Hacker PDN Buka Akses Data Gratis, Satpol PP Jakarta Menertibkan 15 Orang Pencari Suaka, Kasus Kematian Afif Maulana, Kampanye Larangan Buang Sampah Sembarangan di Gunung Halla National Park

Admin
UTC
9 kali dilihat
0 kali dibagikan

Good morning

Hi, in case you're a little bored on this another usual day, always remember The Plastics' mantra: On Wednesdays, we wear pink. Meanwhile, in the news universe, you will get all the latest updates from PDNS. Scroll down...

 

Everybody, today is a big day....

Hacker PDN mau buka akses datanya, guys.

Yoi. Setelah dua mingguan Pusat Data Nasional Sementara aka PDNS di-hack, dan warga +62 banyak yang bertanya-tanya kayak "AMALAN GUE APA YA KOK GUE JADI WARGA WAKANDAAA?", akhirnya kemaren banget nih, Pemerintah Indonesia dapat “Surat Cinta” dari si hacker, guys. Yep, doi bilang, “Ngerasa kan lu? Udah, jangan sedih lagi. Nih kita buka akses datanya. FREE!”


For real???

Yep. Kita kembali lagi dengan drama PDN Sementara yang di-hack ygy. Jadi, setelah bikin server berbagai lembaga pada down, terus ketahuan ternyata nggak ada back up, sampe pemerintah digobl*k-gobl*kin DPR RI, akhirnya ada lagi nih update terbaru dari Pusat Data Nasional yang di-hack ini, guys. Adapun update terbaru ini datang dari none other than… Si hacker-nya langsung.


Udah ketahuan hacker-nya siapa? 

Nggak perlu nunggu ke-spill, si hacker-nya sendiri yang muncul ke publik, guys. Nggak cuma muncul, hacker yang mengatasnamakan Brain Chipper ini juga bilang hari ini banget nih, mereka bakal udahan ngeretasnya. So in that sense, mereka bakal kasih kunci enkripsi supaya data pemerintah Indonesia yang maha penting itu bisa diakses kembali. Yep, you heard it right. hal ini legit disampaikan di website Brain Chipper yang di-upload kemaren.


Apa katanya? 

Gini gini: Dalam postingan-nya kemaren, Brain Chipper bilang: “This Wednesday, we'll give you the keys for free. If the government representation, considers it wrong to thank the hacker. You can do it privately at the post office. p.s. We leave a monero wallet for donations, we hope that by Wednesday we will get something. (And we repeat again:  we will give the keys absolutely free of charge and on our own initiative)."


For free tapi berharap something, agak passive aggressive yha….

We know rite. Tapi ya intinya gitu. Nah, yang harus kamu tahu adalah, dalam postingan-nya itu, Brain Chipper juga bilang aksinya ini nggak ada kaitannya sama sekali dengan politik, guys. Mereka di sini cuma mau menegaskan bahwa keamanan siber tuh penting. “Jadi jangan pelit-pelit pls soal anggaran. Terus yang ngurusin keamanan siber ini harus yang beneran ngerti plis,” gitu lah kira-kira. Tapi knowing that ternyata tindakannya ini end up bikin repot seluruh masyarakat Indonesia, Brain Chipper menyampaikan permintaan maafnya.


Smells fishy...

Iya kan? Nah menyikapi posting-an ini, masyarakat Indonesia tuh somehow bingung, guys.”Ini beneran nggak sih?” gitu kan. Kalau menurut pengamat cyber security, Alfons Tanujaya sih, jangan kegocek dulu, guys. Iya, masih abu-abu banget kapan si Brain Chipper ini bakal kasih kunci enkripsinya. Secara, di situ cuma tertulis "this Wednesday" kan. “Rabu ini tuh Rabunya orang Jawa, atau Rabunya besok benaran? Dia enggak kasih tanggal,” kata Pak Alfons.


Logika w dibilang "This Wednesday" ya hari ini nggak sih? 

Wait until you hear about: Pak Alfons menemukan ada countdown di website-nya Brain Chipper ini, gengs. Countdown-nya tuh terhitung 3.105 hari. Mikir dong, “Countdown apaan neh? OHH countdown buat rilis akses data PDN ya?” Cuma itu yang paling make sense saat ini kalau kata Pak Alfons, guys. Nah, itung aja sendiri 3.105 hari dibagi 365 hari dalam setahun. Meaning 3.105 hari dari sekarang tuh….. 8,5 tahun lagi! That being said, bisa aja hari Rabu setelah 8,5 tahun lagi baru akses datanya dirilis! Makanya Pak Alfons wanti-wanti jangan kemakan janji palsu begitu, guys.


YA ALLAH DATA GUE…..

Gimana rasanya jadi warga Wakanda? :))) Mimin juga sih, lol. Terus nih guys, dalam rapat antara Kominfo, BSSN, dan Komisi I DPR RI kemarin, pihak DPR tuh udah make sure ada nggak data kita yang bocor? Kepala BSSN, Hinsa Siburian di situ bilangnya saat ini tim forensik mereka masih terus menyelidiki hal itu, guys. Hasilnya... surpriseeee, bocor beneranguys! Dan tahu nggak data apa yang bocor? Yak, datanya Kominfo!


WHAT???? 

Again, you heard it right. Bocornya data Kominfo ini ditemukan di salah satu dark web namanya BreachForums. Di situ, legit ditulis mereka menjual data-data Kominfo yang didapat dari PDN Sementara, guys. Mulai dari data pribadi, sistem keamanan lisensi perangkat lunak, dan berbagai dokumen lainnya dari 2021-2024 resmi dijual senilai USD 121.000. Nggak tanggung-tanggung, si seller-nya ini bahkan ngasih sample berupa nomor induk karyawan, data rincian software, bahkan sampai akun bank-nya juga ada. Adapun sampai berita ini ditulis, belum ada keterangan apapun dari Kominfo either soal data yang bakal bisa diakses lagi atau soal bocornya data dan dijual di dark web.


GILA

We know, we know. Hal ini ofc jadi pelajaran tersendiri lah ya buat pemerintah kita, terutama terkait soal kualitas keamanan siber. Makanya Jumat lalu, Presiden Joko Widodo menggelar rapat dengan segenap jajarannya. Adapun menurut Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan aka BPKP, Yusuf Ateh, Pak Presiden tuh menginstruksikan supaya ada audit yang menyeluruh soal tata kelola PDN, guys. Tujuannya ya biar ngerti aja apa yang salah dari tata kelola PDN, ceunah.


Kan udah dibilang itu bukan masalah tata kelola….

TAPI KEBODOHAN :))). Yep, hal itu yang disampaikan Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid waktu rapat kemaren, guys. Menyusul hal ini, Ketua DPR RI, Puan Maharani dalam keterangannya kemaren juga menyebut pemerintah tuh harus banget evaluasi secara serius di sini. Biar ke depannya, nggak ada lagi tuh data nasional ke-hack begini. Pokoknya harus ada tindak lanjut lah. Supaya ratusan lembaga yang server-nya down gara-gara drama PDN ini bisa teratasi.


Got it. Now wrap it up….

Jadi ya gitu intinya, guys. Evaluasi dan keseriusan pemerintah dalam penanganan cyber security beneran dipertaruhkan di sini. Speaking of pemerintah, let’s zoom in sebentar ke: Menkominfo, Budi Arie Setiadi. Gara-gara PDN ke-hack, banyak masyarakat yang menuntut supaya Budi Arie dicopot dari jabatannya kan. Sampai ada petisinya segala bahkan. Nah, menyikapi hal ini, Kelompok Relawan Pro Jokowi di mana tempat Budi Arie berasal nggak terima, guys. Bendahara Umum Projo, Panel Barus menyebut nggak make sense kalau Budi Arie harus dicopot. Secara, dalam situasi ‘perang’ kayak sekarang ini, Budi Arie tuh ya ‘komandan perang’ lah kan. “Masa komandan perang disuruh kabur?” katanya gitu. Selain itu, Sekjen Projo, Handoko juga menilai Budi Arie tuh harus tetap fokus memenangkan peperangan di sisa waktu tersisa ini.


Sungguh sebuah logika...

 

When you have to always count your blessings...

Iya guys,

Meski kadang bos nyebelin, deadline banyak, temen ada yang rese, negeri Wakanda ada-ada aja tingkahnya, kita tetep harus bisa bersyukur, loh. At least we got roof over our head, dan warm food on the tableBecause that's not the case for most of the migrants who are temporarily seeking shelter in Indonesia. Yep, kemarin Satpol PP Jakarta baru aja menertibkan 15 orang pencari suaka yang membangun tenda di depan kantor UNHCR yang terletak di Setiabudi, Jakarta Selatan.


Hah, pencari suaka?

Iya, mereka ini adalah para pencari suaka yang merasa nasibnya ngga jelas di Indonesia. Jadi, mereka membangun tenda gitu di depan kantor UNHCR, lembaga PBB yang emang ngurusin pengungsi. Mostly para pencari suaka ini datang ke Indonesia by boat dengan harapan bisa lanjut ke Australia atau bisa dapet suaka aka tempat tinggal dan berlindung di Indonesia. Tapi karena udah setahun ga jelas statusnya, maka para pengungsi ini bikin tenda deh di depan kantor UNHCR, dengan tujuan supaya status mereka lebih diperhatikan.


But honestly, who are they?

Ya literally pencari suaka guysor we can call them pengungsi juga. Jadi menurut Dirjen Imigrasi Kemenkumham Pak Silmy Karim, at least ada 15 pencari suaka yang diangkut oleh Dirjen Imigrasi dari lokasi tenda. Kata Pak Silmy, 15 pengungsi itu terdiri dari 13 orang dewasa dan 2 anak. Mereka berasal dari Sudan, Somalia, Afghanistan, Irak, Iran, Yaman, dan ada juga etnis Rohingya.


OOO...

Nah terus, mereka dibawa ke rumah detensi imigrasi. Dalam keterangannya, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi juga bilang bahwa para pencari suaka ini udah disiapkan tempat pengungsian yang layak oleh Pemprov DKI yang bekerjasama dengan UNHCR. Meanwhile untuk kehidupan sehari-hari, UNHCR juga bakal bantu guys.


Tapi kenapa ditertibkan sih?

Ya namanya juga berkemah di trotoar, tentunya bakal mengganggu ketertiban umum. Terus, Camat Setiabudi Pak Iswahyudi juga menjelaskan bahwa kondisi mereka tuh kurang layak dan kumuh, takutnya bahaya buat kesehatan juga kan. Ditambah mengganggu ketertiban juga. Jadi yaudah deh semuanya diangkut dan Satpol PP langsung gercep membongkar semua tenda. Kepala Satpol PP Kelurahan Setiabudi, namanya Pak Mahmud bilang bahwa jajarannya sama-sama polisi bakal berjaga di lokasi untuk memastikan wilayah tersebut udah clear.


Alrighy. Anything else I need to know?

Well, emang isu pencari suaka ini rumit di Indonesia, guys. Rumitnya adalah karena kita ngga meratifikasi konvensi PBB soal pengungsi, maka sebenernya kita ngga ada kewajiban untuk menerima bahkan menampung para pengungsi yang datang dari negara lain. Jadi emang rata-rata, para pengungsi yang end up di tanah air itu karena mereka lagi otw ke Australia, negara yang meratifikasi konvensi tersebut. Tapi ya kamu tau kan... dengan kapal seadanya dan kondisi laut yang keras, banyak para pengungsi yang terdampar di pantai-pantai Indonesia mulai dari Aceh sampe Pangandaran. Kasian ya :(

 

Now, let's get you updated on: Kasus Kematian Afif Maulana....

 

Yang Kasusnya Udah Ditutup!

Iya. Kematian seorang remaja berusia 13 tahun di Padang, Sumatra Barat atas nama Afif Maulana masih menimbulkan teka-teki. Dari dugaan disiksa polisi, pihak kepolisian tetap kekeh sama pendiriannya “Nggak. Nggak gitu ceritanya”. Jadi yaa, tetap versinya polisi yang dipake, guys. Kasus ini pun akhirnya kemaren ditutup dan dianggap selesai. Di mana keadilan untuk Afif dan keluarganya kalau langsung main tutup gini coba??


Bentar. Coba jelasin dulu pelan-pelan…

Ok. Jadi gini guys, pada 9 Juni kemaren, Afif Maulana yang baru berusia 13 tahun ini ditemukan tewas mengapung di sebuah sungai di bawah jembatan di daerah Kuranji, Padang, Sumatra Barat. Pada saat ditemukan, tubuhnya udah penuh sama luka lebam dan juga memar. Dari sini pasti mikir dong, “Ada yang nggak beres nih” gitu kan. Hal itu kemudian terus ditelusuri di mana puncaknya, LBH Padang menyatakan Afif tewas akibat disiksa sama oknum polisi. (Read the full story here).


Terus terus? 

Terus pihak kepolisian juga melakukan penyelidikan kan. Adapun sejauh ini, Polda Sumatra Barat udah melakukan olah TKP, memeriksa 49 saksi, sampai mengantongi sejumlah bukti termasuk hasil visum dan hasil autopsi. Serangkaian penyelidikan ini yang bikin polisi yakin bahwa Afif nggak tewas karena disiksa. Tapi emang karena lompat ke sungai!


Lompat???

Iya. Kayak yang pernah dijelasin sebelumnya, pihak kepolisian bilang Afif Maulana ini nekat lompat dari jembatan setinggi 12 meter, guys. Dia bahkan sempat ngajak temennya, si Adit buat ikutan lompat juga. Tapi si Adit nolak dan memilih menyerahkan diri. Jadilah Afif-nya lompat sendirian. Karena lompat dengan ketinggian segitu, akibatnya ada dua tulang punggung yang patah sampai merobek paru-paru Afif. Ini yang menyebabkan Afif tewas.


Terus memar dan lebamnya?

Terus soal luka lebam dan memarnya, polisi bilangnya memar itu gara-gara Afif jatuh dari motor dan lompat ke sungai, guys. Lompatnya subuh, baru ketemu siang kan. 9 jam lah range-nya kira-kira. Dengan jarak selama itu, tubuhnya jadi muncul lebam. “Jadi luka-luka biru itu akibat memar mayat” katanya gitu. Nah dengan fakta-fakta di atas, maka Polda Sumatra Barat resmi menutup kasus ini karena dianggap udah selesai.


HAH MASA GITU DOANG? 

Wait until you hear about: Penutupan kasusnya Afif ini bahkan disebut dilakukan secara sepihak, guys. Not even ngomong dulu sama pihak keluarga. Surat-suratan administrasi pemberhentian penyelidikan juga nggak ada. Dari sini, orang-orang di pihak keluarga Afif makin memanas dong. “Eitsss, nggak bisa gitu dong bos!!!” Gitu lah kira-kira. Secara, menurut keterangan Direktur LBH Padang Indira Suryani selaku kuasa hukum, masih ada 16 saksi lagi yang belum diperiksa, guys.


Gajelas u pulici….

Belum selesai beb. YLBHI juga di sini nggak terima kalo kasus kematian Afif langsung ditutup gitu aja. Karena menurut Direktur YLBHI, Muhammad Isnur, ada peristiwa pidana yang berkaitan dengan meninggalnya Afif, guys. Yep, in case you’re puzzled, dari versinya polisi nih, Afif dan temen-temennya sebanyak 18 orang ini kan disebut mau tawuran sampai akhirnya ditindak polisi ya. Temen-temennya Afif bahkan sampe dipukulin, disetrum, disuruh guling-guling di jalan, gitu-gitu lah. Jadi ada dugaan, Afif justru meninggal karena disiksa polisi. Karena diliat dari jasadnya juga banyak lebam, luka dan pukulan yang menunjukkan dia sempat disiksa dulu.


Gila, pidana kan itu??

Correct. Hal ini termasuk peristiwa pidana, guys, That being said, Pak Isnur bilang hal ini harusnya jadi rangkaian utuh jadi satu peristiwa, dan hal ini yang harus dibongkar. Jadi nggak bisa seenaknya menutup kasus gitu aja. In his words, Pak Isnur bahkan bilang “Penutupan penyelidikan ini kan kalau tidak ada peristiwa, tidak ada bukti, atau kemudian bukan tindak pidana. Pemukulan kepada 17 anak ini kan terjadi peristiwanya”.


Terus gimana dong tuh? 

Ya gitu. Polda Sumatra Barat tetap sama pendiriannya untuk menutup kasus ini. Kapolda Sumatra Barat, Irjen Suharyono sih bilang penyelidikannya untuk saat ini udah selesai, guys. Tapi kalau ada bukti baru, bisa dibuka lagi kasusnya. Tapi ya itu, kudu ada bukti. Irjen Suharyono bilangnya “Kita tidak mau berdasarkan kata-katanya tapi harus dengan bukti,". 


...

We know rite. Selain itu, emang kedua orang tuanya Afif tuh nggak percaya banget sama keterangan polisi di atas, guys. Ayahnya Afif, Pak Afrinaldi namanya, bahkan bilang: “saya yakin seyakin-yakinnya anak saya tidak melompat, karena tidak ada tanda-tanda di badannya jatuh dari ketinggian”. That being said, kedua orang tuanya Afif, dibantu LBH Padang, masih terus mencari keadilan. Nggak tanggung-tanggung, ibu ayahnya Afif bahkan terbang langsung ke Jakarta dan datangin Komnas HAM supaya kasus ini terus dikawal. Karena ya itu tadi, sampai saat ini, pihak keluarga masih yakin kalau Afif tewas karena disiksa. bukan lompat ke sungai apalagi ikut tawuran kayak yang disampaikan polisi.


Okay…..

In that sense, pihak keluarga juga mendesak supaya Komnas HAM membentuk tim investigasi penyebab kematian Afif. Nah, sebagai salah satu langkah investigasi supaya makin jelas penyebab kematiannya Afif, makamnya Afif disebut mau dibongkar dan jenazah Afif diperiksa lagi, gengs. Ekshumasi bahasanya. Pihak keluarga udah acc, dan akan dibantu sama Komnas HAM. Tapi ya itu, proses ekshumasi ini harus dilakukan di rumah sakit sipil. Nggak boleh di rumah sakit Polri biar nggak ada conflict of interest. Jadi independensinya jelas kan. Nggak dijelaskan sih kapan ekshumasi ini akan dilakukan. We’ll get you updated deh ya.


I heard ada CCTV juga nggak sih…..

Nah iya, soal CCTV. Layaknya kasus-kasus pada umumnya, bukti rekaman CCTV tuh kan biasa dijadikan bukti pamungkas untuk mengungkap suatu perkara ya. Nah dalam case ini, yang dicari adalah rekaman CCTV di Mapolsek Kuranji, guys. Rekaman CCTV ini juga disebut bakal dikirimkan ke LBH Padang kan. Tapi sampai sekarang, rekaman CCTV di Mapolsek Kuranji nggak pernah diterima pihak LBH Padang. Muncul spekulasi dong, “Rusak kah? Sengaja dirusak kah?” Kayak yang udah-udah kan gitu ya :)).


Terus ini ada nggak? 

Menjawab hal ini, Irjen Suharyono bilang CCTV itu nggak rusak, guys. Tapi udah nggak ada. Iya, dia jelasin CCTV di kantor polisi itu tuh cuma berkapasitas 1 TB, jadinya cuma bisa nge-save rekaman selama 11 hari aja. The thing is, CCTV di Mapolsek Kuranji ini nggak dicek secara berkala, guys. Jadi kejadiannya Afif tanggal 9 Juni, tapi baru dicek lagi tanggal 23 Juni, setelah kasusnya viral. Ya udah ilang, karena udah lewat 11 hari.


Yeu kebiasaan nunggu viral dulu… Anything else? 

Parahnya lagi, yang viralin kasus ini lagi diburu sama kepolisian Sumatra Barat masa :)). Kan lucu, padahal Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga berulang kali bilang “No Viral, No Justice”. Ini yang menarik bagi Koran Tempo, guys. Dalam laporannya beberapa hari lalu, Koran Tempo jelas menyebut: “Kami yang Viralkan Kematian Afif Maulana”. Jadi udah, stop cari-cari siapa yang viralin, Mending fokus aja ngerjain tugas utama Polri: Menegakkan hukum serta melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat.


Dear Polda Sumatra Barat, Kami Juga yang Viralkan Kematian Afif Maulana. 

 

When you're a tree hugger and mountain climber...

Repeat after us: JANGAN. BUANG. SAMPAH. SEMBRANGAN. 

Yoi guys, ternyata pendaki gunung yang suka buang sampah sembarangan di puncak gunung ada di mana-mana, termasuk di Korea Selatan. HAH kenapa Korea Selatan? Karena baru-baru ini, pengelola Gunung Halla National Park di sana sampe merilis kampanye yang meminta para pendaki untuk ga buang sampah sembarangan,- especially kuah mie instan.


Iya emang, mam mie instan di atas gunung sambil liatin sunset +gorengan tuh perfect banget kan. Tapi di Gunung Halla ini, kasusnya para pendaki banyak yang membuang kuah mie-nya ke sungai, sumber mata air, maupun ke tanah. Hal ini tentu bisa mencemari lingkungan sehingga pengelola sampe harus bikin papan pengumuman supaya pendaki ga buang kuah mie sembarangan. 


"Kuah mie itu mengandung banyak garam, jadi kalo dibuang di sungai atau di sumber air, kuah ini akan mengkontaminasi air yang bersih sehingga bakal banyak ikan maupun serangga air yang keracunan," gitu isi pengumumannya guys.


FYI, Mount Halla adalah gunung tertinggi di Korea Selatan, yang tingginya mencapai 1.947 meter. Gunung ini juga terletak di Pulau Jeju, sehingga lokasinya emang merupakan salah satu tujuan wisata favorit warga. 

 

"Berapapun dikasih,"

Gitu guys kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PM) Muhadjir Effendy yang ngasih saran ke kampus-kampus swasta supaya nyari untung dari mahasiswa tuh ya dalam momentum wisuda. Hal ini karena menurutnya, orang tua mahasiswa tuh biasanya ngga keberatan untuk bayar biaya yang tinggi untuk wisuda anak. Hal ini karena wisuda tuh momentumnya hepi-hepi, jadi ortu pasti siap spend money. Meanwhile, kenaikan UKT disebutnya momentumnya kureng, karena kan bisa aja orang ekonominya lagi ngga kondusif atau bahkan gajinya telat-telatan. 

Talking about ways to make money...

 

Announcement

No one bought us coffee today :(


Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here...just click here Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!

 

Catch Me Up! recommendations

Here are some ways to fit into your old favorite jeans again...

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.