Since it's Thursday, let's talk about.....
Hak Asasi Manusia.
Plis siapapun khususnya yang di Jakarta, kamu harus banget datang ke depan Istana Negara setiap hari Kamis ygy. Harus banget memperjuangkan Hak Asasi Manusia yang masih banyak tantangannya di negeri ini. Apalagi, pejabat yang khusus ngurusin HUKUM dan HAM kemaren justru bilang, "Fokus ke masa depan, jangan liat ke masa lalu terus" (????) Terus, orang yang sama juga bilang apa yang terjadi pada Mei ‘98 itu bukanlah pelanggaran HAM Berat. Tapi meskipun begitu, ada juga pejabat lain yang justru mau bikin Universitas HAM di Indonesia. Yep, let's talk about: HAM dan menteri-menterinya Prabowo.
Hold on. I need some background.
You got it. Jadi, satu hal yang harus di-highlight dari pemerintahan Prabowo Subianto adalah masalah Hak Asasi Manusia tuh sekarang secara spesifik diurus oleh satu menteri doang, guys. Nggak nyampur lagi sama masalah hukum. Udah ada Menko-nya bahkan, di mana Menko Hukum, HAM, Imigrasi dan Pemasyarakatan itu sekarang dijabat oleh seorang pakar hukum tata negara, Yusril Ihza Mahendra. Jadi, apakah ada angin segar buat penyelesaian masalah HAM di Indonesia? Still not sure, tapi rasa-rasanya sih jauh nih, guys.
Kok gitu??
Wait until you read about: Keterangan Prof. Yusril yang bilang, “Fokus ke depan, jangan terus melihat yang lalu-lalu,” katanya gitu. Yep, you read it right. Konteksnya tuh gini: Kemenko yang dia pimpin ini kan baru ya di pemerintahan. Jadi Pak Yusril bilangnya dia masih nunggu arahan nih dari Presiden harus ngapain. Nah, tapi kalau menurut dia pribadi, pemerintah tuh baiknya fokus aja melihat ke depan, since kasus pelanggaran HAM di masa lalu tuh bakal sulit terungkap, guys. In his words, Pak Yusril bahkan bilang, “Jangan kita terus melihat ke masa yang lalu. Apalagi masa lalu itu sudah susah sekali untuk kita ungkap, mungkin karena bukti-buktinya sudah tidak ada, atau peristiwa itu sudah lama sekali."
….
Belum selesai, beb. Kamu juga harus tahu soal stance-nya Pak Yusril soal apa yang terjadi pada bulan Mei tahun 1998. Well, to give you some refresher, Mei ‘98 tuh kan jadi sejarah kelam ya buat bangsa kita. Kerusuhan besar-besaran, di situ juga ada penjarahan khususnya ke etnis Tionghoa, sejumlah aktivis bahkan diculik, dsb. Adapun sejak 2023 lalu, Komnas HAM udah menetapkan Peristiwa Mei ‘98 itu sebagai Pelanggaran HAM Berat, guys. Terus, Menko Hukum dan HAM ini, ujug-ujug malah bilang Mei ‘98 itu bukanlah Pelanggaran HAM Berat.
Lah???
Bingung gak lo?? Yep, jadi menurut Prof. Yusril, dalam keterangannya Senin (21/10/2024) usai pelantikan kemaren, sebenernya kita nih nggak ada menghadapi permasalahan HAM Berat selama beberapa tahun terakhir. Iya, pelanggaran HAM Berat kayak genocide, ethnic cleansing, itu nggak ada katanya. “Mungkin terjadi justru pada masa kolonial ya pada waktu awal perang kemerdekaan kita 1960-an,” katanya gitu. Ditanya Peristiwa Mei ‘98 termasuk juga apa enggak? “Enggak,” katanya.
Hadeh bapak...
Blunder kan? Ehehhe. Statement “Enggak”-nya Pak Yusril tadi kemudian langsung mendapat respons dari berbagai pihak ya, salah satunya ya Komnas HAM. Again, disampaikan oleh Komisioner Komnas HAM, Anis Hidayah pada Selasa (22/10/2024), Komnas HAM tuh udah menetapkan Peristiwa Mei 1998 sebagai kasus Pelanggaran HAM Berat. Bahkan, sejak Januari 2023 lalu, Presiden Joko Widodo juga udah menetapkan peristiwa ini sebagai Pelanggaran HAM Berat, guys. Jadi apa maksudnya nih Menko ngomong “Enggak”???
Kepala, pundak, blunder lagi, blunder lagi…..
We know riteeee. Padahal itu statement doi pertama sebagai Menko loh. Makanya besokannya, langsung diklarifikasi deh tuh sama yang bersangkutan. Pak Yusril bilang soal HAM ini, pertanyaannya kemaren nggak begitu jelas, guys. Dari pov dia, kemaren tuh konteksnya ngomongin genocide dan juga ethnic cleansing, “Memang tidak terjadi tahun 1998,” katanya. Jadi ya udah, Menko Yusril menegaskan pemerintahan ke depan bakal fokus mengkaji seluruh rekomendasi dari pemerintahan terdahulu terkait peristiwa ‘98. Bakal koordinasi juga sama Menteri HAM Natalius Pigai dan dengerin lagi pernyataan Komnas HAM.
Talking about Menteri HAM….
Menteri HAM Natalius Pigai juga lagi heboh diomongin di mana-mana gara-gara minta tambahan anggaran. Tambahan anggarannya nggak main-main, dari yang sebelumnya dikasih Rp64 miliar buat Kementerian Hak Asasi Manusia, sama Pak Pigai minta dinaikkan sampai Rp20 Triliun! Well, in his defense, Pak Pigai bilangnya, “Mereka berpikir Kementerian HAM hanya mengawasi pekerjaan-pekerjaan pemerintah, tidak!” Yep, Pak Pigai bahkan bilang kerjaan kementeriannya tuh banyak, guys. Terutama untuk mendukung programnya Presiden Prabowo Subianto. Mulai dari Makan Bergizi Gratis sampai pembangunan 3 juta rumah rakyat, pihaknya harus make sure itu semua sesuai sama nilai-nilai HAM.
Tapi sampe Rp20 T banget???? Buat apa??
Buat bangun kampus, guys. Ciyus. Pak Natalius Pigai mau mendirikan Universitas Hak Asasi Manusia aka UNHAM. Beliau juga mengklaim Unham ini akan jadi satu-satunya di dunia. Isinya ada jurusan ekonomi, sosial, budaya, gitu-gitu. Terus ada lab-nya juga, bahkan pusat studi HAM pun juga ada di situ. Makanya butuh sampe Rp20 T, guys. Nah, menyikapi hal ini, DPR RI sih Senin depan bakal manggil Pak Pigai dulu sih terkait permintaannya ini.
Percuma ada Universitas HAM kalo yang diperjuangkan, disuarakan setiap Kamis belum ketemu titik terangnya….
We know, we know. Makanya, terus bersuara terus ribut, guys! Speaking of Aksi Kamisan, yang harus kamu tahu adalah, Aksi Kamisan yang udah berjalan sejak Januari 2007 akan menghentikan kegiatan mereka berkirim surat ke Presiden. Yep, jadi Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan yang mengawal Aksi Kamisan udah nggak mau berkirim surat ke Presiden Prabowo. Aktivis sekaligus advokat Asfinawati bilangnya gini: "Tidak masuk akal kami memberikan surat kepada presiden untuk menuntaskan pelanggaran HAM, jika pelaku pelanggaran HAM adalah presiden itu sendiri,” kata Mbak Asfi. Tapi bukan berarti aksinya udah enggak ada. Mereka akan terus bersuara berdiri membelakangi Istana Negara sampai akhirnya dapat jawaban dan penyelesaian.
Is it too much to ask?