Admin
UTC
0 kali dilihat
0 kali dibagikan
What comes with Ramadan this year?
Ceasefire for people in Gaza, Presiden Biden says.
Yes, kamu nggak salah denger. Harapan adanya ceasefire di Gaza, Palestina kembali muncul setelah Senin kemarin, Presiden Amerika Serikat Joe Biden bilang kalo upaya ceasefire di Gaza bener-bener lagi dimatangkan dalam seminggu ke depan. Ofc hal ini membawa sedikit harapan buat masyarakat Gaza yang mayoritas Muslim karena mereka bakal menjalani ibadah puasa pada saat gencatan senjata.
Padahal emang HARUSNYA, but tell me.
OK. Jadi Senin kemarin, Presiden Joe Biden ada ngasih statement yang cukup menyegarkan bahwa progres ceasefire antara Israel dan Hamas akan segera terjadi dalam seminggu ke depan. Dalam statement-nya, Biden ada bilang gini, “Ramadan’s coming up and there has been an agreement by the Israelis that they would not engage in activities during Ramadan as well, in order to give us time to get all the hostages out.” Hal ini lanjut doi konfirmasi pada hari Selasanya dengan bilang kalo Israel siap menghentikan genosidanya di Gaza selama bulan Ramadan asal ada kesepakatan pembebasan sandera.
Legit nggak nih?
Ya gatau ya, tau sendiri omongan Israhell atau Biden soal isu Gaza ini suka kayak, halu. Tapi yang pasti, kerangka kesepakatan ceasefire antara Israel-Hamas yang coba ditengahi sama AS, Mesir, dan Qatar juga mengindikasikan hal serupa, guys. Cuman yha gitu. Sampe sekarang ini, Israel masih belum ada komentar apa-apa nih soal janji Joe Biden atas ceasefire di Gaza selama Ramadan. Yang ada malah Israel masih terus ngelanjutin genosidanya di Gaza dengan total korban jiwa hingga 29.782 orang di mana 12.300 di antaranya adalah anak-anak.
Terus beneran bisa ceasefire nggak nih?
Well, rencana ini emang udah ada kok dan pemerintah Qatar optimis kalo ceasefire di Gaza bisa tercapai bahkan sebelum Ramadan datang. Hal ini diungkapin langsung sama Jubir Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari yang bilang kalo udah banyak perkembangan positif yang terjadi dalam pembahasan gencatan di Gaza. Meskipun Qatar masih menilai hal ini masih terlalu dini untuk diumumkan, tapi pemerintah Qatar optimis banget gencatan senjata beneran bisa terjadi di Gaza sebelum bulan Ramadan.
Terus ada perkembangan apa lagi di Gaza?
Perdana Menteri-nya resigned, guys. Jadi Senin kemarin, Mohammad Shtayyeh baru aja ngumumin kalo dirinya bakal mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri Palestina yang udah beliau jabat dari 2019 lalu. Pengumuman ini tuh terjadi di tengah upaya AS untuk menggoyahkan peran Otoritas Nasional Palestina yang begitu gencar membangun dukungan internasional atas genosida Israel di Gaza. Soalnya ya kita tau sendiri, genosida Israel di Gaza udah menyedot perhatian DK PBB sampe sidang Mahkamah Internasional.
Kenapa doi resign deh?
Jadi Shtayyeh ini tergerak untuk mundur setelah lihat eskalasi genosida dan kelaparan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Gaza. Pas ngumumin keputusan resign-nya, Shtayyeh sempet nge-mention soal upaya Israel untuk membuat Palestina nggak berdaulat secara politik lagi. In his words, Shtayyeh ada bilang gini, “Efforts to make the (Palestinian Authority) an administrative and security authority without political influence, and the PA will continue to struggle to embody the state on the land of Palestine despite the occupation.”
Berarti ini ada hubungannya sama plan Israel ke Gaza yah?
Iyesss, bener banget. Kalo kamu baca newsletter Catch Me Up! Selasa (27/2) kemarin, kamu pasti tau dong soal plan besar Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu soal nasib Gaza setelah mereka genosida. Yep, salah satu plan-nya Israel tuh ya soal mengendalikan pemerintahan Gaza mulai dari memberlakukan demiliterisasi, merombak sistem administrasi sipil dan pendidikan Gaza, serta menutup perbatasan selatan Gaza dengan Mesir. Nah di situ Shtayyeh nggak setuju sama plan Israel dan lebih condong untuk persatuan Palestina dan solusi dua negara.
So, any response from Hamas?
Ada nih, guys. Jadi setelah mendengar keputusan mengundurkan dirinya Mohammad Shtayyeh, pejabat senior Hamas bernama Sami Abu Zuhri berharap langkah tersebut bisa diikuti dengan kesepakatan yang lebih luas soal masa depan pemerintahan Palestina. Lebih lanjut, pejabat senior Hamas ini ada bilang gini, “The resignation of Shtayyeh’s government only makes sense if it comes within the context of national consensus on arrangements for the next phase.”
Kalo Israel ada ngomong apa nih?
Sampe berita ini ditulis, belum ada statement apapun dari Netanyahu soal resign-nya Shtayyeh dari jabatan perdana menteri Palestina. Kayak yang udah di-mention sebelumnya, apapun maksud dari mengundurkan dirinya Mohammad Shtayyeh yha Israel udah punya plan barbarnya sendiri untuk masa depan Gaza. Sebelumnya Netanyahu juga pernah mention kalo dirinya sama sekali menolak adanya peran Otoritas Nasional Palestina di Gaza ke depan. Jadi ya segala upaya Otoritas Nasional Palestina buat membangun kembali Gaza atau bahkan melakukan penentuan nasib sendiri masyarakat Gaza bakal ditolak habis-habisan sama Israel.
Masih gila aja. Anything else?
Di tengah janji Biden soal ceasefire Gaza serta resign-nya Perdana Menteri Palestina, Senin kemarin masyarakat internasional dibuat respect banget ke tentara Yordania yang ngirimin sejumlah bantuan kemanusiaan ke Gaza lewat jalur udara. Jadi lewat pesawat militer milik Yordania, bantuan kemanusiaan berupa makanan, obat-obatan, sampe pasokan lainnya dijatuhin dari pesawat ke wilayah-wilayah Gaza. Jadi semacam airdrop di game PUBG gitu, guys. Total Yordania udah 16 kali bikin operasi penurunan bantuan udara di Gaza sejak awal Oktober lalu. Ini sih literally inovatif banget yah daripada bantuannya tertahan Israel, mending jatuhin langsung aja kayak yang dilakuin tentara Yordania.