah kira-kira. Last but not least, ada Menteri Kebudayaan, Fadli Zon.
Kebudayaan gimana plan-nya?
Well, dalam keterangannya kemaren, Pak Fadli udah punya ambisi yang jelas ya. Pokoknya gimana caranya Kementerian Kebudayaan ini bisa jadi medium, fasilitator, dan pendukung bagi para pelaku budaya. Target besarnya, ya Indonesia bisa jadi ibu kota kebudayaan dunia, guys. That being said, Bang Fadli bilang langkah pertama di sini ya mapping dulu: “Di mana kita butuh intervensi, di mana kita hanya mendorong, di mana kita berkolaborasi dengan berbagai pihak. Supaya tanggung jawab kebudayaan ini adalah tanggung jawab semua pihak,” katanya.
Btw, I heard ada kementerian ganti nama ya…
Yep. You read it right. Say goodbye to kementerian ‘favorit’ kita semua aka Kominfo, and meet: Komdigi: Kementerian Komunikasi dan Digital. Menterinya politisi Golkar, Meutya Hafid, guys. Dalam keterangannya selesai pelantikan kemaren, Mbak Meutya bilang perubahan nama ini dilakukan biar ngikutin tantangan zaman katanya. Apalagi fokus Presiden Prabowo juga salah satunya ya concern di dunia digital kan. Makanya ganti deh namanya. Apa? Hm iya. Budi Arie Setiadi, mantan Menkominfo sekarang masih ada kok. Doi jadi menteri Koperasi.
Alrite, selamat bekerja bapak ibu. Anything else I should know?
Well, balik lagi ke the fact banyaknya kementerian yang sekarang dipecah, jadi total ada 48 kementerian di era pemerintahan Pak Prabowo ini ygy. Dari sini, DPR RI akhirnya menyesuaikan dengan menambah jumlah komisi, gengs. Dikonfirmasi oleh Ketua DPR RI, Puan Maharani, DPR resmi menambah 2 komisi di periode ini, jadi Komisi XII dan Komisi XIII. Lebih jauh, Mbak Puan juga bilang Komisi XII tuh nanti bakal membidangi ESDM, terus kalau Komisi XIII tuh bakal membidangi hukum, reformasi, HAM, termasuk Imigrasi. Udah lengkap di situ, guys. Gedungnya pun udah disiapin, jadi tinggal kerja aja. Mbak Puan sendiri sih bilang DPR bakal commit mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran. “Sama-sama membangun Indonesia,” cenah.