Gerbang Rafah di Perbatasan Gaza & Mesir Akhirnya Dibuka

Admin
UTC
0 kali dilihat
0 kali dibagikan

Now, some newest updates on Gaza…

Gerbang Rafah Akhirnya Dibuka Lagi
Yep, setelah ditekan kiri-kanan depan-belakang, setelah sejumlah negara ikut ambil suara menyikapi agresi militer Israel di Jalur Gaza, dan setelah berbagai kejahatan perang yang udah dilakukan Israel, termasuk mengepung semua orang stay di Jalur Gaza meskipun orang-orangnya udah pada tewas dan sekarat, akhirnya kemarin banget nih, Gerbang Rafah di Perbatasan Gaza dan Mesir akhirnya dibuka.

Finally….
Yoi, guys. Jadi as we all know sejak men-declare, “Bodo amat. Perang kita” tiga mingguan lalu, Israel tuh kan terus melakukan gempuran bom dan kejahatan perang dengan pukul rata semua orang di Jalur Gaza ya. Iya, mereka nge-stop semua basic supplies mulai dari makanan, air, bahan bakar, akses internet dan komunikasi semuanya di-stop sampai rakyat yang ada di Palestina terperangkap dari dunia luar. Apa pun kondisinya. Makanya, dari sini komunitas internasional juga udah berisik banget mendorong adanya gencatan senjata, supaya bantuan kemanusiaan tuh at least bisa masuk, guys.

Kasian….
Adapun dorongan gencatan senjata tuh juga udah diserukan lewat Sidang Majelis Umum PBB beberapa waktu lalu, di mana 120 negara anggota PBB menyatakan setuju atas gencatan senjata ini. Tapi tahu nggak gimana reaksi Israel? Yak, mereka bodo amat nggak mau gencatan senjata. Disampaikan oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pihaknya ogah gencatan senjata, karena menurut mereka, kalau gencatan senjata means: “To surrender to Hamas, to surrender to terrorism, to surrender to barbarism. That will not happen,” kata Netanyahu.

Dih….
That being said, karena mereka nolak gencatan senjata nih, maka segala aksi terrorism dan barbarism yang mereka lakukan ke Palestina juga nggak bakal berhenti, guys. Terussss terjadi, menyebabkan kehancuran yang lebih besar, dan korban berjatuhan yang lebih banyak. Iya, orang-orang semakin terperangkap di Jalur Gaza, terkepung di sana, dengan kondisi yang super memprihatinkan. Rumah sakit? HMMM, Al Ahli Arab Hospital bahkan pada 17 Oktober lalu ikut diserang :(((. Kalaupun lolos dari serangan, rumah sakit di sana juga most likely closed karena nggak ada bahan bakar untuk akses listriknya, not to mention stok obat-obatan yang juga udah menipis.

🙁 terus gimana dong? 
Again, hal ini kan kemudian jadi perhatian dunia internasional ya. Secara, yang terdampak di sini tuh bukan cuma rakyat Palestina aja, guys, tapi juga puluhan foreigners yang datang dari berbagai negara dan terperangkap di Gaza. Dari situ, negara-negara lain ribut dong. Kayak, “Halooo ini ribuan orang meninggal, terus ratusan ribu lainnya juga sekarat, mengalami injustice. Kagak ada humanity-nya samsek, bahkan warga kita juga jadi korban. Yuk solusinya gimane nehhh? Diajak ngobrol lah itu si Israel,” gitu kira-kira. So, now, everybody meet: AS dan Qatar. AS akhirnya berhasil ngajak ngomong Israel dan Hamas duduk bareng dalam sebuah pertemuan yang ditengahin sama Qatar, guys. Adapun dalam pertemuan itu, mereka juga ngajak: Mesir.

Mesir???
Yoi. Kamu harus tahu nih guys kalau Jalur Gaza di Palestina itu berbatasan langsung sama Mesir. Wilayah mereka dibatasi oleh Perbatasan Rafah namanya, di daerah Sinai. Perbatasan Rafah ini esensial banget buat jalan orang di Gaza, ya agar dapet bantuan misalnya. Cuma ya gitu, karena Palestina-nya dikepung nih, maka Rafah juga ditutup dan dijaga ketat oleh tentara Israel.  Nah, tapi kemaren banget nih, setelah dialog antara Hamas-Israel-Mesir, yang dibantu sama US dan Qatar, Perbatasan Rafah akhirnya dibuka supaya orang-orang dari Gaza bisa keluar ke Mesir, dengan terms and conditions applied, sih.

Terms and condition
 apa lagi???
Gini gini. Yang dibolehin melintas di Perbatasan Rafah ini adalah orang-orang asing yang lagi ada di Gaza, guys. Ada 500 orang totalnya, di mana berasal dari delapan negara atau mereka yang associated sama sejumlah NGO. Mereka-mereka ini kemudian dievakuasi di rumah sakit yang ada di Mesir, guys. Termasuk yang mengalami luka parah atau penyakit serius lainnya, juga bisa segera dapat penanganan medis di Mesir. Pemerintah Mesir juga bahkan disebut bakal bantu para foreigners ini untuk segera kembali ke negaranya, guys.


Wait. What about the locals? 
Nah, soal itu juga. Dalam sebuah laporan, disebutkan bahwa orang lokal Palestina yang butuh medical treatment di Mesir juga diizinkan buat melintas, guys. Jadi ya gitu. Kebayang kan itu antrean di perbatasannya kayak apa, terus pas nyampe wilayah Mesir ambulan juga udah pada ngantre dan ready buat bawa orang-orang itu ke fasilitas kesehatan dan akhirnya dievakuasi. Mesir bahkan disebut bakal bangun rumah sakit buat menerima korban, nggak jauh dari Rafah.

Good to know….
Warga Palestina sisanya, ya kudu stay di situ aja sambil menunggu bantuan kemanusiaan yaang bakal di-deliver sesegera mungkin. Yep, hal ini udah legit dikonfirmasi oleh Presiden Mesir, Abdel Fattah el-Sissi. Dalam keterangannya kemarin, Presiden El-Sissi menyebut pihaknya udah koordinasi sama berbagai stakeholders untuk pengiriman bantuan kemanusiaan di Gaza, guys. Adapun bantuan kemanusiaan itu udah datang dari Turki, Yordania, Tunisia, bahkan dari WHO dan sekarang stand by di El Arish International Airport, di Mesir. Tinggal tunggu waktu aja sampai bantuan tersebut bisa dikasih izin buat masuk ke Jalur Gaza.

Buruannn sebelum makin banyak korban berjatuhan…
We know rite. Speaking of korban berjatuhan, now let’s zoom in to: Statement-nya Presiden AS, Joe Biden yang menyebut he has ‘No confidence terkait jumlah angka kematian yang dirilis Kementerian Kesehatan Palestina. Iya, aneh banget gatu aki-aki. Di saat kita semua ngeliat berbagai video dan berita soal ribuan korban yang jatuh di Gaza, ditambah juga data dari Kementerian Kesehatan Palestina yang memberikan data terkait jumlah korban meninggal, Biden ini malah bilang doi ngga percaya sama datanya (??).

Whaaat?
Iya, dia bilang karena Kemenkesnya dikuasai Hamas, maka doi agak sus. Merespons statement ini Kemenkes Palestina kemudian merilis full semua data korbannya yang berisi nama, jenis kelamin, sampe nomor KTP yang totalnya berjumlah lebih dari 6ribuan data. Kemenkes sana bahkan bilang, angka aslinya pasti jauh lebih besar karena korban yang unidentified aja ada 300an. Nah yang harus kamu tahu adalah, even organisasi internasional Human Rights Watch menyebut data dari Palestina tersebut cukup akurat, guys. Bisa diandalkan.

Iya lah…
Angka korban itu pun bakal terus bertambah. Bahkan Selasa kemarin, tentara Israel disebut melakukan serangan di salah satu refugee camp di Jabalia :(((. Atas kejadian ini, 50 orang dinyatakan tewas dan 150 orang lainnya mengalami luka-luka. Nggak cuma itu, namanya serangan di camp, bangunan di situ pun abis rata sama tanah :(((. Duh yang begini nggak mau gencatan senjata…..
 
:(((( Wrap it up..
Jadi ya intinya gitu, guys. Serangan terus terjadi dan korban terus berjatuhan. Berbagai negara pun terus mendorong supaya konflik buruan kelar dan buruan memberlakukan gencatan senjata. AS, yang eventually nggak setuju kemaren sama resolusi gencatan senjata ini juga playing a big role di sini, guys. Bahkan, Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken Jumat ntar dijadwalkan bakal terbang ke Israel dan diskusi sama pemerintah Israel. Blinken juga disebut dijadwalkan bakal mengunjungi Perbatasan Rafah.

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.